Cerita Warga saat Dinding Masjid Roboh Timpa Anak Lagi Wudu: Terdengar Teriakan
Selain itu, terdengar juga dentuman yang sangat keras saat kejadian itu berlangsung. #newsupdate #update #news #text
Lokasi parkiran masjid yang dindingnya ditabrak sepeda motor Foto: kumparan
Lokasi parkiran masjid yang dindingnya ditabrak sepeda motor Foto: kumparan

Gian Septiawan Ardani tewas tertimpa dinding beton tempat berwudu di Masjid Raya Lubuk Minturun, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), Senin (18/9). Pelajar sekolah dasar berusia 8 tahun saat itu sedang mengambil wudu untuk salat Ashar dan kemudian akan melanjutkan mengaji.

Gian merupakan murid Taman Pendidikan Alquran (TPQ) Masjid Raya Lubuk Minturun. Dinding tempat wudu tersebut roboh akibat ulah seorang pelajar SMP berinisial MHA (13) yang melakukan freestyle motor gaya standing di parkiran.

Seorang warga dan jemaah Masjid Raya Lubuk Minturun, Safriati, mengatakan insiden itu terjadi begitu cepat. Saat itu, dia sedang berada di dalam rumah yang hanya berseberangan dari lokasi kejadian.

“Saya mendengar teriakan dan dentuman tabrakan begitu keras akibat motor menabrak dinding itu,” ujar Safriati saat ditemui kumparan, Selasa (19/9) malam.

Suara dentuman keras itu kemudian membuat perempuan 55 tahun ini berlari keluar rumah. Ia melihat sepeda motor sudah terbaring dan dinding wudu masjid telah jebol.

Lokasi parkiran masjid yang dindingnya ditabrak sepeda motor Foto: kumparan
Lokasi parkiran masjid yang dindingnya ditabrak sepeda motor Foto: kumparan

Situasi saat itu begitu panik. Safriati mengaku tidak bisa berbuat banyak, ia berlarian kian kemari meminta pertolongan dan memberi tahu kejadian ini.

“Saya dekati (tempat dinding roboh), tapi mengangkat (Gian) tidak berani,” katanya.

Safriati dan beberapa warga lainnya akhirnya memberhentikan satu unit mobil pikap yang kebetulan lewat.

“Turun, tolong angkat. Angkat langsung,” ucap Safriati. Gian akhirnya dibopong dinaikkan ke mobil untuk dilarikan ke rumah sakit. Ayah dan bibinya juga ikut di mobil pikap tersebut.

Awalnya, Gian dibawa ke Rumah Sakit Siti Rahmah. Namun kondisinya yang begitu parah lalu dirujuk ke RSUP M Djamil Padang. Akan tetapi, nyawa Gian tak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia.

“Kepalanya parah. Awalnya dibawa ke Siti Rahmah, dirujuk ke RSUP M Djamil,” imbuhnya.

Lokasi parkiran masjid yang dindingnya ditabrak sepeda motor. Foto: kumparan
Lokasi parkiran masjid yang dindingnya ditabrak sepeda motor. Foto: kumparan

Dinding Tanpa Pondasi

Dinding yang roboh merupakan pembatas di parkiran yang berada di samping masjid. Karena kondisi jalan yang mendaki, area parkir masjid ini lebih tinggi dari tempat wudu yang persis berada di bawah.

Parkiran itu beratap baja ringan, begitu pun dengan tiangnya. Sayangnya, dari pengamatan kumparan, dinding tersebut tidak ada pondasi, hanya melekat di tiang yang berbahan baja ringan.

Lokasi itu telah dipasang tali pengganti garis polisi. Di bagian bawahnya, terdapat enam keran air tempat berwudu.

Menurut Safriati, Gian mengambil wudu di keran bagian nomor dua dari sisi kanannya. Sementara temannya, keran nomor satu --saat dinding roboh dia berhasil selamat.

“Keran nomor satu anak ini posisinya, kawannya nomor dua. Di video kan sudah beranjak makanya selamat,” ungkapnya.

Pengurus Masjid Raya Lubuk Minturun, Desriadi.  Foto: kumparan
Pengurus Masjid Raya Lubuk Minturun, Desriadi. Foto: kumparan

Sementara itu, Pengurus Masjid Raya Lubuk Minturun, Desriadi, mengaku akan melakukan rapat terlebih dahulu bersama RT, RW dan tokoh masyarakat perihal apakah dinding parkiran tersebut akan direnovasi.

“Dirapatkan dulu sama RT RW dan tokoh masyarakat,” jelasnya.

Desriadi mengungkapkan insiden ini baru diketahuinya satu jam setelah kejadian. Ia tidak begitu banyak begitu mengetahui kronologi pasti.

Lanjutnya, Gian memang merupakan murid TPQ di masjid tersebut. Almarhum biasanya mengaji sehabis salat Ashar. Namun sebelum jam masuk, biasanya melangsungkan salat terlebih dahulu.

“Kronologinya ya seperti yang di video. Anak kita ini masih belajar mengaji iqra. Mengajinya sore, setelah Ashar. Sebelum mengaji ambil wudu siap-siap salat Ashar,” imbuhnya.

“Ya tiba-tiba datang anak SMP standing-standing sepeda motor. Ya di luar kendali, ditabrak dinding. Nasib nahas anak kita,” sambungnya.

Tangkapan layar CCTV saat tembok mulai runtuh usai ditabrak motor. Foto: Dok. Istimewa
Tangkapan layar CCTV saat tembok mulai runtuh usai ditabrak motor. Foto: Dok. Istimewa

Terekam CCTV

Detik-detik korban tertimpa dinding beton ini terekam CCTV hingga beredar di media sosial. Terlihat, korban yang memakai seragam mengaji berlari menuju tempat wudu. Di sana, sudah terdapat temannya.

Lalu korban mengambil wudu di temani rekanya. Di saat bersamaan, terdapat dua orang pelajar SMP berdiri dan telah memarkirkan sepeda motor Mio putih. Juga terdapat bapak-bapak bermain handphone di atas sepeda motornya.

Tak lama berselang, datang dua orang pelajar lainnya dengan mengendarai sepeda motor Mio hitam. Saat sampai di parkiran masjid, pelajar yang berbonceng turun dari sepeda motor Mio hitam ini.

Namun, kemudian pengemudi sepeda motor hitam malah melakukan freestyle motor gaya standing hingga hilang kendali. Sepeda motor menabrak dinding beton, lalu korban tertimpa hingga dinyatakan tewas. Sedangkan rekannya selamat mengindar.

https://kumparan.com/kumparannews/cerita-warga-saat-dinding-masjid-roboh-timpa-anak-lagi-wudu-terdengar-teriakan-21DoAcXYkIV

What's your reaction?

Comments

https://www.hitabatak.com/assets/images/user-avatar-s.jpg

0 comment

Write the first comment for this!

Facebook Conversations