views
Sustainable tourism atau pariwisata yang berbasis lingkungan menjadi tren wisata yang akan terus dikembangkan seiring berjalannya waktu. Hal ini pun dibuktikan dengan sektor industri pariwisata yang mulai meninggalkan cara-cara lama, dan menggantinya dengan inovasi-inovasi baru yang berbasis lingkungan.
Mulai dari hotel, tempat wisata, hingga maskapai penerbangan kini mulai mengembangkan pariwisata yang berkelanjutan. Di airlines misalnya, beberapa maskapai penerbangan kini mulai mengganti bahan bakarnya dari avtur ke bahan bakar Sustainable Aviation Fuel (SAF).
Hal tersebut pula yang dilakukan oleh maskapai penerbangan asal Swiss, Swiss International Air Lines, anak perusahaan Lufthansa Group. Country Manager Lufthansa Group, Julia Muljadi, mengatakan untuk mendukung program wisata yang berkelanjutan, separuh armada Swiss Air Lines nantinya akan menggunakan bahan bakar SAF.
"Sebagai bagian dari Lufthansa Group, target kami di tahun 2030, yaitu 50 persen pesawat kami akan menggunakan bahan bakar SAF," ungkap Julia saat ditemui kumparan di acara makan malam eksklusif bersama Swiss Tourism di The Hermitage, A Tribute Portfolio Hotel, Jakarta, belum lama ini.
Swiss Air Lines saat ini telah menginvestasikan miliaran dolar Amerika Serikat (AS) untuk pesawat terbang yang semakin ekonomis, yang merupakan alat yang sangat efektif untuk memastikan efisiensi penerbangan yang optimal.
Hal ini juga yang menjadi alasan Swiss Air Lines untuk menjadi maskapai penerbangan komersial pertama yang terbang dari Swiss, dengan bahan bakar penerbangan berkelanjutan.
Untuk mengurangi emisi CO2 yang dikeluarkan dari armadanya, Swiss Air Lines telah melakukan beberapa langkah. Salah satunya adalah dengan melakukan pemodernan armada yang lebih canggih dan ramah lingkungan, seperti menggunakan pesawat Airbus A32Xneo dan Airbus A220. Setiap pesawat generasi baru yang dikembangkan menghasilkan emisi CO2 hingga 25 persen lebih sedikit dibandingkan pendahulunya.
SAF Sebagai Kunci Penerbangan Non-Karbon
Penerbangan yang bebas karbon atau neutral carbon kini menjadi sebuah keniscayaan. Sebab, belum ada inovasi baru seperti hadirnya pesawat listrik, atau pesawat hidrogen untuk ukuran pesawat komersial apa pun.
Adapun kendala utama di sini adalah rendahnya kepadatan energi baterai, dan fakta bahwa masih sangat sulit untuk menyimpan hidrogen dalam jumlah besar secara teknologi.
Sebaliknya, SAF adalah alternatif asli bahan bakar jet fosil yang dapat dengan mudah digunakan untuk pesawat terbang. Selain pesawat terbang dengan teknologi generasi terbaru, SAF mewakili langkah terpenting transportasi udara dalam perjalanannya menuju masa depan yang berkelanjutan.
Sementara itu, Sales Manager Lufhtansa Group, Charles Suryanto, mengatakan selain menggunakan pesawat dengan bahan bakar yang ramah lingkungan, pihaknya juga mengajak penumpang untuk turut serta dalam program tersebut.
"Berbicara tentang sustainability, kita juga mengajak para penumpang untuk ikut bergabung dalam berbagai program SAF," ujar Charles.
Selain menggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan, di tahun 2024 Swiss Air Lines juga akan menghadirkan pengalaman baru bertajuk Swiss Senses yang tersedia di seluruh kelas penerbangan.
"Di tahun 2024 kita juga mulai gradually changes our cabin, jadi Swiss Senses yang ada di pesawat first class, bisnis class, premium economy, dan economy," pungkasnya.
https://kumparan.com/kumparantravel/50-persen-armada-swiss-air-lines-akan-berbahan-bakar-saf-di-tahun-2030-21czQHrxYf4
Comments
0 comment