Butet: Kisah dan Makna Perjuangan yang Tersembunyi dalam Lagu
Lagu Butet: Warisan Batak Toba yang Menggetarkan Jiwa
Lagu Butet berasal dari suku Batak Toba, salah satu komunitas terbesar di Sumatera Utara. 'Butet' sendiri berarti bayi atau anak perempuan dalam bahasa Batak. Namun, lagu ini lebih dari sekadar sebuah lullaby; ia menyimpan kisah perjuangan dan semangat tak tergoyahkan.
Berangkat dari kisah masa penjajahan Belanda, lagu ini mengungkapkan harapan dan keteguhan hati seorang ayah yang berjuang di pengungsian serta doa ibu agar sang anak tumbuh menjadi sosok pejuang masa depan — bahkan sebagai simbol Palang Merah demi kemerdekaan dan keselamatan negeri.
Lirik Lagu Butet
Butet di pangungsian do apang mu ale, Butet Da margurilla da mardarurat ale, Butet Butet so tung ngolngolan roha muna ale, Butet Paima tona manang surat ale, Butet I doge doge doge (hi) da i doge (hi) doge Butet, so tung ngol-ngolan roha muna ale, Butet Musunta i ikkon saut do talu ale, Butet Butet, haru patibu ma magondang ale, Butet Asa adong da palang merah ale, Butet Da palang merah ni negara ale, Butet I doge doge doge (hi) da i doge (hi) doge
Terjemahan dalam Bahasa Indonesia
Putriku, ayahmu sedang berada di pengungsian Bergerilya dalam darurat, putriku Putriku, jangan jemu hatimu menunggu Menunggu kabar berita, putriku Wahai wahai wahai ya wahai... Putriku, ayahmu akan cepat pulang Musuh kita itu harus dikalahkan, putriku Cepatlah besar putriku Agar kelak kau menjadi palang merah Palang merah negara kita. Wahai wahai wahai ya wahai...
Lagu ini pertama kali dinyanyikan oleh seorang bermarga Tobing di Gua Perjuangan hutan Naga Timbul sebagai ungkapan cinta dan harapan dalam masa perang. Melalui lagu Butet, semangat patriotisme dan perjuangan diwariskan dari generasi ke generasi — sebuah pengingat abadi akan tekad untuk mengalahkan masa-masa kelam dan menatap masa depan dengan penuh keyakinan.
Comments
0 comment