Ahli Gizi: Stunting Bisa Dipengaruhi dari Gizi Calon Ibu Sejak Usia Remaja
Jadi tak cuma balita dan anak yang perlu dioptimalkan gizinya, tapi juga remaja ya, Moms. #momsupdate #moms #update #text
Ahli Gizi, Mifta Novikasari S.P, M.K.M, dan Corporate Communication Manager Frisian Flag Indonesia, Fetti Fadliah, pada acara kumparanMOM Playdate November di kantor kumparan, Jakarta, Sabtu (25/11/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Ahli Gizi, Mifta Novikasari S.P, M.K.M, dan Corporate Communication Manager Frisian Flag Indonesia, Fetti Fadliah, pada acara kumparanMOM Playdate November di kantor kumparan, Jakarta, Sabtu (25/11/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan

Stunting masih menjadi masalah besar yang harus segera diselesaikan demi masa depan bangsa Indonesia. Ya Moms, sebab stunting tidak hanya membuat tubuh anak pendek, tapi juga menghambat pertumbuhan otak anak. Bahkan parahnya, anak yang terlambat didiagnosa stunting, perkembangan otaknya tak dapat optimal 100 persen meski sudah dilakukan perbaikan gizi.

Nah cara utama mencegah stunting adalah dengan memenuhi kebutuhan gizi anak dalam asupan makanan hariannya. Salah satu yang paling penting adalah memenuhi konsumsi protein hewani.

Protein hewani dinilai lebih efektif mencegah stunting karena kandungan gizinya tinggi dan mudah diserap oleh tubuh. Oleh karena itu dalam sesi talkshow kumparanMOM Playdate kali ini tema yang diangkat adalah "Protein Hewani: Cegah Stunting dan Dukung Kecerdasan Anak".

Menurut ahli gizi Mifta Novikasari S.P, M.K.M yang juga jadi narasumber di kumparanMOM Playdate November, stunting harus dicegah sedini mungkin. Bahkan pencegahannya tak hanya dimulai dari sejak atau sebelum kehamilan, tapi lebih baik saat anak masih usia remaja.

"Stunting dipengaruhi dari gizi calon ibu sejak usia remaja. Kemudian dia jadi wanita usia subur, menikah, hamil, saat hamil, lalu menyusui (kebutuhan gizinya harus selalu dipenuhi)," kata perempuan yang akrab disapa Novi ini, Sabtu (25/11).

Ahli Gizi, Mifta Novikasari S.P, M.K.M, dan Corporate Communication Manager Frisian Flag Indonesia, Fetti Fadliah, pada acara kumparanMOM Playdate November di kantor kumparan, Jakarta, Sabtu (25/11/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Ahli Gizi, Mifta Novikasari S.P, M.K.M, dan Corporate Communication Manager Frisian Flag Indonesia, Fetti Fadliah, pada acara kumparanMOM Playdate November di kantor kumparan, Jakarta, Sabtu (25/11/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan

Sementara itu, Corporate Communication Manager Frisian Flag Indonesia Fetti Fadliah, mengatakan, berdasarkan riset yang dilakukan Frisian Flag SEANUTS 2019, 1 dari 3 anak di Indonesia mengalami stunting. Riset itu melibatkan 17 ribu anak-anak se Indonesia.

"Kemudian dari SEANUTS 2020, 1 dari 4 anak di Indonesia mengalami stunting, agak turun sedikit," kata Fetti.

Meski demikian, angka itu masih jauh dari target pemerintah yang mematok angka stunting turun hingga 14 persen pada 2024.

Fetti menyebut, stunting sangat dipengaruhi saat anak berada di periode golden age, atau 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Meski demikian ia tak menampik apa yang disampaikan Novi bahwa pemenuhan gizi ibu harus dilakukan sedini mungkin sejak usia remaja untuk memutus mata rantai stunting pada keturunannya.

"Ketika masuk usia sekolah, mungkin anak sudah memilih jajanan sendiri, tapi mereka memilih jajanan yang tidak tepat. Ibu juga mungkin sibuk enggak bisa bikinin bekel, jadi banyak zat gizi terlewatkan. Jadi usia sekolah cukup rentan juga," tutur Fetti.

Protein Hewani Tak Cuma Daging

Suasana acara kumparanMOM Playdate November di kantor kumparan, Jakarta, Sabtu (25/11/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Suasana acara kumparanMOM Playdate November di kantor kumparan, Jakarta, Sabtu (25/11/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan

Dalam sesi talkshow ini, para peserta kumparanMOM Playdate tak hanya mendengarkan paparan dari narasumber, namun juga bisa berinteraksi dan sharing terkait apa yang mereka alami. Salah satunya dikemukakan ibu asal Jakarta Barat, Indah.

Indah mengaku anak perempuannya yang kini berusia 3 tahun 8 bulan belum mampu mengunyah daging. Sehingga selalu dilepeh setiap kali diberi daging dan membuat Indah khawatir kebutuhan nutrisi anaknya tak tercukupi.

Suasana acara kumparanMOM Playdate November di kantor kumparan, Jakarta, Sabtu (25/11/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Suasana acara kumparanMOM Playdate November di kantor kumparan, Jakarta, Sabtu (25/11/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan

Menjawab pertanyaan tersebut, Fetti menegaskan bahwa protein hewani tak hanya daging. Bahkan menurut FAO, protein hewani yang paling mudah diserap tubuh adalah telur. Kemudian susu, ikan, baru daging merah dan daging putih.

"Anakku juga sampai 5 tahun enggak bisa ngunyah daging. Cuma memang I did everything dengan beragam kreasi. Jadi memang, again, balik lagi ke kreativitas orang tua. Tapi jangan nggak dikasih protein hewani," katanya.

Jadi, jika anak menolak atau melepeh makanan, jangan langsung menyerah ya, Moms. Ingat kata para ahli, anak bisa menerima makanan setelah 15 hingga 20 kali percobaan sampai akhirnya mereka bisa menyukai suatu makanan, lho!

https://kumparan.com/kumparanmom/ahli-gizi-stunting-bisa-dipengaruhi-dari-gizi-calon-ibu-sejak-usia-remaja-21e7gEojAst

What's your reaction?

Comments

https://www.hitabatak.com/assets/images/user-avatar-s.jpg

0 comment

Write the first comment for this!

Facebook Conversations