Ahok Ungkap Alasan Mundur dari Pertamina: Ahokers Ingin Saya Bareng Ganjar

Politikus PDIP, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, mengungkapkan salah satu alasannya mantap mundur dari jabatannya sebagai Komisaris Utama Pertamina. Meski selama menjabat di Pertamina ia mengantongi pendapatan yang besar, namun Ahok mengaku akhirnya ia tetap memilih mundur.

"Saya bisa [kasih] alasan macam-macam dong. Tuh [misalnya] kalau 02 menang, gue juga ada alasan, temen gue nih. Ya dong? Kalau 03 menang, ya lapor Ibu (Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri) juga kan, kan Ibu yang tugaskan saya tidak keluar. Bisa berbagai alasan. Lalu saya lihat, ini Ahokers minta Ahok bareng Ganjar," tutur Ahok di Rumah Aspirasi Relawan Ganjar-Mahfud di Jakarta Pusat, Minggu (4/2).

Awalnya, Ahok mengaku ia sebenarnya masih ragu dengan keputusan itu. Sampai akhirnya, ia menghubungi salah satu temannya, pengamat politik Yunarto Widjaya, soal keputusannya mundur dari Pertamina.

"Si Totok (Yunarto) dia bilang, 'Saya sudah bergumul dengan kondisi Jakarta. Ahok mesti nyatakan sama Ahokers, jangan bimbang ke mana'. Dia bilang, 'Gue juga ngerti gaji lo, bonus lo gede banget di Pertamina. Kalau gue nyuruh lo mundur, sama aja gue kayak nyembelih lo punya duit' begitu saya bilang mundur. Waduh, ini jawaban doa saya, saya pikir boleh juga," canda Ahok.

Setelah mundur pun, Ahok mengaku ia sempat digoda oleh beberapa orang karena akan kehilangan salah satu sumber penghasilan terbesarnya setelah keluar dari Pertamina. Namun, Ahok menyebut, ia tak masalah dengan hal tersebut karena situasi negeri ini sedang genting.

"Ibu Mega mengatakan, 'Pak Ahok soal tiga periode, kalau orang jahat yang memimpin negeri ini, presiden Indonesia itu sangat berkuasa. Saya saja waktu jadi presiden, pertama kali pilpres, kalau saya mau curang, saya yang jadi presiden,' kata Ibu Mega," tutur Ahok menirukan ucapan Megawati.

Meski sedang menjadi calon petahana, Ahok menuturkan, Megawati saat itu tetap tak mau menggunakan kekuasaannya karena tak ingin reformasi yang diperjuangkan gagal. Untuk bisa sampai di titik aturan presiden hanya bisa dua periode, menurut Megawati, harus ada darah dan air mata yang dikorbankan.

"Kenapa sekarang kita mau ubah [aturan dua periode]? 'Pak Ahok percaya sama saya, Istana itu banyak makhluk-makhluk, karena pintu masuk ke sana kalau enggak hati-hati bisa lupa,' kata beliau," tutup Ahok.