Airlangga Usul Dana Peremajaan Sawit Naik Jadi Rp 60 Juta

Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengusulkan anggaran untuk peremajaan sawit naik menjadi Rp 60 juta. Usulan itu dia utarakan dalam rapat internal di Istana Presiden membahas kebijakan sawit.

"Pertama tentang replanting sawit. Dilihat realisasi (dari target) 180 ribu hanya tercapai 30 persen. Salah satu yang menjadi kendala adalah kendala di regulasi. Olehe karena itu, tadi diminta agar Permentan agar dikaji karena kebun rakyat tidak bisa di-replanting karena diminta dua hal, satu mengenai sertifikat, kedua rekomendasi dari KLHK," kata Airlangga, Selasa (27/2).

Menurutnya, untuk mendapatkan rekomendasi dari KLHK saat ini tidak mudah sehingga implementasi peremajaan sawit lambat. Selain itu, juga ada persoalan di anggaran.

"Kami juga usulkan kenaikan dana untuk replanting yang sekarang di berikan Rp 30 juta itu untuk dinaikkan ke Rp 60 juta. Kenapa harus dinaikan Rp 60 juta karena dari hasil kajian naskah akademik dan juga komunikasi dangan para pekebun itu untuk replanting mereka baru bisa berbuah di tahun ke-4," kata Airlangga.

Sehingga, kata dia, kalau dananya hanya Rp 30 juta itu hanya cukup untuk mereka hidup di tahun pertama. Dengan alasan itu maka ada usulan dananya dinaikkan jadi Rp 60 juta.

"Oleh karena itu kalau ditingkatkan menjadi Rp 60 juta maka biaya hidup, sekirar Rp 15 juta per tahun itu bisa di-cover. Sehingga mereka bisa melakukan tanaman sela atau tanaman lain untuk menunjang hidup juga. Jadi ini yang diusulkan, ini dalam pembahasan lanjutan," terang Menko.

Persoalan lain yang dibahas, adalah mengenai ketelanjuran lahan yang jika dilihat dari daftar masuk keluarannya masih sangat sedikit. Padahal proyek peremajaan sawit sudah masuk UU Ciptaker dan sudah dikerjakan sejak tahun 2021.

"Kemudian, ketiga kita lihat program lain dari BPDPKS kita lihat program lain juga kita kaji untuk pemberian beasiswa keluarga pekebun. Itu yang kita bahas, rapat belum selesai nanti akan dilanjutkan lagi," pungkasnya.