Ba Na Hills: Menyusuri Golden Bridge Kastil Gaya Eropa di Pucuk Bukit Vietnam

Angin kencang menggoyang kereta gantung yang ditumpangi kumparan, saat mengunjungi destinasi wisata Ba Na Hills, Da Nang, Vietnam. Kereta bergoyang, tapi, wahana itu tetap melaju secara otomatis. Perlahan tapi pasti.

Sedikit demi sedikit, Ba Na Hills mulai terlihat. Pucuk-pucuk kastil a la Eropa menjulang, sementara di belakang kami, lanskap kota Da Nang dan teluk nya terlihat.

Sesuai namanya, Ba Na Hills terletak pada barisan pegunungan Annamite, atau dalam bahasa Vietnam, Day Truong Son. Dulunya, situs Ba Na dilirik oleh kolonial Prancis sebagai tempat peristirahatan.

"Pada 1920, orang Prancis datang membangun villa dan resort untuk Gubernur Jenderal. Tapi, sejak 1954 setelah Prancis kalah, kawasan ini ditinggalkan," kata Huong Duong, pemandu tur Vietnam berbahasa Indonesia yang lebih memilih dipanggil Joko ini.

Kami berangkat dari kota Da Nang menuju kaki Ba Na Hills. Setelah membeli tiket seharga 900 ribu dong, kami diajak menaiki kereta gantung.

Kereta gantung akan menempuh jalan menanjak sejauh 5 kilometer dengan waktu kurang lebih 20 menit.

Sesampai di lokasi Ba Na Hills, kami disuguhi dengan arsitektur megah layaknya negeri dongeng. Kastil menjulang, serta arsitektur Eropa.

Di sekitarnya, terdapat para penjual makanan, seperti barbeque hingga kedai beer. Dipadu dengan dinginnya cuaca, anda akan dibuat takjub dengan kemampuan Vietnam membangun tempat wisata dengan bangunan megah di ketinggian 1430 meter di atas permukaan laut.

Jembatan Emas, Memandang Da Nang dari Ketinggian

Puas berfoto di antara kastil-kastil tersebut, kami diajak mengunjungi Golden Bridge. Jembatan ini berbentuk lengkungan, yang disangga oleh dua batu, yang dipahat menjadi dua telapak tangan.

Seolah-olah, kita berjalan di sebuah jembatan yang disangga oleh dua tangan raksasa. Dari lokasi ini, kita bisa melihat lagi keelokan kota Da Nang dan garis pantainya.

"Jembatan ini dibangun di bekas kawasan desa Prancis. Setelah terbengkalai, pemerintah mulai merevitalisasi tempat ini pada 2008," kata Joko.

Jika beruntung kita bisa melihat beberapa reruntuhan bangunan Prancis, seperti rumah atau villa yang dibiarkan dan perlahan ditelan oleh pepohonan perbukitan Ba Na.

Bagi wisatawan yang ingin mengunjungi tempat ini, harap memperhatikan cuaca. Pasalnya, cuaca di perbukitan tempat ini cepat sekali berubah. Saat kami datang di gerbang Sun World, cuaca cerah. Namun cuaca jadi mendung, bahkan gerimis turun dalam tempo 20 menit perjalanan kami menggunakan kereta gantung.

Untuk mengunjungi destinasi ini, anda bisa memesan taksi dari pusat kota Da Nang menuju pintu masuk Sun World Ba Na Hills. Tarifnya berkisar antara 400 ribu dong, atau 260 ribu rupiah. Perjalanan akan menempuh waktu 50 menit dari pusat kota.