Badan Otorita Tegaskan Bangun IKN Lebih Banyak Investasi Swasta, Bukan APBN

Badan Otorita IKN menegaskan pembangunan IKN Nusantara tidak akan menjadi beban APBN. Sebab, mayoritas anggarannya berasal dari investasi swasta atau di luar APBN.

Deputi Pendanaan dan Investasi OIKN, Agung Wicaksono, mengatakan hal tersebut bisa dibuktikan dengan melihat progres pembangunan IKN dari groundbreaking yang sudah dilakukan sejauh ini.

"Total waktu itu groundbreaking (tahap) pertama Rp Rp 23 triliun, groundbreaking kedua November lalu, termasuk Pakuwon, total Rp 13,1 triliun. Jadi kalau tahap pertama Rp 23 triliun, lalu Rp 13,1 jadi hari ini sudah komitmen Rp 36 triliun untuk pembangunan IKN yang berasal dari non-APBN, non anggaran negara," kata Agung saat konpers secara online, Jumat (15/12).

Adapun groundbreaking tersebut di antaranya seperti hotel, gedung perkantoran, rumah sakit, fasilitas pusat pelatihan sepak bola berstandar FIFA, sampai fasilitas di sektor energi.

Agung membandingkan fasilitas yang sedang dibangun saat ini lebih banyak yang menggunakan anggaran non-APBN dibanding yang menggunakan APBN.

"Anggaran negara saat ini kalau kita hitung 2022 itu sekitar Rp 5 triliun, lalu alokasi di 2023 itu Rp 29 triliun. Jadi kalau dihitung sekitar Rp 35 triliun. Jumlahnya hampir sama bahkan lebih banyak investor dibanding dari APBN," kata Agung membandingkan.

"Ini menunjukkan bahwa IKN ini memang betul-betul bukan kota yang dibangun hanya dari uang negara, tapi dari partisipasi masyarakat, swasta, terutama sejauh ini para investor dalam negeri yang jadi investor pelopor," tambahnya.