Bahlil Sindir Target Investasi Airlangga Hartarto Tak Realistis di 2024

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyebut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto terlalu ambisius dalam menentukan target investasi pada 2024.

Ia menilai target investasi Rp 1.650 triliun di 2024 yang dibuat Airlangga tak realistis.

Berbeda dengan target investasi tahun depan, Bahlil optimistis target Rp 1.400 triliun di tahun ini bisa tercapai. Asal tidak ada kekacauan yang menghambat investasi.

Hal ini didukung oleh realisasi investasi di kuartal III 2023 senilai Rp 374 triliun. Secara kumulatif, hingga September 2023 realisasi investasi telah menyentuh angka Rp 1.053 triliun.

Namun, Bahlil bingung dengan target investasi 2024 yang bertambah cukup banyak dari target investasi tahun ini.

Ia bilang, sebagai anak buah Jokowi dia hanya melaksanakan tugas. Serta berupaya supaya target itu bisa tercapai.

"Tapi oke, saya sebagai prajurit yang diperintahkan Pak Presiden Jokowi, saya tidak dengan Airlangga. Saya cuma (nurut) dengan Pak Jokowi, saya menjalankan apa yang disampaikan Pak Jokowi. Karena Menko saya Pak Luhut (Menko Marves), dan presiden saya Pak Jokowi. Jadi saya akan berupaya sekuat tenaga untuk melakukan hal itu (mencapai target investasi)," jelas dia.

Adapun realisasi investasi periode Juli-September (kuartal III) 2023 yaitu senilai Rp 374,4 triliun, meningkat sebesar 21,6 persen dibanding dengan periode yang sama pada tahun 2022. Realisasi investasi juga menyerap tenaga kerja Indonesia (TKI) sebanyak 516.467 orang.

Dalam paparannya, Bahlil menjelaskan lebih lanjut tentang kontribusi Penanaman Modal Asing (PMA) yang pada kuartal III 2023 mencapai Rp 196,2 triliun atau 52,4 persen melampaui Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) senilai Rp 178,2 triliun atau 47,6 persen dari capaian investasi periode ini.

Sebaran realisasi investasi di Luar Pulau Jawa pada kuartal III 2023 masih terus mendominasi dengan kontribusi sebesar Rp 190 triliun atau 51 persen dari total capaian realisasi investasi.

Adapun untuk total realisasi investasi tertinggi dipegang oleh DKI Jakarta dengan Rp 50,9 triliun diikuti oleh Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, Maluku Utara.

Khusus untuk capaian realisasi PMA, provinsi Jawa Barat kembali berhasil mencatatkan sebagai lokasi dengan realisasi PMA tertinggi yaitu sebesar USD 1,8 miliar dan kemudian diikuti oleh Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Banten, DKI Jakarta.

Sementara untuk realisasi PMDN, provinsi DKI Jakarta mencatatkan realisasi tertinggi sebesar Rp 34,2 triliun dan diikuti oleh Jawa Timur, Jawa Barat, Kalimantan Timur, dan Banten.