BI Perkirakan The Fed Naikkan Suku Bunga Acuan 2 Kali Lipat di September 2023
Bank Indonesia (BI) memperkirakan The Fed kembali naikkan suku bunga acuan 2 kali lipat bulan depan. #bisnisupdate #update #bisnis #text
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam konferensi pers Devisa Hasil Ekspor di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (28/7/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam konferensi pers Devisa Hasil Ekspor di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (28/7/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memprediksi bank sentral AS, The Fed, masih agresif menaikkan suku bunga acuan (Fed Fund Rate) di September 2023 hingga dua kali lipat dari baseline, alias 50 basis poin (bps).

Adapun BI masih mempertahankan suku bunga acuan alias BI 7 Day Repo Rate di Agustus 2023 sebesar 5,75 Persen. Namun, selain melihat pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang rendah, Indonesia juga belum lepas dari dampak ekonomi global seperti kenaikan suku bunga AS.

"Kami perkirakan September ini masih akan menaikkan Fed Fund Rate, bahkan juga ada probabilitas 2 kali lipat," ujarnya saat konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG), Kamis (24/8).

Perry menuturkan, sebelumnya BI memperkirakan The Fed menaikkan suku bunga satu kali lagi di September 2023, setelah pada Juli 2023 telah naik 25 bps menjadi 5,25 persen-5,5 persen. "Tapi baseline kami satu kali. Tapi ada potensi risiko 2 kali karena inflasi masih tinggi dan ekonominya kuat, itu di AS," jelasnya.

Dia menuturkan, BI juga tengah mengantisipasi perlambatan ekonomi China dan kebijakan moneter bank sentral Jepang yang dovish alias menunda atau menurunkan kenaikan suku bunga, bakal mendorong penguatan dolar AS.

"Ini menjadi fokus kita, bagaimana kita memitigasi risiko rambatan global tadi, bagaimana mencapainya. Jamunya bukan suku bunga, tapi jamunya intervensi di domestik non delivery forward, intervensi valas, itu terus kami stabilkan," jelas Perry.

Di sisi lain, Perry menyebutkan kurs rupiah akhir-akhir ini melemah, namun pelemahannya relatif rendah dibandingkan mata uang negara berkembang lainnya. Adapun kurs Rupiah sampai 23 Agustus 2023 secara point-to-point melemah sebesar 1,41 persen dibandingkan dengan akhir Juli 2023.

Namun secara year-to-date, kurs Rupiah menguat 1,78 persen dari level akhir Desember 2022, lebih baik dibandingkan dari Rupee India terapresiasi sebesar 0,07 persen, Baht Thailand dan Peso Filipina masing-masing mengalami depresiasi sebesar 1,31 persen dan 1,77 persen.

"Itulah cara kita memproteksi ekonomi domestik, inflasi, dan pertumbuhan dari rambatan global tapi fokus kita stabilisasi nilai tukar dengan intervensi valas," pungkasnya.

https://kumparan.com/kumparanbisnis/bi-perkirakan-the-fed-naikkan-suku-bunga-acuan-2-kali-lipat-di-september-2023-213PdgMHd8W

What's your reaction?

Comments

https://www.hitabatak.com/assets/images/user-avatar-s.jpg

0 comment

Write the first comment for this!

Facebook Conversations