Bos BI Buka Suara Soal Cadangan Devisa yang Anjlok
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo buka suara soal anjloknya cadangan devisa negara. #bisnisupdate #update #bisnis #text
Petugas menghitung uang dolar AS di Cash Pooling Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (23/6/2022). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
Petugas menghitung uang dolar AS di Cash Pooling Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (23/6/2022). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo buka suara soal anjloknya cadangan devisa negara. Perry mengungkapkan, pihaknya menggunakan cadangan devisa untuk menjaga ketahanan ekonomi Indonesia di tengah dinamika global. Itu sebabnya, angka cadangan devisa turun.

"Cadangan devisa itu kita kumpulkan kalau lagi panen. Makanya dulu naik sampai USD 139 miliar pada saat inflow nya besar dan ekspor kita besar seperti itu. Kita gunakan pada saat tekanan global, seperti ini ya wajar," kata Perry dalam konferensi pers KSSK di Kantor Pusat BI, Jumat (3/11).

Perry mengungkapkan, pihaknya tengah menggenjot cadangan devisa melalui implementasi kebijakan devisa hasil ekspor (DHE).

"Untuk DHE SDA ini sudah juga membantu peningkatan cadangan devisa. Karena term deposit valas yang di pass on oleh perbankan oleh investor ke Bank Indonesia sekarang USD 1,9 miliar. Ini belum semuanya karena memang PP 36 2023 kemarin efektifnya November dan melihat itu 3 bulan," tutur Perry.

"Mari kita lihat kembali. Tapi yakin dengan PP itu dan sinergi pemerintah dan moneter fiskal insyaallah stabilitas kita ketahanan kita akan kuat termasuk juga cadangan devisa kita lebih dari cukup," tambah Perry.

Adapun, posisi cadangan devisa Indonesia pada September 2023 turun menjadi USD 134,9 miliar. Padahal pada Agustus 2023, posisi cadangan devisa Indonesia USD 137,1 miliar.

Artinya, posisi cadangan devisa Indonesia turun USD 2,2 miliar dalam jangka waktu satu bulan.

“Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir September 2023 tetap tinggi sebesar USD 134,9 miliar, meski menurun dibandingkan dengan posisi pada akhir Agustus 2023 sebesar USD 137,1 miliar,” tutur Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI dalam keterangannya pada Jumat (6/10).

Presiden Joko Widodo (kiri) bersalaman dengan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kanan) saat ground breaking kompleks perkantoran Bank Indonesia di Ibu Kota Nusantara, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Kamis (2/11/2023). Foto: Hafidz Mubarak A/Antara Foto
Presiden Joko Widodo (kiri) bersalaman dengan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kanan) saat ground breaking kompleks perkantoran Bank Indonesia di Ibu Kota Nusantara, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Kamis (2/11/2023). Foto: Hafidz Mubarak A/Antara Foto

Erwin menyebutkan penyebab turunnya cadangan devisa Indonesia adalah adanya aktivitas pembayaran utang luar negeri yang dilakukan oleh pemerintah juga kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah.

Menurutnya, langkah stabilisasi nilai tukar rupiah tersebut dilakukan sebagai langkah antisipasi dampak rambatan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.

Lebih lanjut Erwin menjelaskan posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

“Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,” jelasnya.

Erwin menyebut BI juga memandang cadangan devisa akan tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga.

Hal ini seiring dengan respons bauran kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

https://kumparan.com/kumparanbisnis/bos-bi-buka-suara-soal-cadangan-devisa-yang-anjlok-21VQnLPCPa2

What's your reaction?

Comments

https://www.hitabatak.com/assets/images/user-avatar-s.jpg

0 comment

Write the first comment for this!

Facebook Conversations