BPS Catat Impor Beras Tembus 1,3 Juta Ton hingga Juli 2023

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor beras sepanjang Januari hingga Juli 2023 tembus 1,3 juta ton. Dengan total nilai USD 715,9 juta.

“Kalau kita lihat, total impor beras Januari-Juli 1.332.900 ton atau nilainya USD 715,9 juta,” Plt. Kepala Badan Pusat Statistik Amalia Adininggar Widyasanti di Kantor Pusat BPS, Selasa (15/8).

Amalia bilang, mayoritas beras impor yang masuk ke Indonesia dalam periode tersebut berasal dari Vietnam dan Thailand. Masing-masing sebesar 50,56 persen dan 46,33 persen.

Di sisi lain, BPS mencatat, impor beras selain beras khusus dengan kode HS10063099 tembus 1,17 juta ton, atau senilai USD 627,2 juta.

“Kalau kita lihat harga beras secara tahunan, harga impor beras turun 4,34 persen. Namun kalau kita lihat secara kumulatif harga beras pecah impor naik 19,89 persen,” terang dia.

Sebelumnya, Direktur Utama Bulog Budi Waseso alias Buwas optimistis Bulog di akhir tahun ini bisa mengamankan pasokan beras 2,3 juta ton meski ada cuaca ekstrem El Nino dan kebijakan India menyetop ekspor beras.

Sebanyak 2,3 juta ton di akhir tahun tersebut adalah termasuk beras impor yang tahun ini pemerintah Indonesia mengimpor 2 juta ton beras. Saat ini pengadaan sedang berjalan, sebagian beras impor sudah sampai di Tanah Air.

"Aman Alhamdulillah, jadi kalau kita bicara stok yang sekarang ada di Bulog itu 1,3 juta ton. Kita masih menyerap di dalam (negeri) sama nanti yang ada kita mau mendatangkan untuk stok. Jadi kalau datang stoknya ini sampai, yang kuotanya 2 juta, ya kita punya stok akhir itu 2,3 juta (ton)," kata Buwas di Istana Negara," Rabu (2/8).

Mayoritas beras impor itu didatangkan dari Thailand dan Vietnam. Buwas juga menyebut negara Pakistan yang masih membuka peluang. Pemerintah sedang mencari alternatif lain setelah India menyetop ekspor beras mereka.

Buwas mengatakan keseluruhan impor beras 2 juta ton itu akan masuk Indonesia paling lambat pada 4 Desember 2023. Tahap pertama impor sebanyak 500 ribu ton beras sudah tiba di Indonesia. "Sudah selesai tahap pertama. Ini mungkin tahap ke empat," sambung Buwas.

Pemerintah juga berencana memulai musim tanam padi lebih cepat karena puncak El Nino atau musim kering ekstrem diprediksi puncaknya terjadi di Agustus ini. Selain menyerap beras, Bulog juga ditugaskan menyalurkan beras melalui operasi pasar.

"Yang penting stok kita sudah mau memadai. Tadi, kalau kita sampai akhir tahun stok kita, berasnya Bulog ini kalau tidak ada pengeluaran untuk operasi pasar, kan sekarang enggak ada operasi pasar hanya ritel-ritel, ya ada si operasi pasar tapi tidak besar. Jadi sampai akhir tahun kita punya stok 2,3 juta," pungkas dia.