Budiman Sudjatmiko Pernah Berseberangan dengan Prabowo: Jangan Ada Dendam

Politikus PDIP Budiman Sudjatmiko kembali menyinggung soal dukungan terhadap Prabowo Subianto. Budiman menyebut, dia tak ada dendam dengan Prabowo meski pernah berada di posisi berseberangan.

Hal tersebut dia sampaikan saat acara Kopi Darat Nasional (Kopdarnas) PSI di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Selasa (22/8).

"Jangan ada dendam. Saya kira kemarin bertemu dengan orang yang 25 tahun lalu ngejar saya, mau menangkap saya, tapi setelah 23 tahun kita harus ganti prioritas banyak sekali perubahan-perubahan," kata Budiman yang dihadirkan sebagai narasumber dalam acara tersebut.

Saat itu Prabowo menjabat Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad). Ia baru dilantik Soeharto pada Maret 1998.

Isu pun menguat. Prabowo disebut-sebut sebagai salah satu tokoh penting di balik peristiwa kerusuhan tahun 1998. Sementara Budiman adalah anak muda yang menentang segala bentuk otoritarianisme Orde Baru saat itu.

Namun kini, Budiman berbalik arah dengan mendukung Prabowo sebagai capres 2024.

Prabowo Minta Maaf ke Budiman

Sebelumnya, Prabowo Subianto tak segan meminta maaf ke Budiman atas peristiwa tahun 1998. Sekali lagi ia menegaskan itu bukan atas keinginan pribadinya.

"Saya ingin minta maaf ke saudara, tapi dulu bukan kehendak saya. Sekarang dengan Anda bergabung, saya merasa sangat diperkuat," kata Prabowo saat menghadiri acara relawan Prabowo-Budiman Sudjatmiko di Maria Convention Center, Semarang, Jumat (18/8).

Prabowo mengaku terharu, eks aktivis '98 itu mau mendukungnya di Pilpres 2024.

"Saya harus sampaikan beberapa hal yang penting. Sebenarnya pertemuan ini bisa dikatakan mustahil, impossible. Karena Saudara Budiman berada di pihak yang berseberangan," kata Prabowo dalam sambutannya.