Bulu Tangkis Inggris Krisis, Asosiasi Gandeng Pusat Islam hingga Gereja
Bulu tangkis merupakan olahraga yang populer di Asia, tetapi sepi peminat di Inggris. #kumparanSPORT #sport #text #happening
Ganda putra bulu tangkis Inggris, Ben Lane/Sean Vendy. Foto: Richard A. Brooks / AFP
Ganda putra bulu tangkis Inggris, Ben Lane/Sean Vendy. Foto: Richard A. Brooks / AFP

Bulu tangkis merupakan olahraga yang populer di Asia, tetapi sepi peminat di Inggris. Untuk itu, Badminton England selaku asosiasi bulu tangkis di Inggris menyusun strategi untuk menumbuhkan minat olahraga ini di akar rumput.

Menurut laporan The Guardian, Badminton England kini ingin bulu tangkis menjadi olahraga paling inklusif dan mudah diakses di Inggris. Mereka membuka 200 ruang baru untuk bermain. Selain bekerja sama dengan sekolah, mereka juga menggandeng institusi keagamaan seperti pusat-pusat Islam dan gereja.

Sebab, ruang keagamaan dipandang sebagai fasilitas penting dalam upaya menumbuhkan sekitar satu juta orang yang bermain bulu tangkis di Inggris. Kepala Eksekutif Badminton England, Sue Storey, tampak optimistis dengan strategi ini.

"Kami yakin dapat membuka 200 tempat komunitas lagi dengan cukup cepat karena kami dapat menggunakan sekolah, pusat komunitas, pusat keagamaan, aula gereja, segala macam ruang,” ujar Storey, dikutip dari The Guardian.

Ganda campuran bulu tangkis Inggris, Lauren Smith/Marcus Ellis. Foto: STR / AFP
Ganda campuran bulu tangkis Inggris, Lauren Smith/Marcus Ellis. Foto: STR / AFP

"Itu adalah bagian penting dari apa yang ingin kami capai, berdasarkan latar belakang tekanan besar terhadap fasilitas dalam ruangan dan pemerintah tidak memberikan cukup dana untuk mengatasi masalah ini."

“Kenyataannya, ada ratusan juta poundsterling yang perlu dibelanjakan untuk pusat-pusat rekreasi di seluruh negeri dan uang yang dikeluarkan pemerintah hanyalah setetes air dari apa yang dibutuhkan. Sebagai olahraga, kami menyadari tidak dapat bergantung pada pusat rekreasi sektor publik di masa depan, harus mencari cara lain untuk membuka lapangan,” lanjutnya.

Strategi ini terinspirasi ide Louise Hewitt, yang mengawasi proyek Badminton England di wilayah barat laut. Pekerjaannya dengan komunitas di Manchester, Bolton, dan Bradford menunjukkan bahwa ruang komunitas lokal seringkali menyediakan lingkungan yang kondusif bagi orang-orang yang mungkin tidak nyaman berolahraga.

Hewitt percaya bahwa pendekatan memasukkan bulu tangkis ke dalam komunitas dapat dilakukan karena kualitas olahraga tersebut. Permainan dapat dilakukan pada jarak dua meter dan perlengkapannya lebih murah dibandingkan olahraga sejenis.

"Kita bisa membuat kakek-nenek bermain dengan cucu dan itu tidak diadaptasi. Saya pikir di situlah perbedaannya. Ini sangat multigenerasi [dan] dalam budaya tertentu hal ini berdampak besar," jelasnya.

Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan usai pertandingan melawan Fajar Alfian/Rian Ardianto di final All England 2023 di Utilita Arena Birmingham, Birmingham, Inggris, pada Minggu (19/3). Foto: PBSI
Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan usai pertandingan melawan Fajar Alfian/Rian Ardianto di final All England 2023 di Utilita Arena Birmingham, Birmingham, Inggris, pada Minggu (19/3). Foto: PBSI

All England boleh saja memegang predikat turnamen bulu tangkis tertua dan salah satu yang bergengsi di dunia saat ini. Namun, terakhir kali ada wakil Inggris yang juara itu pada 2005, ketika Nathan Robertson/Gail Emms menjuarai sektor ganda campuran.

Saat ini, pebulu tangkis terbaik Inggris boleh dibilang adalah Ben Lane/Sean Vendy yang menduduki urutan 18 ganda putra dunia. Sementara, masih ada pemain seperti Lauren Smith yang bermain di dua nomor sekaligus, yakni bersama Chloe Birch di ganda putri (urutan 31) dan bersama Marcus Ellis di ganda campuran (urutan 28).

https://kumparan.com/kumparansport/bulu-tangkis-inggris-krisis-asosiasi-gandeng-pusat-islam-hingga-gereja-21GFUsXTueL

What's your reaction?

Comments

https://www.hitabatak.com/assets/images/user-avatar-s.jpg

0 comment

Write the first comment for this!

Facebook Conversations