Burung Perkici Super Langka Asli Bali Menetas di Kebun Binatang Inggris

Dua burung perkici mitchell super langka berhasil menetas di Kebun Binatang Chester, Inggris. Lahirnya dua burung langka ini menjadi kabar baik buat dunia konservasi karena burung yang habitat aslinya ada di Indonesia ini masuk dalam hewan terancam punah.

Burung perkici mitchell (Trichoglossus forsteni mitchellii) pertama menetas pada 9 September 2023, sementara saudaranya menyusul dua hari kemudian. Perkici masuk dalam spesies paling terancam punah di alam liar. Dia merupakan subspesies dari perkici dada merah (Trichoglossus forsteni).

Beberapa subspesies lainnya hidup di Indonesia, tepatnya di Bali dan Lombok. Saking langkanya, para pegiat konservasi hanya menemukan tujuh subspesies di Bali pada tahun 2020.

Populasi burung perkici turun drastis akibat perdagangan satwa liar ilegal. Maraknya perdagangan ini membuat burung perkici banyak diburu dan ditangkap dari habitat aslinya di Bali dan Lombok. Banyak orang berminat beli burung perkici untuk dijadikan hadiah karena kecantikan warnanya.

Dalam daftar merah IUCN, burung perkici dada merah masuk dalam kategori terancam punah karena laporan sebelumnya menunjukkan populasi mereka hanya tersisa sekitar 50 ekor di alam liar.

“Laju perdagangan satwa liar ilegal yang tak henti-hentinya telah membuat spesies ini semakin terancam keberadaannya. sehingga pada tahun 2018 Chester bergabung dengan program pengembangbiakan konservasi, di mana setiap spesies langka yang lahir dapat membantu melindungi masa depan spesies tersebut,” kata Zoe Sweetman dari Parrot Team Manager, dalam sebuah pernyataan sebagaimana dikutip IFLScience.

“Kami sekarang menjadi rumah bagi 12 burung beo cantik ini, sayangnya jumlah ini lebih banyak dibandingkan yang tercatat di alam liar dalam beberapa tahun terakhir.”

Beruntung, masih tersisa sedikit populasi yang hidup di kebun binatang atau penangkaran di sejumlah negara termasuk Inggris. Populasi terbatas ini sangat penting bagi kelangsungan hidup spesies perkici di masa depan.

Program konservasi ini juga pernah dilakukan pada kijang bertanduk pedang yang terancam punah di Chad. Hewan-hewan itu diternakkan dan dibiakkan sehingga populasinya kembali meningkat, status konservasinya juga turun dari “punah di alam liar” menjadi “terancam punah” setelah lebih dari 500 anak kijang berhasil lahir.

Burung perkici yang lahir di Kebun Binatang Chester ini sangat berharga karena bisa menjadi bagian dari program pengembangbiakan spesies terancam punah sehingga membantu meningkatkan populasinya. Tim Chester berkomitmen akan terus bekerja di Indonesia, baik untuk melindungi burung maupun mencoba mencegah perdagangan satwa liar itu sendiri.

“Banyak burung di Indonesia kini telah hilang dari habitatnya di hutan. Inilah sebabnya kami bekerja sama dengan mitra kami di Jawa, Pusat Pembibitan Konservasi Cikananga, selama lebih dari satu dekade untuk menyelamatkan burung dan memberikan keterampilan untuk membiakkan burung di Indonesia,” kata Andrew Owen, Kepala Kebun Binatang Chester.

“Bagian dari pekerjaan ini juga mencakup kerja sama dengan masyarakat lokal untuk mencoba mengubah budaya dari menjebak burung, menjadi membantu melindungi mereka, ini merupakan tugas besar.”

Saat ini, anak burung perkici di Kebun Binatang Chester diawasi dengan ketat, berat badannya diperiksa secara rutin dan tim sedang menentukan jenis kelamin burung muda tersebut dengan sampel DNA dari bulunya.