Cerita dari Pulau Namatota Papua Barat: Sulap Sampah Plastik Jadi Eco-Batako
Oleh Rofi Amalia
Pengumpulan sampah oleh Tim KKN-PPM UGM Kita Kaimana bersama anak-anak Kampung Namatota
Pengumpulan sampah oleh Tim KKN-PPM UGM Kita Kaimana bersama anak-anak Kampung Namatota

Sampah plastik merupakan limbah yang menjadi momok permasalahan sampah di dunia karena sampah plastik sulit diuraikan. Sampah plastik sangat mengganggu kelangsungan hidup baik bagi kehidupan daratan maupun perairan. Sampah plastik yang ada di Pulau Namatota tidak hanya berasal dari penduduk setempat saja melainkan juga sampah kiriman yang sangat mudah ditemui di pesisir pantai, mengingat Kampung Namatota diapit oleh beberapa pantai.

Hanya dalam sehari, sampah yang bertaburan di lingkungan sekitar sudah cukup banyak tetapi tidak melalui proses pemilahan dan pengolahan lebih lanjut. Sampah plastik yang mendominasi yaitu kemasan minuman dan kemasan makanan.

Proses pemasakan sampah plastik untuk dibuat Eco-Batako sebagai bahan bangunan oleh Tim KKN-PPM UGM Kita Kaimana
Proses pemasakan sampah plastik untuk dibuat Eco-Batako sebagai bahan bangunan oleh Tim KKN-PPM UGM Kita Kaimana

Oleh karena itu, Tim KKN-PPM UGM Kita Kaimana memberikan solusi pengolahan sampah plastik menjadi Eco-Batako yang bermanfaat sebagai bahan bangunan. Produk Eco-Batako ini mampu mengurangi volume sampah plastik yang sangat besar. Pengolahan Eco-Batako sangatlah mudah yaitu menggunakan bahan dasar sampah plastik dan oli bekas. Tempat pengolahan Eco-Batako dibuat dari tong bekas dengan memotongnya menjadi dua bagian.

Proses pemasakan sampah plastik ini dilakukan melalui pemanasan tidak langsung sehingga api pembakaran tidak langsung mengenai sampah melainkan melalui perantara sehingga panas disalurkan oleh tong bekas tersebut. Proses ini membutuhkan panas yang stabil agar plastik dapat meleleh secara menyeluruh.

Sosialisasi pemanfaatan sampah plastik menjadi Eco-Batako
Sosialisasi pemanfaatan sampah plastik menjadi Eco-Batako

Perbandingan antara sampah plastik dengan oli bekas disarankan 3:2, tetapi hal ini dapat disesuaikan kembali ketika proses pembuatan. Produk dicetak sesuai dengan ukuran dan bentuk yang diinginkan. Solusi ini kami berikan dengan harapan ke depannya volume sampah plastik dapat berkurang dengan adanya partisipasi dari penduduk setempat untuk mengolah sampah plastik.

https://kumparan.com/rofi-amalia/cerita-dari-pulau-namatota-papua-barat-sulap-sampah-plastik-jadi-eco-batako-2105ID86Vfc

What's your reaction?

Comments

https://www.hitabatak.com/assets/images/user-avatar-s.jpg

0 comment

Write the first comment for this!

Facebook Conversations