Dirut Bulog Akui Belum Bisa Turunkan Harga Beras, Ini Sebabnya
Direktur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi, menyebutkan harga beras saat ini sudah stabil namun masih mahal. #bisnisupdate #update #bisnis #text
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo didampingi Direktur Utama Perum BULOG Bayu Krisnamurthi mengunjungi kompleks pergudangan modern Perum BULOG di kawasan Kelapa Gading, Jakarta, Sabtu (30/12/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo didampingi Direktur Utama Perum BULOG Bayu Krisnamurthi mengunjungi kompleks pergudangan modern Perum BULOG di kawasan Kelapa Gading, Jakarta, Sabtu (30/12/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan

Direktur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi, menyebutkan harga beras saat ini sudah stabil namun masih mahal. Dia mengakui, Bulog belum bisa menurunkan harga beras karena berbagai faktor.

Berdasarkan Panel Harga Pangan Badan Pangan Nasional, harga rata-rata beras premium di tingkat pedagang eceran selama sepekan ini Rp 14.980 per kg. Sedangkan untuk beras medium rata-ratanya Rp 13.190 per kg.

"Ya memang Bulog sudah berhasil menstabilkan, yang belum terus terang saja menurunkan karena ada tiga faktor besar yang membuat harganya mahal," ungkapnya di kompleks gudang Bulog Kelapa Gading, Sabtu (30/12).

Bayu membeberkan, faktor pertama harga beras mahal adalah produksi beras nasional sedang sangat rendah. Hal ini disebabkan mundurnya jadwal panen imbas fenomena El Nino.

Kemudian, biaya produksi atau input-input produksi beras yang sedang mahal, terutama kaitannya dengan komoditas pupuk. Terakhir, faktor kebijakan pangan dunia internasional.

"Beberapa kebijakan negara yang mengubah kebijakannya sehingga harga pasar beras dunia naik," jelas Bayu.

Bayu berharap produksi dalam negeri bisa terus meningkat sehingga tidak lagi bergantung pada importasi yang menyebabkan fluktuasi harga mengikuti pasar internasional.

Di sisi lain, Bulog juga tengah fokus menyalurkan bantuan pangan beras yang kini jumlah penerimanya ditambah menjadi 22,4 juta keluarga penerima manfaat (KPM). Dia memastikan upaya ini bisa turut menstabilkan harga beras.

"Paling tidak yang dilakukan oleh Bulog sekarang menjaga gejolak harga, dan kedua 22,400 KPM terpenuhi. Jadi masyarakat kita yang paling membutuhkan terpenuhi kebutuhan berasnya," tutur Bayu.

Sementara itu, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menambahkan pemerintah juga memastikan harga beras bisa stabil dengan intervensi dari bantuan pangan beras.

Beras impor asal Kamboja tiba di Gudang Bulog Semarang. Foto: Intan Alliva/kumparan
Beras impor asal Kamboja tiba di Gudang Bulog Semarang. Foto: Intan Alliva/kumparan

"Dengan beras ini bagian dari kita mengurangi tekanan di masyarakat kelas bawah, sehingga mereka juga tidak perlu nanti tadi buru-buru beli beras di stok yang nanti malah menaikkan harga," pungkasnya.

Sebelumnya, Bulog menargetkan harga beras premium di pasaran bisa turun ke level Rp 11.000 per kg melalui gelontoran bantuan pangan beras dari pemerintah. Harga beras sempat berfluktuasi hingga mencapai Rp 18.000 per kg.

"Kondisi sekarang masih Rp 13 ribuan. Kita harapannya kembali ke seperti sebelumya di angka Rp 10-11 ribu," kata Kepala Biro Humas dan Kelembagaan Perum Bulog Tomi Wijaya saat Konpers di Kantornya, Jumat (15/12).

Bulog sepanjang sudah menggelontorkan beras operasi pasar atau Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sepanjang tahun ini hingga Kamis (14/12) kemarin sebanyak 1,4 juta ton.

Pada Desember ini juga masih berlangsung penyaluran Beras Bantuan Pangan. Sehingga sepanjang 2023 ini akan ada 2,6 juta ton Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang digelontorkan pemerintah untuk mengintervensi harga beras di pasar.

Tahun depan bantuan pangan berupa beras juga akan dilanjutkan hingga Maret 2024. Bahkan Presiden Jokowi membuka opsi melanjutkannya sampai Juni dengan melihat kemampuan APBN.

https://kumparan.com/kumparanbisnis/dirut-bulog-akui-belum-bisa-turunkan-harga-beras-ini-sebabnya-21s0ZeQOyvY

What's your reaction?

Comments

https://www.hitabatak.com/assets/images/user-avatar-s.jpg

0 comment

Write the first comment for this!

Facebook Conversations