Efektivitas Kurikulum Merdeka di Tengah Maraknya Bullying di Kalangan Pelajar
Oleh Salsabila Faidah Paramita Wardani
Ilustrasi bullying di Korea Selatan. Foto: CGN089/Shutterstock
Ilustrasi bullying di Korea Selatan. Foto: CGN089/Shutterstock

Kini sudah tak asing lagi di telinga kita dengan kata Kurikulum Merdeka. Kurikulum yang diluncurkan pada tahun 2022 oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang kemudian dijadikan kurikulum nasional pada tahun 2023.

Kurikulum ini dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang lebih fleksibel, sekaligus berfokus pada materi esensial dan pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik.

Kurikulum ini memberikan keleluasaan pada pendidik untuk menciptakan pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar peserta didik. Karakteristik utama dalam kurikulum ini yang mendukung pemulihan pembelajaran ialah sebagai berikut:

  • Berfokus pada materi esensial sehingga pembelajaran lebih mendalam.

  • Waktu lebih banyak untuk pengembangan kompetensi dan karakter melalui belajar kelompok seputar konteks nyata (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila).

  • Capaian pembelajaran per fase dan jam pelajaran yang fleksibel mendorong pembelajaran yang menyenangkan dan relevan dengan kebutuhan pelajar dan kondisi satuan pendidikan.

  • Memberi fleksibilitas bagi pendidik dan dukungan perangkat ajar serta materi pelatihan untuk mengembangkan kurikulum satuan pendidikan dan melaksanakan pembelajaran berkualitas.

  • Mengedepankan gotong royong dengan seluruh pihak untuk mendukung implementasi Kurikulum Merdeka.

Projek yang menguatkan pencapaian profil belajar pelajar Pancasila dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Projek tersebut tidak diarahkan untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat oleh konten mata pelajaran.

Efektivitas kurikulum dalam kondisi khusus semakin menguatkan pentingnya perubahan rancangan dan strategi implementasi kurikulum secara lebih komprehensif.

Perubahan kurikulum mengarah pada struktur kurikulum yang lebih fleksibel. Jam pelajaran ditargetkan untuk dipenuhi dalam satu tahun. Selanjutnya fokus pada materi yang esensial. Capaian pembelajaran diatur per fase, bukan per tahun.

Memberikan keleluasaan bagi pendidik menggunakan berbagai perangkat ajar sesuai kebutuhan dan karakteristik peserta didik. Dan adanya aplikasi yang menyediakan berbagai referensi bagi guru untuk dapat terus mengembangkan praktik mengajar secara mandiri dan berbagi praktik baik.

Prinsip pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka mencakup tiga tipe kegiatan pembelajaran, yaitu sebagai berikut:

  1. Pembelajaran intrakurikuler yang dilakukan secara terdiferensiasi sehingga peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Hal ini juga memberikan keleluasaan bagi pendidik untuk memilih perangkat ajar yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didiknya

  2. Pembelajaran kokurikuler berupa projek penguatan profil pelajar pancasila, berprinsip pembelajaran interdisipliner yang berorientasi pada pengembangan karakter dan kompetensi umum

  3. Pembelajaran ekstrakulikuler dilaksanakan sesuai dengan minat peserta didik dan sumber daya satuan pendidik.

Pelaksanaan pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka merupakan siklus yang melalui tiga tahapan berikut:

  1. Asesmen diagnostik, pendidik melakukan asesmen awal untuk mengenali potensi, karakteristik, kebutuhan, tahap perkembangan, dan tahap pencapaian pembelajaran peserta didik. Asesmen umumnya dilaksanakan pada awal tahun pelajaran, sehingga hasilnya dapat digunakan untuk melakukan perencanaan lebih lanjut terkait metode pembelajaran yang sebaiknya digunakan

  2. Perencanaan, pendidik menyusun proses pembelajaran sesuai dengan hasil asesmen diagnostik, serta melakukan pengelompokan peserta didik berdasarkan tingkat kemampuan

  3. Pembelajaran, selama proses pembelajaran, pendidik akan mengadakan asesmen formatif secara berkala, untuk mengetahui progres pembelajaran peserta didik dan melakukan penyesuaian metode pembelajaran, jika diperlukan. pada akhir proses pembelajaran, pendidik juga dapat melakukan asesmen sumatif sebagai proses evaluasi ketercapaian tujuan pembelajaran.

Lalu, apa sebenarnya P5 yang diterapkan pada peserta didik?

Salah satu bagian pada kurikulum ini yaitu menerapkan pada proyek penguatan profil pelajar Pancasila. P5 merupakan upaya untuk mewujudkan pelajar pancasila yang mampu berperilaku sesuai dengan nilai-nilai pancasila, yaitu beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, kebinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.

IKM P5 menjadi istimewa karena penerapannya yang tidak terintegrasi dalam pembelajaran setiap mata pelajaran melainkan melainkan memiliki porsi khusus dalam setiap alokasi jam mata pelajaran.

Dan, itu yang membuat peserta didik memiliki kesempatan untuk dapat mengembangkan kompetensi pengetahuan, keterampilan dan sikap mereka dengan belajar dari teman mereka, pendidik, bahkan sampai tokoh masyarakat sekitar dalam menganalisis isu-isu hangat yang terjadi di lingkungan sekitar.

Efektivitas kurikulum merdeka di tengah maraknya kasus bullying peserta didik

Ilustrasi. Foto: Shutterstock
Ilustrasi. Foto: Shutterstock

Semakin maraknya kasus bullying di tengah penerapan proyek penguatan profil pelajar pancasila dalam Kurikulum Merdeka. Padahal tujuan dari kurikulum merdeka ialah membangun dan mewujudkan pelajar Pancasila.

Namun, balik halnya dengan fenomena yang terjadi, sehingga Kurikulum Merdeka malah tak menghasilkan pelajar yang menganut prinsip pancasila.

Ketidakefektifan evaluasi dan monitoring Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi terhadap Kurikulum Merdeka perlu dipertanyakan. Apa kurikulum seperti ini yang diinginkan? Lalu bagaimana tindak lanjut dari peristiwa ini?

Sikap kepala sekolah yang justru tidak efektif dalam membuat standardisasi mengenai sistem belajar dan mengajar, sehingga mengakibatkan potensi kekerasan kerap terjadi di lingkungan sekolah. Dengan demikian Kemendikbudristek, pemerintah daerah melalui dinas pendidikan harus memperbaiki sistem belajar dan mengajar secara berkala.

Ketika satuan pendidikan mampu mengimplementasikan p5 ini sesuai dengan esensi, alur, dan penilaiannya tentunya akan memberikan manfaat bagi satuan pendidikan, yaitu menjadikan satuan pendidikan yang lebih terbuka dan berpartisipasi aktif dan berkontribusi di lingkungan sekitarnya.

Bagi pendidik akan dapat mengembangkan kompetensinya untuk dapat bekerjasama dan berkolaborasi dalam merancang setiap alur pembelajaran projek. Bagi peserta didik maka memberi ruang dan waktu untuk dapat peserta didik mengembangkan kompetensi dan memperkuat karakter dan profil pelajar Pancasila, merencanakan proses pembelajaran projek profil dengan tujuan akhir yang jelas.

Semoga regulasi ini diharapkan dapat membantu satuan pendidikan dalam mengatasi dan menangani kasus-kasus kekerasan yang mencangkup kekerasan fisik dan psikis yang berorientasi pada korban.

https://kumparan.com/salsabilafaidahparamita/efektivitas-kurikulum-merdeka-di-tengah-maraknya-bullying-di-kalangan-pelajar-21HVUtRgw9f

What's your reaction?

Comments

https://www.hitabatak.com/assets/images/user-avatar-s.jpg

0 comment

Write the first comment for this!

Facebook Conversations