Heru Dorong Jakarta Jadi Global City: Kampus Ditambah, Pariwisata Ditingkatkan

Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono meminta ASN untuk mendalami potensi Jakarta ke depan. Hal ini demi menjadikan Jakarta sebagai kota global bertaraf internasional setelah Ibu Kota pindah ke IKN, Kalimantan Timur.

Salah satunya menurut Heru, ASN dapat mendukung upaya penambahan universitas hingga pariwisata di Jakarta.

"Saya minta ASN semuanya bisa memahami Jakarta ke depan. Kemungkinan DKI Jakarta nanti bisa namanya menjadi daerah khusus Jakarta atau juga Daerah Khusus Ekonomi Jakarta," kata Heru dalam diskusi virtual Badan Pengelola Keuangan Daerah Provinsi (BPKD) DKI Jakarta bertajuk 'Menuju Jakarta Global City, Kamis (12/10).

"ASN harus tahu Jakarta mengarah ke global city. Sebagai contoh kita juga harus menambah universitas yang bertaraf internasional, jumlah museum, budayanya. Bagaimana menyampaikan budaya itu ke negara tetangga. Bagaimana kita juga meningkatkan pariwisata," ujar dia.

Selain itu, Heru menilai kualitas SDM akan sangat berpengaruh pada kualitas Kota Jakarta. Sehingga ia meminta ASN untuk mendidik anak agar menjadi SDM berkualitas.

"DKI ada ASN 76 ribu. Kalau semuanya itu masing-masing punya anak, dikali saja 2. Apalagi anak sekarang pegangnya gadget. Tolong generasi penerus ini bisa memperhatikan anaknya menjadi anak yang berkualitas. Sebagai contoh juga, anak-anak ASN DKI, jadi contoh anak-anak tetangganya," kata Heru.

Heru juga berpesan kepada ASN untuk menangani perpindahan penduduk ke DKJ dengan baik.

"Jakarta menjadi global city masih banyak tantangan. Urbanisasi, perpindahan penduduk yang tidak bisa direm, karena itu juga menjadi hak asasi mereka untuk tinggal di Jakarta," ujar dia.

"Tapi jika mereka tidak memiliki pekerjaan yang layak dan rumah yang layak, maka itu dampaknya nanti ke global city, dampaknya bantuan sosial kita naik terus, tumbuh terus," kata dia.

Selain itu, Heru mengimbau ASN dapat merawat fasilitas Jakarta hingga membantu menyelesaikan persoalan stunting.

"Kemaren saya baru dari Pekojan 1 di Jakbar, stuntingnya naik terus dari 5 menjadi 9 anak. Rawan gizi dari 20 ribu anak menjadi 27 ribu anak. Dan yang sudah diselesaikan sekitar 13 ribu," ujar dia.

"Jadi teman-teman ASN DKI Jakarta harap memberikan informasi yang benar kepada masyarakat," tandas Heru.