Inflasi Terkendali, BI Diproyeksi Tahan Suku Bunga Acuan 6 Persen
Inflasi terkendali, Bank Indonesia (BI) diproyeksi tahan suku bunga acuan 6 persen.#bisnisupdate #update #bisnis #text
Konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Januari di Gedung BI, Kamis (19/1/2023). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
Konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Januari di Gedung BI, Kamis (19/1/2023). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan

Bank Indonesia (BI) diprediksi akan mempertahankan suku bunga BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) hari ini, Kamis (23/11). Hal itu dilakukan guna menjaga stabilitas rupiah.

"Kami memperkirakan BI akan mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI-7DRRR) di level 6.00 persen pada pertemuan 23 November," kata Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede kepada kumparan, Kamis (23/11).

Josua bilang, BI masih perlu menahan suku bunga, didukung oleh perkembangan terbaru dari sisi eksternal, terutama ekonomi AS yang menunjukkan bahwa inflasi akan terus menurun dan pasar tenaga kerja akan terus melonggar.

Menurutnya, hal ini menyebabkan pasar keuangan global cenderung stabil dan meningkatkan sentimen risk-on di kalangan investor karena The Fed saat ini dipandang tidak terlalu hawkish oleh pasar, sehingga memicu arus masuk ke pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.

“Akibatnya, kami melihat Rupiah cenderung menguat terhadap dolar AS dalam beberapa minggu terakhir ini, yang akan mengurangi risiko imported inflation. Imbal hasil SBN juga menunjukkan tren penurunan,” tambah Josua.

Namun, lanjut Josua, melihat ketidakpastian masih akan berlanjut karena The Fed belum memberikan sinyal mengenai ruang penurunan suku bunga, sehingga pilihan terbaik bagi BI adalah mempertahankan BI-7DRRR.

Dari sisi domestik, inflasi dilaporkan sebesar 2,56 persen yoy pada Oktober 2023, berada dalam kisaran target 2023. “Namun, kami perkirakan bahwa risiko dampak El Nino terhadap inflasi bahan makanan masih menjadi isu utama yang perlu diantisipasi dengan baik ke depannya,” imbuh Josua.

Neraca perdagangan pada Oktober 2023 juga masih mencatatkan surplus, yang mengindikasikan bahwa risiko neraca transaksi berjalan yang berbalik menjadi defisit di tahun ini tidak terlalu besar dan tidak memberikan risiko besar terhadap stabilitas rupiah.

Senada dengan Josua, Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan, BI masih akan mempertahankan suku bunga untuk bulan ini.

“Dengan perkembangan rupiah dan inflasi yang terkendali, menurut saya BI akan mempertahankan suku bunga di 6 persen,” kata Andry kepada kumparan.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira juga memproyeksikan hal yang sama. Menurutnya, BI masih akan mempertahankan suku bunga pada angka 6 persen.

“Proyeksi BI masih tahan suku bunga. Pertimbangannya terkait cadangan devisa meski menurun tapi masih gemuk, kemudian fluktuasi nilai tukar rupiah tertahan akibat tren kenaikan bunga acuan di AS melandai. Dari dalam negeri, surplus perdagangan masih jadi pertimbangan meskipun surplus tercapai karena impor nya turun di saat ekspor juga turun,” tutur Bhima kepada kumparan.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira. Foto: Ulfa Rahayu/kumparan
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira. Foto: Ulfa Rahayu/kumparan

Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky juga mengatakan BI akan mempertahankan suku bunga pada RDG bulan ini. Menurutnya, kenaikan suku bunga yang tidak terduga oleh Bank Indonesia pada bulan lalu tampaknya berhasil meredakan tekanan baru terhadap Rupiah.

Meskipun arus modal keluar masih diperkirakan terjadi karena meningkatnya ketidakpastian di pasar global, melambatnya permintaan global, dan sikap ‘higher for longer’ oleh The Fed untuk jangka waktu yang lebih lama, Rupiah kini relatif terkendali dan menunjukkan pola apresiasi selama sebulan terakhir.

Selain itu, The Fed diperkirakan tidak akan mengubah suku bunga acuannya, sehingga memberikan ruang bagi BI untuk tidak mengubah suku bunganya.

“Oleh karena itu, BI perlu mempertahankan suku bunga kebijakannya di level saat ini sebesar 6,00 persen pada pertemuan bulan November,” tulis Teuku dalam laporan kajian divisi makroekonomi LPEM FEB UI terkait RDG BI November 2023.

Di sisi lain, Teuku juga memandang, tingkat inflasi yang berada di bawah 3 persen dan surplus neraca perdagangan juga menjadi alasan bagi BI untuk mempertahankan suku bunga pada level saat ini. Ditambah, pertumbuhan di bawah 5 persen juga memberikan faktor pendukung lain bagi BI untuk mempertahankan tingkat suku bunga saat ini.

https://kumparan.com/kumparanbisnis/inflasi-terkendali-bi-diproyeksi-tahan-suku-bunga-acuan-6-persen-21dEbLs6Vra

What's your reaction?

Comments

https://www.hitabatak.com/assets/images/user-avatar-s.jpg

0 comment

Write the first comment for this!

Facebook Conversations