Investasi Sektor Industri Mamin Capai Rp 26,7 T, Potensi Pasar Cukup Besar

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman dan Indonesia (GAPMMI), Adhi S Lukman, mengatakan ada potensi pasar yang besar di sektor industri makanan dan minuman (mamin).

Realisasi investasi dari dalam negeri untuk sektor industri makanan dan minuman pada semester I 2023 menempati posisi ke-4 dengan nilai Rp 26,7 triliun, jauh dari proyeksi Rp 5,4 triliun.

"Ini menunjukkan minat industri makanan dan minuman sangat tinggi sekali dan tentunya ini juga terkait dengan potensi pasar," kata Adhi saat diskusi Forum Wartawan Industri, Senin (7/8).

Untuk realisasi investasi dalam negeri, sektor industri mamin hanya kalah dari sektor pertambangan Rp 39,3 triliun, sektor perumahan, kawasan perkantoran dan industri Rp 37,8 triliun, dan sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi Rp 32,4 triliun.

Sedangkan untuk realisasi investasi asing, sektor makanan dan minuman berada di urutan ke-7 dengan nilai USD 1,11 miliar, jauh dari proyeksi USD 2,2 miliar.

Industri makanan minuman ini, disebut Adhi juga merupakan industri yang cukup kenal dari dampak pandemi COVID-19 lalu.

"Industri mamin tumbuh terus selama pandemi dan sekarang sudah mendekati 5 persen, dan mudah-mudahan akan bisa di atas 5 persen sampai akhir tahun. Namun memang belum dikatakan normal karena normalnya sekitar 7 sampai 10 persen," kata dia.

Sementara dari kontribusinya terhadap PDB non migas, industri makanan minuman terus meningkat mencapai 38,61 persen di Triwulan I 2023.

"Ini sangat signifikan sekali bagi kontribusi industri makanan dan minuman terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia," kata Adhi.