Jelajah Budaya dan Kuliner di Pasar Semi, Desa Wisata Kaki Langit Mangunan
Oleh Novi Dwi Wahyuningsih
Desa Wisata Kaki Langit Mangunan
Desa Wisata Kaki Langit Mangunan

Desa wisata merupakan salah satu atraksi wisata yang menyajikan kebudayaan, lingkungan, tradisi, adat istiadat, dan keseharian masyarakat sebagai daya tarik utama. Tak hanya itu, dalam konsep sebuah desa wisata, masyarakat diposisikan sebagai aktor utama dalam pengelolaan dan pengembangan desa wisatanya sendiri agar dapat menghasilkan keuntungan bagi kesejahteraan masyarakat setempat.

'Salah satu desa wisata yang akan dibahas kali ini yakni Desa Wisata Kaki Langit Mangunan. Desa wisata Kaki Langit Mangunan terletak di Bantul timur tepatnya di Mangunan, Dlingo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa wisata ini, berjarak 22 km dari pusat kota Yogyakarta.

Kaki Langit sendiri sebenarnya merupakan sebuah padukuhan yang memiliki luas 180 hektare, 54 hektare merupakan hutan rakyat karena ketika ditanami tanaman pertanian mengalami gagal panen sehingga diubah menjadi hutan. Ketika konsep “Kaki Langit” ini dibentuk, jumlah penduduk di Mangunan ada sebanyak 724 jiwa (bayi-lansia), pemudanya ada 68 orang, ada 8 RT.

Berbekal semua hal ini konsep pun dibentuk selama 1 bulan penuh. Bapak Purwasono (Pengelola Desa Wisata Kaki Langit) pun akhirnya mulai membangun desa ini dengan berbasis budaya yang mana budaya ini juga merupakan salah satu pilar dari 5 pilar terpenting undang-undang 13 tahun 2012 tentang keistimewaan.

Nama “Kaki Langit” ini memiliki filosofi yang mendalam bagi kesejahteraan masyarakat setempat. Arti “Kaki” sendiri merupakan pemaknaan dari bagian tubuh yang diberikan oleh Tuhan sebagai bekal utama untuk melangkah. Maksud dari “melangkah” di sini yakni dengan adanya Desa Wisata Kaki Langit ini diharapkan dapat mengubah masyarakat melangkah dari kemelaratan dan kemiskinan menuju ke kesejahteraan.

Kemudian kata “Langit” dimaknakan sebagai pralambang dari keberadaan dan kebesaran Tuhan yang selanjutnya digabungkan menjadi “Kaki Langit” yang berarti melangkah menuju kehidupan yang lebih sejahtera tanpa meninggalkan eksistensi Yang Maha Kuasa. Desa wisata ini mulai berdiri sejak tanggal 9 Maret 2014 dan dikelola oleh masyarakat setempat.

Pasar Semi Kaki Langit (https://www.hipwee.com/travel/keunikan-pasar-kaki-langit/)
Pasar Semi Kaki Langit (https://www.hipwee.com/travel/keunikan-pasar-kaki-langit/)

Desa Wisata Kaki langit menghadirkan banyak kebudayaan yang menjadi potensi wisata untuk dikembangkan, salah satunya kuliner. Di Desa wisata ini, terdapat sebuah pasar bernama “Pasar Semi” atau Pasar Setu Minggu (Pasar Sabtu Minggu) yang terletak di desa setempat dengan luas 200 meter yang terdiri dari 11 lapak, 9 lapak dipakai untuk lapak kuliner dan 2 lapak lainnya untuk workshop.

Awal mula Pasar Semi ini muncul dikarenakan ketua pengelola desa wisata melihat adanya potensi yang besar dari aktivitas warga, yang mana mereka dapat menghasilkan makanan yang unik, khas, dan tanpa menggunakan bahan kimia. Pasar Semi mulai beroperasi tahun 2017 yang pada awal pengembangannya pasar tersebut mempunyai 13 lapak dan pada tahun itu juga pasar semi ini hanya satu-satunya pasar yang terdapat di Kota Jogja.

Pasar Semi diperuntukkan bagi penduduk desa yang tidak memiliki pekerjaan. Bergerak di sektor kuliner dan cendera mata, penjual di Pasar Semi merupakan ibu-ibu yang mana memang sama sekali belum memiliki pekerjaan. Sedangkan bagi penduduk laki-laki seperti pemuda dan bapak-bapak, mereka ikut berkontribusi dalam hal teknis seperti pembangunan dan perbaikan lapak di sana.

Untuk masyarakat yang sudah tergabung dalam homestay atau yang lainnya maka tidak diperbolehkan ikut berjualan di pasar ini. Hal ini dimaksudkan agar pemberdayaan masyarakat bisa terbagi rata.

Tempat Penukaran Koin (https://www.gudeg.net/read/10442/kuliner-ndeso-di-pasar-kaki-langit-mangunan.html)
Tempat Penukaran Koin (https://www.gudeg.net/read/10442/kuliner-ndeso-di-pasar-kaki-langit-mangunan.html)

Pasar Semi mengenalkan kuliner tradisional khas dengan memadukan konsep nostalgia. Pengunjung yang datang ke Pasar Semi tidak hanya sekadar menikmati kuliner yang ada, namun juga dapat menikmati pertunjukan yang digelar oleh warga setempat, salah satunya pertunjukan Gejog Lesung yang dilakukan oleh para lansia.

Proses transaksi jual beli yang dilakukan di pasar ini tidak menggunakan sistem pada umumnya melainkan melalui sistem transaksi penukaran yang dibuat oleh pengelola. Dengan cara menukar uang rupiah ke dalam bentuk koin kayu yang disediakan oleh pengelola pasar.

Dulunya koin kayu ini berbentuk pecahan genting sebagai sistem mata uang mereka yang mana hal itu terinspirasi dari zaman Kerajaan Majapahit, namun karena pecahan genting bahannya kotor akhirnya diganti menggunakan bahan dasar kayu. Koin kayu tersebut bertuliskan angka, misalnya 1 yang berarti Rp 1000 dan seterusnya.

Alasan penulisan angka satuan dalam koin kayu ini karena diharapkan bisa memancing rasa ingin tahu para wisatawan yang datang yang mana hal ini bisa menambah interaksi antara pengelola dan wisatawan itu sendiri. Masyarakat yang turut serta dalam kegiatan kuliner ini, disatukan dalam sebuah kelompok yang bernama “Rasa Langit”.

“Rasa Langit” sendiri merupakan salah satu dari beberapa wadah atau konsep pemberdayaan masyarakat lainnya seperti Atap langit, Budaya langit, Langit terjal, Langit ilalang, Karya langit, Langit cerdas, dan Langit hijau. “Rasa Langit” mengembangkan potensi kuliner yang menjadi daya tarik wisatawan. Menyajikan berbagai macam makanan tradisional yang sudah sulit ditemukan serta mengembalikan rasa nostalgia kepada wisatawan terutama para penikmat kuliner masalalu merupakan hal yang terbilang unik dan menarik.

Salah Satu Menu Makanan Pasar Semi (https://alodiatour.com/pasar-kaki-langit/)
Salah Satu Menu Makanan Pasar Semi (https://alodiatour.com/pasar-kaki-langit/)

Salah satu makanan khas yang dijual di pasar ini adalah Gudeg Manggar, jika biasanya gudeg menggunakan nangka, Gudeg Manggar ini menggunakan bunga kelapa yang masih muda sebagai bahan dasar yang menghasilkan cita rasa yang lebih gurih dan lebih manis. Teksturnya pun juga berbeda karena Gudeg Manggar ini dimasak selama 12 jam. Selain itu, Gudeg Manggar ini tidak hanya dijual ke pengunjung tetapi juga ke warga sekitar.

Gudeg Manggar ini sebelumnya jarang ditemukan karena dulunya hanya disajikan di Keraton yang konon katanya memberikan manfaat awet muda bagi keluarga Keraton. Jika Sri Sultan datang berkunjung ke Desa Wisata Kaki Langit, beliau pasti menikmati Gudeg Manggar ini. Selain itu ada juga makanan tradisional lain seperti Tongseng jantung pisang, Wedang uwuh, Gledak atau nasi jagung, Tiwul, Wedang seroja (sereh, jeruk, jahe), Jagung godok atau jagung rebus, Peyek, dan masih banyak lagi.

Bicara mengenai pasar kuliner, semua makanan tradisional sudah dapat menghasilkan profit atau keuntungan yang cukup besar, pembagian profit juga sudah memiliki ketentuan dan telah ditetapkan sejak awal pasar ini berdiri. Pemasukan dari makanan tradisional yang terjual di pasar ini tidak sepenuhnya menjadi milik pribadi.

Hal ini merupakan sesuatu yang lumrah bagi para pelaku kegiatan desa wisata, karena walaupun modal berjualan dikeluarkan oleh perseorangan. Namun tempat dan fasilitas lain adalah milik desa. Oleh karena itu, para penyedia tempat dan Desa Wisata Kaki Langit akan mendapatkan sepersekian profit dari penghasilan total para penjual kuliner tersebut.

Seperti yang kita ketahui bahwa di Desa Wisata Kaki Langit kuliner telah menjadi salah satu elemen penting dalam sektor pengembangan pariwisata, karena tidak dapat dipungkiri bahwa pangan merupakan suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari-hari. Begitupun di Kaki Langit, kuliner sudah tidak dapat dipisahkan dari aktivitas kepariwisataan karena memberikan manfaat berupa pemasukan dana bagi Desa Wisata itu sendiri.

Perlu diketahui bahwa tujuan dari pengadaan kuliner adalah untuk tetap melestarikan makanan khas yang ada di desa, namun lama-kelamaan akhirnya komodifikasi dilakukan supaya potensi kuliner tersebut dapat memberikan keuntungan bagi masyarakat setempat serta memberikan kontribusi bagi kemajuan perkembangan desa.

Komodifikasi kuliner yang dilakukan melibatkan pengadaan Pasar Semi dan metode transaksi yang unik dan menarik, hal itu kemudian menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung karena mendapatkan pengalaman khas dalam sistem transaksi. Strategi keunikan sistem transaksi di Pasar Semi dan kekayaan serta keberagaman potensi kuliner tersebut diharapkan dapat menarik pengunjung atau wisatawan untuk berkunjung ke Desa Wisata Kaki Langit sehingga desa dan segala potensinya dapat terus dikembangkan.

https://kumparan.com/novi-dwi-wahyuningsih/jelajah-budaya-dan-kuliner-di-pasar-semi-desa-wisata-kaki-langit-mangunan-21itVWDB7Ny

What's your reaction?

Comments

https://www.hitabatak.com/assets/images/user-avatar-s.jpg

0 comment

Write the first comment for this!

Facebook Conversations