Jokowi Khawatir Harga Minyak Bergejolak, Ini Kata Asosiasi Perusahaan Migas
Asosiasi perusahaan migas ungkap potensi harga minyak dunia usai tewasnya Presiden Iran, Ebrahim Raisi. #bisnisudpate #update #bisnis #text
Presiden Joko Widodo menerima kunjungan Presiden Iran Ebrahim Raeisi di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (23/5/2023). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
Presiden Joko Widodo menerima kunjungan Presiden Iran Ebrahim Raeisi di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (23/5/2023). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden

Kekhawatiran terjadinya gejolak harga minyak dunia usah insiden kecelakaan helikopter yang menyebabkan Presiden Iran Ebrahim Raisi tewas, semakin mengemuka.

Sebelumnya, kekhawatiran juga disampaikan Presiden Jokowi. Jokowi berharap insiden tersebut tidak mempengaruhi situasi geopolitik, utamanya ekonomi global.

Ketua Komite Investasi Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas (Aspermigas), Moshe Rizal, mengatakan kekhawatiran gejolak harga minyak mentah tidak akan terlalu signifikan.

"Memang kekhawatiran selalu ada, cuma saya melihat itu sesuatu yang standar lah, tidak jadi membeludak terus naik di angka USD 90 (per barel) dan lain sebagainya," jelasnya saat dihubungi kumparan, Selasa (21/5).

Moshe mengatakan, Iran baru akan melakukan pemilihan presiden 50 hari mendatang. Untuk sementara ini, Wapres Pertama (First Vice President) Mohammad Mokhber, ditunjuk sebagai Presiden Interim Iran.

Dia mengatakan para pengusaha masih harus memonitor eskalasi konflik geopolitik di Timur Tengah, terutama di Israel dan Palestina, sampai pemilihan pimpinan Iran baru itu tiba.

Ilustrasi kilang minyak Foto: Reuters/Todd Korol
Ilustrasi kilang minyak Foto: Reuters/Todd Korol

"Kita tidak bisa bilang itu nanti akan naik sampai USD 90 atau USD 100 (per barel), saya rasa sih tidak karena semua juga masih melihat seperti apa (pemilihan pemimpin baru)," tutur Moshe.

"Saya rasa perkiraan itu juga terlalu agresif, sementara sampai nanti ada pemilihan baru. Kita lihat saja situasi seperti apa, jadi so far sih tidak ada lonjakan seperti itu kan," imbuhnya.

Sejauh ini, Moshe menjelaskan fluktuasi harga minyak mentah masih di rentang yang moderat meskipun ada banyak ketidakpastian global. Sebab, OPEC mengantisipasinya dengan pengendalian pasokan.

"OPEC juga kemarin berusaha waktu harga minyak itu lagi jatuh, dia berusaha untuk menguatkan produksinya. Jadi memang dari sisi OPEC akan berusaha menjaga di atas USD 70-an," katanya.

Dengan demikian, Moshe menilai target harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) USD 75-85 per barel dalam kerangka kebijakan ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal (KEM PPKF) APBN 2025 juga masih realistis.

"OPEC menstabilkan harga minyak dan juga untuk men-sekuritisasi kapital mereka yang mereka sudah investikan. Jadi ya wajar-wajar saja (prediksi harga minyak) USD 75-85 per barel," kata Moshe.

https://kumparan.com/kumparanbisnis/jokowi-khawatir-harga-minyak-bergejolak-ini-kata-asosiasi-perusahaan-migas-22mdS9Fg1eN

What's your reaction?

Comments

https://www.hitabatak.com/assets/images/user-avatar-s.jpg

0 comment

Write the first comment for this!

Facebook Conversations