views
Presiden Jokowi mengungkapkan persoalan besar yang dihadapi bidang kesehatan Indonesia adalah jumlah dokter, khususnya dokter spesialis yang kurang.
Hal ini disampaikan Jokowi saat membuka Raker Kementerian Kesehatan (Raker Kesnas) bertema Transformasi Kesehatan: Melesat Menuju Indonesia Emas.
"Memang problem terbesar kita adalah dokter yang kurang, dokter spesialis yang kurang. Ini persoalan besar kita," kata Jokowi di ICE BSD, Rabu (24/4). Hadir dalam kegiatan ini Menteri Kesehatan Budi Gunawan Sadikin dan jajarannya.
Jokowi menyebut, jumlah dokter di Indonesia menempati ranking ke-147 di dunia.
"Dan supaya Bapak Ibu tahu bahwa rasio dokter kita masih 0,47. 0,47. Rankingnya 147 dunia. Rankingnya seperti itu kita harus tahu," ujarnya.
Karena itu, Jokowi menegaskan pentingnya rencana pembangunan jangka panjang dan menengah di bidang kesehatan. Ia kemudian menyinggung mengapa Kepala Bappeda dilibatkan dalam rencana pembangunan jangka panjang dan menengah kesehatan.
"Rencana pembangunan jangka panjang, rencana pembangunan jangka menengah, ada rencana induk, sambung nanti ke daerah semuanya sambung. Jangan sampai pusat ke utara, daerah ke selatan," ungkapnya.
Menurutnya, rencana jangka panjang dan menengah harus inline atau satu garis lurus. Ia juga mengatakan, rencana induk bidang kesehatan itu akan selesai pada Agustus mendatang.
"Pak Menteri yang menyampaikan, lho, ya, Agustus akan selesai. Itu harus jadi pedoman nasional, baik pusat, baik daerah, provinsi, kabupaten dan kota serta swasta. Semuanya harus sinkron, semuanya harus inline, semuanya harus seirama. Jangan berjalan sendiri-sendiri. Akan tidak menghasilkan apa-apa nantinya kalau berjalan sendiri-sendiri," pungkasnya.
https://kumparan.com/kumparannews/jokowi-ungkap-rasio-dokter-ri-ranking-147-dunia-ini-persoalan-besar-22bqi1vzVTX
Comments
0 comment