Juri Festival Teater, Landung Simatupang: Teater Jogja Makin Maju, Kurang Kritik
Oleh Pandangan Jogja
Adegan pementasan teater dalam Festival Teater antar Kabupaten/Kota se-DIY. Foto: Pemkot Yogyakarta
Adegan pementasan teater dalam Festival Teater antar Kabupaten/Kota se-DIY. Foto: Pemkot Yogyakarta

Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah selesai menggelar Festival Teater antar Kabupaten/Kota se-DIY di Taman Budaya Yogyakarta (TBY) pada Sabtu (2/9) kemarin. Kontingen Kota Yogyakarta yang membawakan pementasan berjudul Bunga Batu Kota Baru berhasil menjadi juara dan membawa pulang piala bergilir festival tersebut.

Aktor sekaligus sutradara Landung Simatupang, yang merupakan salah satu juri dalam festival teater tersebut mengatakan bahwa festival tersebut merupakan upaya penting untuk terus menjaga ekosistem teater di DIY.

Berbagai event, pementasan, serta kelompok-kelompok teater yang masih aktif di Yogya membuat kesenian ini terus mengalami kemajuan di Yogya. Salah satu parameternya adalah munculnya kelompok-kelompok teater serta pelaku seni pertunjukan dari Yogya yang berhasil menasional bahkan sampai ke level internasional.

Namun satu hal yang masih kurang dari ekosistem teater di DIY menurut Landung adalah minimnya kritik atas pertunjukan-pertunjukan teater yang ada di DIY.

“Kritik yang berperan sebagai penjembatan antara seniman kreatif dan masyarakat ini yang sangat kurang,” kata Landung Simatupang, Sabtu (2/9).

Juri festival teater, Landung Simatupang. Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
Juri festival teater, Landung Simatupang. Foto: Arif UT/Pandangan Jogja

Masalah ini menurutnya tidak hanya terjadi di Yogya, tapi juga dialami oleh ekosistem teater di Indonesia secara umum, bahkan di bidang kesenian yang lainnya.

Yang menjadi tantangan kesenian teater saat ini menurutnya justru karena terlalu banyaknya referensi yang dimiliki oleh generasi sekarang. Mulai dari film, sinetron, video klip, sampai konten media sosial TikTok, yang membuat pegiat teater muda menjadi kebanjiran pilihan ekspresi.

“Tantangannya lalu, teater ini kan sesuatu yang harus digulati dengan cukup tekun dan memerlukan proses yang lama ya untuk menjadikan diri kita seorang aktor, penulis lakon, atau seorang sutradara. Tantangannya di sini untuk anak-anak muda, proses panjang itu,” kata dia.

Adegan pementasan teater dalam Festival Teater antar Kabupaten/Kota se-DIY. Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
Adegan pementasan teater dalam Festival Teater antar Kabupaten/Kota se-DIY. Foto: Arif UT/Pandangan Jogja

Juri lain, Naomi Srikandi, yang merupakan putri sastrawan WS Rendra, mengatakan bahwa festival-festival teater seperti yang digelar Disbud DIY telah memunculkan wajah-wajah baru dalam kesenian teater.

Tak hanya melahirkan wajah-wajah baru, event tersebut juga menjadi wadah bagi generasi muda berkolaborasi dengan generasi lama yang sudah lebih dulu berkecimpung di dunia teater.

“Sutradaranya barangkali dari generasi yang sebelumnya, tapi aktornya dari generasi yang lebih baru,” kata Naomi.

Kepala Bidang Seksi Seni Dinas Kebudayaan DIY, Maulana, mengatakan bahwa dari tahun ke tahun memang terlihat perkembangan dari tiap kontingen yang menjadi peserta festival teater tersebut. Setiap kontingen dari tahun ke tahun selalu berusaha keras untuk menampilkan pementasan yang terbaik.

“Atensi peserta semakin meningkat, semakin meriah, semakin panas kompetisinya dari tahun ke tahun,” kata Maulana.

Adegan pementasan teater dalam Festival Teater antar Kabupaten/Kota se-DIY. Foto: Pemkot Yogyakarta
Adegan pementasan teater dalam Festival Teater antar Kabupaten/Kota se-DIY. Foto: Pemkot Yogyakarta

Dia berharap event festival ini bisa menjadi stimulus atau pemicu untuk melecut para pegiat teater di tiap daerah.

Satu hal yang menggembirakan dari festival ini menurut Maulana adalah mayoritas pesertanya adalah generasi muda yang rata-rata masih di bawah 30 tahun. Meskipun untuk peran penulis dan sutradaranya menurutnya memang masih banyak didominasi oleh pelaku yang sudah lebih senior.

“Jadi harapannya bukan sekedar memicu aktivitas berkesenian teaternya, tapi juga menjadi penyambung antargenerasi. Jadi pelaku yang tua dan yang muda itu bisa bertemu, bisa terus bersama untuk belajar satu sama lain, yang muda jadi lebih matang dan yang tua bisa tetap relevan,” ujarnya.

https://kumparan.com/pandangan-jogja/juri-festival-teater-landung-simatupang-teater-jogja-makin-maju-kurang-kritik-218nz1CDSxR

What's your reaction?

Comments

https://www.hitabatak.com/assets/images/user-avatar-s.jpg

0 comment

Write the first comment for this!

Facebook Conversations