Kata Mentan soal Anies Mau Ganti Food Estate ke Contract Farming

Capres nomor urut 1 Anies Baswedan ingin mengubah program food estate yang digagas Presiden Jokowi menjadi contract farming. Menurut Anies, contract farming lebih berpihak kepada petani.

Menanggapi itu, Menteri Pertanian Amran Sulaiman tak masalah ada yang memiliki pandangan berbeda terhadap food estate. Tapi, ia memastikan food estate akan dilanjutkan.

"Berbeda pandangan itu biasa, tetapi ini sekali lagi kita lanjutkan. Kita ingat sudah pernah swasembada, kan. Tiga kali swasembada, kan, itu 2017, 2019, 2020. Nah, ini kita lanjutkan karena ini sesuatu yang baik," kata Amran di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (29/11).

Amran mengatakan, ada dua strategi di pertanian, yaitu intensifikasi dan ekstensifikasi.

"Intensifikasi itu kita lakukan untuk pertanian yang sudah eksisting, kemudian kita membangun food estate itu untuk cadangan, berjaga-jaga. Jadi ini cadangan negara," ungkapnya.

Cadangan tersebut, lanjut Amran, dikelola dengan skala besar dan menggunakan sistem pertanian modern. Mulai dari proses tanam, pupuk hingga pengolahannya.

"Itu semua full mekanisasi. Nah, ini yang kita rancang menjadi pertanian modern. Jadi satu intensifikaasi, satu ekstensifikasi," tuturnya.

Meski demikian, Amran mengaku belum membaca secara utuh konsep contract farming yang dicanangkan Anies. Ia hanya memastikan food estate akan dilanjutkan.

"Kami belum baca tetapi ini food estate kita lanjutkan," pungkasnya.

Sebelumnya, Anies mengungkapkan salah satu gagasannya jika terpilih menjadi presiden adalah kemandirian pangan. Menurutnya, pengelolaan produksi pangan harus berubah dari food estate menjadi contract farming.

"Paradigma pengelolaan produksi pangan harus berubah, dari pembukaan food estate, yang dilakukan pemerintah saat ini menuju contract farming yang lebih memihak kepada petani. Kebijakan food estate yang telah dilakukan sejak Orde Baru terbukti tidak mampu menyelesaikan permasalahan pangan," kata Anies dalam acara Gagas RI di Airlangga Convention Center, Universitas Airlangga, Surabaya, Rabu (22/11).