Kenaikan Harga Beras Tak Berdampak pada Kemiskinan Ekstrem di Sumsel
Oleh Urban Id
Ilustrasi Kawasan Kumuh di Palembang, Foto : abp/Urban Id
Ilustrasi Kawasan Kumuh di Palembang, Foto : abp/Urban Id

Pj Gubernur Sumsel Agus Fatoni, menyampaikan melambungnya harga beras tidak berpengaruh signifikan terhadap angka kemiskinan ekstrem untuk wilayahnya. Berdasarkan data BPS Sumsel angka kemiskinan ekstrem di Sumsel telah mengalami penurunan dari 3,19 persen di 2022 kini menjadi 1,29 persen di 2023 lalu.

Menurut Agus Fatoni kenaikan harga beras merupakan tren yang terjadi berulang naik menjelang Ramadan dan perayaan Idul Fitri mendatang. Dengan begitu tidak membuat kenaikan di kemiskinan ekstrem.

"Semua daerah harga beras naik dan ini hanya bersifat sementara. Kalau hanya bersifat sementara tidak berdampak ke kemiskinan ekstrem,"kata dia, Rabu 28 Februari 2024.

Meski begitu, Agus Fatoni menyebutkan upaya Pemprov Sumsel untuk mengatasi harga beras yang naik dengan melalui gerakan pasar murah. Ini memungkinkan masyarakat tetap membeli bahan pokok dengan harga yang terjangkau.

Setiap harinya di Sumsel terdapat toko Kepo dan pasar-pasar yang menyediakan kebutuhan pokok dengan harga lebih murah dari harga pasaran.

"Dengan adanya pasar murah, toko Kepo, dan subsidi di pasar, harga bahan pokok tetap terjaga meskipun harga di pasar umum naik," ujar Agus Fatoni.

Sebagai informasi Pemprov Sumsel bersama Pemda Kabupaten dan Kota mengadakan pasar murah setiap hari Senin, Selasa, dan Kamis. Tak hanya memastikan kebutuhan beras Pemprov Sumsel juga mengupayakan stabilitas bahan pokok seperti telur, ayam, dan daging dipasaran jelang puasa.

"Kami akan melakukan pemetaan dan intervensi pada komoditas yang mengalami kenaikan harga," tutup dia.

https://kumparan.com/urbanid/kenaikan-harga-beras-tak-berdampak-pada-kemiskinan-ekstrem-di-sumsel-22Fake5tu9S

What's your reaction?

Comments

https://www.hitabatak.com/assets/images/user-avatar-s.jpg

0 comment

Write the first comment for this!

Facebook Conversations