Kepala Bappebti: Bursa CPO Indonesia Akan Live Mulai 20 Oktober 2023

Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Didid Noordiatmoko menyebutkan Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) atau Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia sudah dapat beroperasi atau live mulai Jumat (20/10).

Artinya, ICDX akan beroperasi atau live 2 hari lebih cepat dari yang dicanangkan sebelumnya, yaitu pada tanggal 23 Oktober 2023.

"Pokoknya besok, barusan saya dilaporin direktur ICDX, siap live, kan tanggal 23 paling lambat, kalau bisa tanggal 20 lebih cepat lebih bagus," tutur Didid saat ditanya Kumparan di sela-sela acara Trade Expo Indonesia (TEI) di ICE BSD, Tangerang pada Kamis (19/10).

Didid menyebutkan, ICDX atau Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia sebagai penyelenggara Bursa CPO Indonesia telah melaporkan bahwa Bursa CPO Indonesia sudah siap untuk memulai perdagangan minyak sawit

Kendati demikian, Didid menyebutkan volume minyak sawit yang diperdagangkan belum banyak. "Mereka lapornya udah siap, cuma memang volumenya masih belum banyak, saya bilang oke, tapi harus mulai dulu," imbuh Didid.

"Karena target saya kan triwulan satu itu baru price reference, nah sekarang yang penting ada dulu nanti kalau sudah mencapai volume yang memadai dan kontinu tiap hari, baru saya akan jual sebagai price reference," jelas Didid.

Sebelumnya, Didid dalam peluncuran Bursa CPO Indonesia menjelaskan, mulai 16 Oktober 2023 ICDX akan memberi sosialisasi dan pelatihan kepada calon perusahaan anggota Bursa CPO.

"Kami harapkan 23 Oktober 2023 Bursa CPO sudah live, sudah berjalan penuh. Dengan demikian sejak 23 Oktober kita sudah bisa bentuk price discovery," kata Didid.

Bursa CPO ini resmi diluncurkan oleh Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) pada Jumat, (13/10) di Jakarta. Bursa CPO Indonesia diharapkan dapat mendorong pembentukan harga acuan CPO yang transparan, akuntabel, dan tepat waktu, baik untuk perusahaan besar, menengah, maupun kecil/petani kelapa sawit.

Indonesia berkontribusi lebih dari 50 persen kebutuhan CPO dunia, namun belum memiliki harga acuan sendiri. Harga patokan ekspor CPO saat ini bersumber dari Rotterdam dan Malaysia.

Sebagai negara produsen CPO terbesar dunia dengan produksi 47 juta ton per tahun, sudah sejak lama Indonesia bercita-cita memiliki bursa CPO.

Kemendag telah menunjuk Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) atau Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia sebagai penyelenggara Bursa CPO Indonesia. Saat ini ada 18 perusahaan yang bergabung.