Keramas Massal di Sungai Cisadane Diajukan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda
Tradisi tersebut telah dilakukan masyarakat Tangerang sejak dahulu. #kumparanTRAVEL #newsupdate
Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah menghadiri kegiatan keramas massal yang dilakukan warga Babakan Cikokol menjelang bulan puasa pada 2024. Foto: ANTARA/HO-Pemkot
Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah menghadiri kegiatan keramas massal yang dilakukan warga Babakan Cikokol menjelang bulan puasa pada 2024. Foto: ANTARA/HO-Pemkot

Budaya keramas massal di Sungai Cisadane dan tradisi gotong tepekong diajukan sebagai Warisan Budaya Tak Benda terbaru ke Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Tangerang, Rizal Ridholloh, mengatakan tradisi-tradisi tersebut telah dilakukan oleh masyarakat Kota Tangerang sejak dahulu dan kini tetap dilakukan secara turun temurun.

"Saat ini, Kota Tangerang telah memiliki tujuh WBTB yang telah diakui secara nasional dan siap mengajukan dua lagi pada tahun mendatang," kata Rizal seperti dilansir Antara, Senin (13/11).

Rizal mengatakan, sebelumnya Tangerang juga telah memiliki tujuh Warisan Budaya Tak Benda lain yakni Tari Cokek, Tradisi Peh Cun, Orkes Gambang Kromong, Silat Beksi, Bakcang, Laksa, dan Upacara Cio Tao.

Ajukan Tiga Cagar Budaya Baru

Tak hanya itu, Disbudpar Kota Tangerang juga akan mengajukan tiga cagar budaya yaitu Makam Kapiten Oey Kiat Tjin, Gerbang Rumah Kebun Lenhoff Wergade di Kebon Besar dan Rumah Telepon yang ada di Jl. Daan Mogot.

"Ini adalah bukti bahwa Pemkot Tangerang juga mendukung tradisi dan budaya yang ada di Kota Tangerang agar tetap lestari. Sehingga, tetap dapat dinikmati, dipelajari oleh generasi selanjutnya," katanya.

Rizal berharap, pengajuan yang akan dilakukan dapat diterima dan menjadi kebanggaan bagi masyarakat Kota Tangerang. Ia juga mengimbau lara masyarakat untuk tidak melupakan dan meninggalkan tradisi-tradisi yang ada di Kota Tangerang.

"Ayo kita bersama-sama melestarikan tradisi dan budaya yang ada di Kota Tangerang. Tradisi dan budaya inilah yang memberikan warna tersendiri bagi kita dan menjadi pembeda dari yang lainnya. Mari kita lestarikan tradisi, seni, dan budaya yang kita miliki di Kota Tangerang," ujarnya.

Diketaui ada 24 cagar budaya Kota Tangerang tersebar di berbagai tempat. Di antaranya Kawasan Pasar Lama-Kelurahan Sukasari Kota Tangerang, Makam dan Masjid Jami Kalipasir-Jalan Kalipasir Indah Kelurahan Sukasari, Kota Tangerang Klenteng Bon Tek Bio, Rumah Arsitektur Cina (Benteng Haritage), Stasiun Kereta Api Tangerang.

Kemudian, Lembaga Pemasyarakatan Anak Pria, Lapas Anak Wanita, Lapas Pemuda II A, Kelenteng Boen San Bio, Petak 9, serta Rumah Dinas Bekas Wakil Direktur Lapas Anak Pria.

Berikutnya Rumah Dinas Pegawai Lapas Anak Pria, Gedung Gede, Rumah Arsitektur Tionghoa Tan Su Ek, Rumah Arsitektur Tionghoa Lim Tian Tiang dan Museum LP Anak Wanita Kota Tangerang.

Dan juga Pabrik Kecam Tan Giok Seng, Pintu Hek, Bendungan Pasar Baru, Makam Raden Aria Santika, Makam Raden Aria Yuda Negara, Pintu Air Kecil, Pintu Air Getek, dan Taman Makam Pahlawan Taruna.

https://kumparan.com/kumparantravel/keramas-massal-di-sungai-cisadane-diajukan-sebagai-warisan-budaya-tak-benda-21ZOgnCE026

What's your reaction?

Comments

https://www.hitabatak.com/assets/images/user-avatar-s.jpg

0 comment

Write the first comment for this!

Facebook Conversations