Kerja Kolaboratif OPD, Pemprov Sulbar Selamatkan 1.054 Anak dari Stunting

Mamuju - Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat (Pemprov Sulbar) melalui Satgas Penanganan 4+1 berhasil menekan stunting terhadap 1.054 anak. Hal ini tidak lepas dari kerja kolaboratif antar Organisasi Pimpinan Daerah (OPD).

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Sulbar Indahwati Nursyamsi mengatakan, dengan adanya Satgas Penanganan 4+1 mampu menggerakkan semua OPD lingkup Pemprov dan kabupaten bekerja sama mengintervensi stunting.

"Jadi stunting ini tidak lagi hanya tangungjawab Dinkes, semua OPD bergerak bersama-sama," kata Indahwati, Kamis (24/8/2023).

Dia menguraikan dari angka stunting yang menjadi target sasaran satgas adalah 16.377 anak. Hingga minggu kedua Agustus 2023, Satgas telah mengintervensi 9.085 anak stunting.

"Jadi semua OPD bergerak di setiap kecamatan dan berkoordinasi dengan Dinkes," sebutnya.

Indahwati menjelaskan, untuk mengukur keberhasilan penanganan stunting memerlukan waktu hingga enam bulan. Kendati demikian, tidak menutup kemungkinan pada tiga bulan pertama juga sudah dapat dilihat beberapa anak sudah keluar dari stunting.

Dia menuturkan, untuk tiga bulan pertama dari intervensi 9.085 anak, terdapat 1.054 anak keluar dari stunting. Selain itu kelihatan pula kasus anak yang mengalami infeksi stunting yang membuat anak tersebut tidak mengalami perubahan.

"1.054 anak ini sudah membaik, atau keluar dari stunting, tetapi ada juga yang stunting rujukan karena penyakit infeksi stunting, ada 22 anak. Ini kami terus lakukan pendampingan," paparnya.

Sementara beberapa anak yang sudah diintervensi masih menunggu perkembangan. Diharapkan satgas tetap konsisten dengan aksi yang dilakukan sehingga Sulbar mampu keluar dari stunting tertinggi kedua di Indonesia.

Penjabat Gubernur Sulbar Zudan Arif Fakrulloh berterima kasih atas kerja keras Satgas Penanganan 4+1. Dia berharap aksi yang dilakukan di setiap kecamatan terus dioptimalkan.

Zudan juga menekankan pentingnya plan do check agar intervensi yang dilakukan tepat sasaran dan berdampak langsung ke masyarakat.

"Kita harus berkerja sama dalam menangani permasalahan. Lakukan komunikasi intensif dan perkuat kerbesamaan mengecek setiap Minggu sejauh mana intervensi yang dilakukan," tandas Zudan. []