Ketika Emoji Jempol Menyeret ke Pengadilan dan Ganti Rugi Nyaris Rp 1 Miliar
Oleh Waode Nurmuhaemin
Ilustrasi emoji jempol. Foto: Pixabay
Ilustrasi emoji jempol. Foto: Pixabay

Saat ini, perubahan komunikasi juga mengubah pola pikir dan pola interaksi. Saat ini, nilai diri kita sebagiannya terletak pada aplikasi per-chat-an yang kita gunakan. Seperti kejadian di tahun 2021, ada satu kasus yang sungguh, rumit namun menjadi pembelajaran yang cukup menarik untuk kita semua.

Begini ceritanya. Chris Achter seorang petani di Kanada, dituntut oleh rekan kerjanya akibat memberikan emoji jempol pada foto kontrak pembelian jerami yang kemudian diartikan sebagai ungkapan setuju oleh rekan kerjanya tersebut.

Namun ternyata jerami itu tidak kunjung dikirimkan hingga waktu yang disepakati di perjanjian. Kemudiana terjadilah adu debat, di mana Chris Achter mengatakan bahwa emoji jempol yang dia kirim di bawah foto kontrak itu bahwa dia telah menerima pesan tentang kontrak itu dan bukan setuju.

Sebaliknya, rekan kerjanya mengartikan bahwa emoji jempol tersebut adalah tanda setuju akan kontrak. Di sinilah masalah dimulai. Rekan kerjanya tidak terima sehingga kasus ini dibawa ke pengadilan dan yang menang adalah rekan kerja Chris Achter, dan dia harus membayar uang kompensasi nyaris Rp 1 miliar, tepatnya Rp 925 juta.

Hakim mengatakan bahwa zaman sudah berubah dan pola komunikasi berubah. Sehingga makna emoji jempol diartikan sebagai persetujuan sah pengganti tanda tangan.

Ilustrasi jempol. Foto: Pixabay
Ilustrasi jempol. Foto: Pixabay

Tentu saja hal ini cukup seram. Dalam keseharian ada begitu banyak emoji yang disediakan WA untuk memudahkan kita dalam berkomunikasi. Tidak jarang, bukan hanya emoji yang menimbulkan kesalahpahaman.

Japri tidak dibaca berhari-hari juga sudah merupakan salah satu tanda dalam berkomunikasi yang artinya kamu dan pesanmu tidak penting. Bahkan ada yang datang memukul orang yang tidak menjawab japri yang dikirimkan karena merasa direndahkan. Ini kejadian nyata bisa di-search. Tidak jarang terjadi penganiayaan bahkan ke arah yang lebih serius.

Banyak juga yang langsung mengecek last seen begitu pesannya tidak dibaca berjam-jam. Yang lebih ngeri ada yang tidak membaca pesan orang namun meng-update status berulang-ulang. Hal itu sebenarnya mencerminkan kerendahan emosional inteligensi. Hal-hal seperti itu bisa menimbulkan banyak tragedi sebab kita paham bahwa WA adalah pengganti diri kita dalam berkomunikasi.

Sehingga kita harus cerdas menerapkan emosi, membaca model chat seseorang, kalau ada orang yang sok sibuk, tidak usah saja di japri. Hambur-hamburkan saja waktu dan memupuk dendam di hati. Sebab, berapa lama sih kita perlu waktu jawab japrian orang? Satu jam?

Memang itu jawab WA atau buat proposal skripsi? Sepuluh menit saja menjawab japri sudah bisa 300 kata jawaban kita. Sehingga yang membutuhkan waktu seminggu untuk sekadar menjawab "oke", "iya", "wakkkk", "sip". Sadar diri, siapa lo? Artis? Presiden?

Ilustrasi balas chat. Foto: leungchopan/Shutterstock
Ilustrasi balas chat. Foto: leungchopan/Shutterstock

Ada satu fakta menarik. Percayalah, kalau ada orang sering japri ke kita karena kita juga melakukan hal yang sama ke orang itu sehingga kalau tidak mau terus-terusan di japri yang tidak usah japri orang, kan beres. Daripada nantinya masuk pengadilan gara-gara japri? Kalau ada yang ngomong masa sih? Lah, buktinya kasus di Kanada itu? Juga emoji bulan sabit di Amerika.

Tidak usah ramah-ramah amat. Kalau lagi muak hadapi orang yang hobi nge-chat kita, cukup jawab saja dengan "wkwkwwk" yang bisa artinya "enyah lo, bosan gua dapat japrian lo mulu!". Yang waras pasti paham dan berhenti japri.

Sehingga memang dua kasus emoji menjadi pembelajaran bahwa WA saat ini, sudah menjadi avatar kita. Banyak ketersinggunggan, bahkan masuk pengadilan, karena pola komunikasi di WA. Kita saja yang mesti pandai-pandai menggunakanya bukan? Wakakakwakakkk...

https://kumparan.com/pendidikan-abad-21/ketika-emoji-jempol-menyeret-ke-pengadilan-dan-ganti-rugi-nyaris-rp-1-miliar-21FdOF22D9o

What's your reaction?

Comments

https://www.hitabatak.com/assets/images/user-avatar-s.jpg

0 comment

Write the first comment for this!

Facebook Conversations