Kisah Injil Lukas 2:39-40, Bayi Yesus Diserahkan pada Tuhan

Kisah Injil Lukas 2:39-40 masih berhubungan dengan kisah Natal. Kisah ini menarik untuk diikuti karena berisi kisah lanjutan dari sejarah kelahiran bayi Yesus.

Sebagai orang kristiani, sudah seharusnya mengetahui kisah-kisah ini secara lengkap. Selain di Sekolah Minggu, kisah ini juga masuk dalam pelajaran Pendidikan Agama Kristen/Katolik di sekolah.

Kisah Injil Lukas 2:39-40

Kisah Injil Lukas 2:39-40 merupakan bagian akhir dari Lukas pasal 2 dengan judul perikop "Yesus disunat dan diserahkan kepada Tuhan - Simeon dan Hana". Sesuai tradisi Yahudi, setelah genap waktunya, bayi Yesus dibawa ke bait Allah di Yerusalem untuk disunat.

Dalam buku Santo Yosef: Teladan di Tengah Krisis, T. Krispurwana Cahyadi, S.J (2021:33), sunat dalam tradisi Yahudi adalah tanda fisik perjanjian antara Allah dengan manusia sekaligus tanda integrasi ke dalam hidup keghamaan orang Yahudi.

Sunat dilakukan pada hari kedelapan setelah kelahiran dan biasanaya dilangsungkan pada hari Sabat. Berhubung Maria dan Yusuf atau Yosef adalah penganut Yahudi yang taat, mereka pun melakukan tradisi tersebut.

Saat tiba di bait Allah yang ada di Yerusalem, bayi Yesus dan kedua orang tuanya bertemu dengan Simeon. Ia adalah orang saleh yang dipenuhi Roh Kudus dan mendapat janji bahwa tidak akan mati sebelum melihat Mesias.

Simeon pun menyambut bayi Yesus dengan penuh sukacita. Selain Simeon, di situ juga ada Hana, seorang nabi perempuan. Ia sudah sangat lanjut umurnya.

Ketika Hana melihat bayi Yesus, Hana pun mengucap syukur pada Allah dan berbicara tentang bayi tersebut pada semua orang. Dia mengatakan bahwa anak tersebut akan memberikan kelepasan untuk Yerusalem.

Setelah semuanya itu, bayi Yesus dan kedua orang tuanya pun kembali ke kediaman mereka seperti yang tertulis pada Lukas 2:39-40. Berikut ini bunyinya.

Baca juga: 3 Makna Kelahiran Yesus Kristus yang Penting bagi Umat Kristen

Seperti yang tertulis dalam Kisah Injil Lukas 2:39-40, setelah dari bait Allah, bayi Yesus pun kembali ke Galilea dan tumbuh menjadi anak yang penuh hikmat. Dia pun terus tumbuh besar dalam pelukan kasih keluargaNya sebelum memulai pelayanan pada usia 30 tahun. (SASH)