Lagi Bahas Ikan Arapaima, Tiba-Tiba Gus Muwafiq Ingin Bikin Lomba Puisi
Oleh Pandangan Jogja
Gus Muwafiq, pengasuh Ponpes Minggir, Sleman. Foto: Dok. Panitia LAFEST #1
Gus Muwafiq, pengasuh Ponpes Minggir, Sleman. Foto: Dok. Panitia LAFEST #1

Pondok pesantren yang diasuh oleh KH Ahmad Muwafiq atau Gus Muwafiq di Minggir, Sleman, akan menggelar lomba baca puisi bertajuk Literary Art Festival (LAFEST) Minggir #1 pada Sabtu (7/10) mendatang.

Ketua Panitia LAFEST Minggir #1, Nanang Hari Sudibyo, mengatakan bahwa kegiatan lomba baca puisi ini merupakan ide yang tiba-tiba dicetuskan oleh Gus Muwafiq pada September kemarin.

Saat itu, Gus Muwafiq sedang duduk bersama beberapa santrinya pada malam hari. Tak ada sedikitpun obrolan tentang puisi karena saat itu mereka sedang diskusi persiapan acara Maulid Nabi yang akan dilaksanakan pada Sabtu (14/10) di Ponpes Minggir.

Bahkan obrolan yang terjadi saat itu adalah tentang ikan arapaima sepanjang 4 meter yang akan jadi santapan saat acara Maulid Nabi tersebut.

“Kita sedang bahas ikan arapaima sepanjang 4 meter sumbangan dari Pak Suyanto yang akan jadi santapan utama di Maulidan. Itu ikan kwintalan beratnya, kami lagi ramai bahas," kata Nanang, Rabu (4/10).

"Lha kok tiba-tiba beliau dawuh (memerintahkan), kudu ana (harus ada) lomba puisi, bikin segera. Bangsa ini perlu puisi, ben luwih maju meneh negarane (agar lebih maju lagi negaranya),” lanjutnya.

Proses persiapan acara LAFEST Minggir #1. Foto: Dok. Panitia LAFEST Minggir #1
Proses persiapan acara LAFEST Minggir #1. Foto: Dok. Panitia LAFEST Minggir #1

Nanang yang mendengar perintah itu langsung berusaha mendetailkan apa yang dimaksud dengan lomba baca puisi oleh Gus Muwafiq. Apakah yang dimaksud adalah baca puisi di Mualidan, atau jadi rangkaian acara (road to) Maulidan, atau bagaimana.

“Tapi namanya Gus Muwafiq kalau bicara sama kita sering hanya tersirat. Intinya kata beliau, ora ana (tidak ada) road-road-an, wis gawe wae (sudah buat saja)," kata dia.

Lomba baca puisi ini terbuka untuk umum dan akan dibagi ke dalam tiga kategori, yakni pelajar SMA/SMK/MA se-DIY, kategori pelajar se-DIY, serta kategori umum se-DIY.

"Santri, cah sekolah, wong yatim, gelandangan, kabeh iso moco puisi ning Minggir. Saben tahun moco puisi ning Minggir (Santri, anak sekolah, orang yatim, gelandangan, semua bisa baca puisi di Minggir. Setiap tajun baca puisi di Minggir),” ujarnya mengulangi permintaan Gus Muwafiq.

Ilustrasi ikan arapaima. Foto: Pixabay
Ilustrasi ikan arapaima. Foto: Pixabay

Esok harinya, Nanang langsung bergerak mengumpulkan tim dari para santri dan tercetuslah sebuah acara yang diberi tajuk Literary Art Festival (LAFEST) Minggir #1. Karena Gus Muwafiq mengatakan bahwa setiap tahun ada baca puisi di Minggir, panitia kemudian menafsirkannya sebagai acara tahunan sehingga tajuk #1 disertakan dalam LAFEST.

Selain lomba baca puisi, ada beberapa kegiatan lain dalam LAFEST Minggir #1, di antaranya workshop penulisan puisi, pameran karya sastra, lapak buku sastra, lapak pasar tiban, pidato budaya, malam baca puisi, musikalisasi puisi, dan pentas seni.

Acara akan berlangsung di Ponpes Minggir di Sendangrejo, Kecamatan Minggir, Sleman mulai pukul 09.00 – 22.00.

“Gus Muwafiq tak banyak tanya soal detail, hanya beliau meminta sejumlah nama penyair untuk bisa dihadirkan seperti Mas Jokpin (Joko Pinurbo), Mas Joni Ariadinata, Mas Raudal Tanjung Banua, dan sepuluhan nama-nama lain,” jelasnya.

Sastrawan Joko Pinurbo, salah satu bintang tamu dalam acara LAFEST Minggir #1. Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
Sastrawan Joko Pinurbo, salah satu bintang tamu dalam acara LAFEST Minggir #1. Foto: Arif UT/Pandangan Jogja

Seperti permintaan Gus Muwafiq, pembacaan puisi akan diisi oleh sejumlah penyair kolega Gus Muwafiq, santri, anak sekolah, mahasiswa, anak yatim, gelandangan, dosen, ketua RT, masyarakat umum, dengan Joko Pinurbo dan Peri Sandi sebagai bintang tamu.

“Selain itu kami sedang meminta Gus Muwafiq menyampaikan pidato kebudayaan lah istilah kami. Intinya kami juga ingin jawaban kok bisa-bisanya beliau ingin ada lomba baca puisi di Ponpes Minggir. Maksudnya apa, biar terjawab semua, apalagi negara ini kan sedang memasuki masa politik, masa-masa yang sangat prosa, bahkan biasanya kan masa-masa persaingan keras,” ujarnya.

Sampai saat ini, panitia telah mencatat ada ratusan peserta yang telah mendaftar lomba dan akan dipilih 20 peserta di masing-masing kategori untuk mengikuti babak final di Ponpes Minggir pada Sabtu (7/10) pagi.

Nantinya, akan dipilih masing-masing enam pemenang yakni juara 1 hingga harapan 3. Hadiah untuk pemenang pertama di masing-masing kategori adalah tropi, piagam penghargaan, dan uang pembinaan total Rp 18 juta.

Panitia LAFEST Minggir #1 mempersiapkan acara lomba baca puisi. Foto: Dok. Panitia LAFEST Minggir #1
Panitia LAFEST Minggir #1 mempersiapkan acara lomba baca puisi. Foto: Dok. Panitia LAFEST Minggir #1

Selain itu para peserta lomba dengan kuota sebesar 50 peserta juga bisa mengikuti workshop menulis puisi bersama Joni Ariadinata dan Raudal Tanjung Banua yang hasil dari workshop tersebut akan diterbitkan menjadi buku antologi puisi.

Nanang mengatakan bahwa yang menarik dari LAFEST Minggir #1 adalah sebuah acara budaya yang diinisiasi oleh seorang kyai dan dilaksanakan di pedesaan Sleman.

Hal Ini sekaligus menjadi komitmen bahwa ponpes yang didirikan oleh Gus Muwafiq di Minggir, ingin terus menjadi gerakan kebudayaan dari pinggiran yang melibatkan orang-orang terpinggirkan.

“Beliau terus menekankan anak yatim, gelandangan, wong miskin, kabeh kudu iso moco puisi (semua harus bisa baca puisi). Ya sudah, ini kita niati untuk memulai. Ikan Arapaima 4 meter yang disumbangkan seorang mantan rektor UNY untuk kita santap malam saat Mauludan nanti biarlah jadi bekal untuk tumbuhnya puisi terbaik untuk negeri kita ini,” pungkas Nanang.

https://kumparan.com/pandangan-jogja/lagi-bahas-ikan-arapaima-tiba-tiba-gus-muwafiq-ingin-bikin-lomba-puisi-21Jdua8V45L

What's your reaction?

Comments

https://www.hitabatak.com/assets/images/user-avatar-s.jpg

0 comment

Write the first comment for this!

Facebook Conversations