Laporan FAO: Harga Beras Melonjak, Tertinggi dalam 15 Tahun Terakhir
Kenaikan indeks harga beras ini merupakan yang tertinggi dalam 15 tahun terakhir. #bisnisupdate #update #bisnis #text
Ilustrasi Beras. Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Ilustrasi Beras. Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara

Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO), melaporkan indeks harga beras pada Agustus 2023 melonjak hingga 9,8 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

Kenaikan indeks harga beras ini merupakan yang tertinggi dalam 15 tahun terakhir. Menurut laporan FAO, lonjakan harga beras disebabkan larangan ekspor beras yang dilakukan India, yang merupakan eksportir beras terbesar di dunia.

"Ketidakpastian mengenai durasi larangan tersebut dan kekhawatiran terhadap pembatasan ekspor menyebabkan para pelaku rantai pasokan menahan stok, menegosiasikan ulang kontrak, atau berhenti memberikan penawaran harga, sehingga membatasi sebagian besar perdagangan pada volume kecil dan penjualan yang telah diselesaikan sebelumnya," demikian laporan FAO yang dikutip dari laman resminya, Sabtu (9/9).

Kenaikan juga terjadi pada indeks harga gula, sebesar 1,3 persen dari bulan Juli. Kenaikan harga pada Agustus 2023 rata-rata sebesar 34,1 persen, lebih tinggi dibandingkan nilainya di tahun lalu.

Harga gula naik dipicu meningkatnya kekhawatiran terhadap dampak fenomena El Nino terhadap tanaman tebu, di mana curah hujan di bawah rata-rata pada bulan Agustus, dan kondisi cuaca kering yang terus-menerus di Thailand.

"Panen dalam jumlah besar yang saat ini dipanen di Brasil membatasi tekanan kenaikan pada kuotasi gula internasional, begitu pula dengan rendahnya harga etanol dan melemahnya Real Brasil," demikian laporan tersebut.

Adapun harga komoditas pangan internasional lainnya menurun. Indeks Harga Minyak Nabati FAO turun sebesar 3,1 persen pada bulan Agustus, membalikkan kenaikan tajam 12,1 persen pada bulan Juli.

Harga minyak bunga matahari dunia turun hampir 8 persen selama Agustus, di tengah melemahnya permintaan impor global dan melimpahnya penawaran dari eksportir besar.

Sementara harga minyak kedelai dunia turun karena membaiknya kondisi tanaman kedelai di Amerika Serikat. Sementara harga minyak sawit turun secara moderat di tengah peningkatan produksi musiman di negara-negara produsen utama di Asia Tenggara.

Ilustrasi petani gula. Foto: Shutter Stock
Ilustrasi petani gula. Foto: Shutter Stock

Indeks Harga Sereal FAO turun 0,7 persen dari bulan Juli. Harga gandum internasional turun 3,8 persen pada bulan Agustus di tengah peningkatan ketersediaan musiman dari beberapa eksportir terkemuka.

Sementara harga gandum kasar internasional turun 3,4 persen di tengah melimpahnya pasokan jagung global akibat rekor panen di Brasil dan sebentar lagi panen di AS.

Indeks Harga Susu FAO turun 4 persen dari bulan Juli, didorong harga internasional untuk susu bubuk utuh, yang pasokannya melimpah dari Oseania. Harga mentega dan keju internasional juga turun, sebagian disebabkan lesunya aktivitas pasar terkait liburan musim panas di Eropa.

Indeks Harga Daging FAO turun 3 persen. Harga unggas dunia mengalami penurunan terbesar, hal ini disebabkan peningkatan ketersediaan ekspor terutama dari Australia dan melemahnya permintaan dari Tiongkok. Pasokan yang melimpah juga mendorong penurunan harga daging babi, unggas, dan daging sapi.

https://kumparan.com/kumparanbisnis/laporan-fao-harga-beras-melonjak-tertinggi-dalam-15-tahun-terakhir-219YMaI9YAh

What's your reaction?

Comments

https://www.hitabatak.com/assets/images/user-avatar-s.jpg

0 comment

Write the first comment for this!

Facebook Conversations