Luhut Sebut Lebih Bernilai dari Nikel, Potensi Hilirisasi Rumput Laut USD 11,8 M
Menko Luhut menilai hilirisasi rumput laut punya potensi lebih besar daripada nikel. #bisnisupdate #update #bisnis #text
Kadek Ariani (kiri) juru masak berusia 30 tahun yang kehilangan pekerjaan saat menyiapkan rumput laut bersama suaminya di Nusa Lembongan, Bali. Foto: Nyimas Laula/Reuters
Kadek Ariani (kiri) juru masak berusia 30 tahun yang kehilangan pekerjaan saat menyiapkan rumput laut bersama suaminya di Nusa Lembongan, Bali. Foto: Nyimas Laula/Reuters

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan hilirisasi rumput laut memiliki pengaruh yang lebih besar daripada hilirisasi nikel. Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) menghitung setidaknya hilirisasi rumput laut menyimpan potensi nilai tambah USD 11,8 miliar.

Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Budi Sulistiyo merinci, potensi nilai tambah tersebut terdiri dari beberapa produk hilir dari rumput laut.

"Berdasarkan laporan World Bank pada Global Seaweed: New and Emerging Markets Report 2023 disebutkan bahwa selain produk rumput laut berupa hydrocolloid (agar, alginat, karagenan), diprediksikan pula terdapat peluang pasar produk rumput laut global berupa biostimulan, pakan ternak, dan bahan aditif lainnya yang potensinya mencapai USD 4,4 miliar," kata Budi kepada kumparan, Sabtu (30/12/2023).

Selain itu, peluang pasar produk rumput laut lainnya berupa suplemen nutrisi (nutraceuticals) dan protein alternatif dengan potensi pasar diproyeksikan mencapai USD 6 miliar. Sementara pada bidang farmasi dan konstruksi (campuran bahan bangunan) diproyeksikan dapat mencapai USD 1.4 miliar.

"Hal ini menunjukkan bahwa rumput laut merupakan komoditas yang memiliki banyak manfaatnya yang dapat diolah dan digunakan untuk industri pangan dan non-pangan dengan nilai yang ekonomi yang sangat tinggi," kata Budi.

Potensi Indonesia di Pasar Rumput Laut Global

Budi bilang, sebagai negara dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia, Indonesia memiliki sekitar 791 jenis rumput laut, terdiri dari 201 rumput laut hijau, 138 rumput laut coklat, dan 452 rumput laut merah.

"Inilah yang membuat rumput laut menjadi 'emas hijau' perairan nusantara karena memang potensinya luar biasa," ujar dia.

Pada tahun 2022 produksi rumput laut nasional mencapai 9,2 juta ton, terdiri dari 61 persen jenis e.cottonii, 22 persen jenis e.spinosum, 15 persen jenis glacilaria, dan 2 persen jenis lainnya. Angka tersebut menempatkan Indonesia di peringkat kedua produsen rumput laut global setelah China.

Adapun nilai perdagangan rumput laut global tahun 2022 mencapai USD 3,7 miliar dan share Indonesia sebesar USD 600 juta atau 16 persen terhadap total, dan kondisi ini juga memposisikan Indonesia pada peringkat kedua eksportir rumput laut dunia setelah China.

Sebelumnya, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan hilirisasi rumput laut akan menjadi proyek utama Indonesia dalam 5-10 tahun ke depan.

“Jadi rumput laut ini menurut saya menjadi satu proyek yang ke depan dalam 5-10 tahun ke depan itu akan sama pengaruhnya atau lebih besar daripada tambang nikel, dan itu bisa,” kata Luhut saat kegiatan Evaluasi Kinerja 2023 Menuju Indonesia Emas di Bali, Jumat (22/12/2023).

Menurutnya, hilirisasi rumput laut memiliki potensi besar untuk mengalahkan sektor pertambangan yang saat ini memiliki nilai ekspor mencapai USD 34 miliar. Dengan pemanfaatan optimal terhadap rumput laut, ia merasa bukan hanya nilai ekonomi yang dapat meningkat, tetapi juga dapat mengurangi ketergantungan pada sektor pertambangan.

“Dan itu bisa karena pengalaman kita dalam menangani nikel dalam 7 tahun kita dalam posisi ekspor cuma USD 1,5 miliar, sekarang kita sudah ekspor sampai pada USD 34 miliar,” ujar Luhut.

https://kumparan.com/kumparanbisnis/luhut-sebut-lebih-bernilai-dari-nikel-potensi-hilirisasi-rumput-laut-usd-11-8-m-21si0EtLpq7

What's your reaction?

Comments

https://www.hitabatak.com/assets/images/user-avatar-s.jpg

0 comment

Write the first comment for this!

Facebook Conversations