Menapak Jejak 160 Tahun Kehadiran Suster Ursulin Belanda di Surabaya
Oleh BASRA (Berita Anak Surabaya)
Suster Lidwina Suhartati, OSU, menunjukkan foto Suster Louise Demarteau pemimpin Biara Ursulin Pertama di Surabaya. Foto-foto: Masruroh/Basra
Suster Lidwina Suhartati, OSU, menunjukkan foto Suster Louise Demarteau pemimpin Biara Ursulin Pertama di Surabaya. Foto-foto: Masruroh/Basra

Dunia pendidikan di Surabaya tak terlepas dari peran para suster Ursulin yang datang dari Belanda. Para Suster Ursulin datang ke Surabaya, pada tanggal 14 Oktober 1863. Tahun 2023, bulan Oktober kehadiran para suster Ursulin di Surabaya genap berusia 160 tahun.

"Awalnya memang para suster datangnya pertama kali di Batavia, Jakarta. Para suster Ursulin melayani di Jakarta untuk pendidikan dan kemudian ada di Surabaya persis 160 tahun yang lalu,” ujar Suster Lidwina Suhartati, OSU, selaku Koordinator Kampus Santa Maria Sidoarjo, saat ditemui Basra disela acara pameran foto peringatan 160 tahun kedatangan suster Ursulin di Surabaya, yang digelar di gedung sekolah Santa Maria Surabaya, (7/10).

Perempuan yang kerap disapa Suster Yati ini mengungkapkan, kehadiran para suster Ursulin di Surabaya dimulai dari perjalanan Suster Louise Demarteau pemimpin Biara Ursulin Pertama di Kepanjen Surabaya. Ia datang ke Surabaya bersama 4 suster lainnya untuk melangsungkan misi dalam dunia pendidikan.

"Dari Batavia mereka naik kapal, menempuh perjalanan selama 11 hari dan bersandar di Pelabuhan Tanjung Perak," tutur Suster Tati.

Menapak Jejak 160 Tahun Kehadiran Suster Ursulin Belanda di Surabaya

Sejak kedatangan para suster Ursulin tersebut lantas dibangun sekolah pertama Lagere School/SD Santa Angela yang dibuka 1864. Kemudian disusul Lagere School/SD Santa Ursula pada 1867, Sekolah Keterampilan Wanita pada 1874, Sekolah Taman Kanak-kanak Frobel pada 1877, dan Sekolah Guru Santa Catarina pada 1880.

Lebih lanjut, pada tahun 1900 bergeser ke Malang, Suster Angele Flecken mendirikan biara di Jalan Celaket 55 Malang, yang sekarang menjadi Biara Santa Trinitas/Cor Jesu di Jalan Jaksa Agung Suprapto Malang.

Kemudian, 1920 didirikan H.B.S pertama di Jawa Timur. Karya-karya pendidikan di kota Malang itu meliputi; KB/TK Cor Jesu, SD Cor Jesu., SMP Cor Jesu, SMA Cor Jesu, dan SMK Cor Jesu.

Misi mereka terus berlanjut hingga pada tanggal 26 Juni 1922 di Jalan Kupang (sekarang jalan Raya Darmo) didirikan sebuah sekolah dengan nama Santa Maria.

"Pada tanggal 1 Juli 1922, sekolah Santa Maria mulai menerima siswa baru dengan jumlah TK 40 Siswa, SD 96 Siswa, H.B.S. 59 siswa, dan sekolah Pendidikan Guru (SPG Catharina) 33 Siswa. H.B.S. kemudian berkembang menjadi SMA Santa Maria dan secara administratif lahir tahun 1951," jelasnya.

Suster Tati berharap, dengan sejarah panjang itu, semangat dan ketekunan pendahulu dapat dipertahankan hingga akhir.

“Bahwa semangat itu tidak luntur, bahkan terus berkembang sebagaimana Tuhan juga menghendaki,” tandasnya.

https://kumparan.com/beritaanaksurabaya/menapak-jejak-160-tahun-kehadiran-suster-ursulin-belanda-di-surabaya-21L0FZwaluQ

What's your reaction?

Comments

https://www.hitabatak.com/assets/images/user-avatar-s.jpg

0 comment

Write the first comment for this!

Facebook Conversations