Menapak Jejak Kaba: Eksplorasi Kekayaan Budaya dalam Sastra Minangkabau
Oleh Wirdhatul Sayidina Armi
Photo by <a href="https://unsplash.com/@impatrickt?utm_content=creditCopyText&utm_medium=referral&utm_source=unsplash">Patrick Tomasso</a> on <a href="https://unsplash.com/photos/open-book-lot-Oaqk7qqNh_c?utm_content=creditCopyText&utm_medium=referral&utm_source=unsplash">Unsplash</a>
Photo by <a href="https://unsplash.com/@impatrickt?utm_content=creditCopyText&utm_medium=referral&utm_source=unsplash">Patrick Tomasso</a> on <a href="https://unsplash.com/photos/open-book-lot-Oaqk7qqNh_c?utm_content=creditCopyText&utm_medium=referral&utm_source=unsplash">Unsplash</a>

Kaba merupakan salah satu sastra Minangkabau yang dimulai dari bentuk lisan dan pada zaman sekarang menjadi bentuk tulisan. Kaba sendiri merupakan cerita berbentuk prosa yang terdiri dari kalimat yang di dalamnya terdapat 4 sampai 5 kata yang disampaikan dan didendangkan menggunakan alat musik tradisional. Beberapa alat musik tradisional yang dipertunjukkan dalam kaba seperti saluang (alat musik tiup bambu) dan talempong (seperangkat gong logam).

Kaba dianggap sebagai cerita rakyat Minangkabau yang bertujuan untuk menghibur dan merupakan amanat bagi masyarakat Minangkabau. Tema yang terdapat di dalam kaba bermacam-macam seperti petualangan, cinta, bahkan cerita yang bertema aktual.

Di dalam kaba terdapat ungkapan petatah-petitih, mamangan, pameo, kiasan, dan sebagainya.Di dalam kaba ada yang disebut sebagai Tukang Kaba, orang ini memiliki tugas untuk menyampaikan kaba namun dia bukanlah orang dari si pemilik cerita kaba tersebut. Dia hanya bertugas menyampaikan kaba lewat dendangan saja.

Asal Usul Kaba

https://unsplash.com/photos/a-wooden-structure-with-a-clock-on-the-top-of-it-krIssfp8rgw?utm_content=creditShareLink&utm_medium=referral&utm_source=unsplash
https://unsplash.com/photos/a-wooden-structure-with-a-clock-on-the-top-of-it-krIssfp8rgw?utm_content=creditShareLink&utm_medium=referral&utm_source=unsplash

Dahulu, masyarakat Minangkabau melestarikan kaba dari generasi ke generasi melalui lisan. Namun, menurut Gozali (2012), periode awal penulisan kaba tidak terlepas dari masuknya agama Islam ke daerah Minangkabau melalui pantai timur pada abad ke-7 Masehi. Istilah kaba diambil dari bahasa Arab yaitu “Akhbar” yang berarti “berita”, jika dalam bahasa Indonesia berarti “kabar”, sedangkan pada lafal bahasa Minang yaitu “kaba” yang berarti kabar atau cerita.

Sejak aksara Jawi (Arab-Melayu) dikenal oleh masyarakat Minangkabau pada abad ke-19, kaba mulai dituliskan di atas kertas. Pada saat itu banyak kaba yang dinaskahkan dan diiringi oleh penulis-penulis kaba yang bermunculan.

Jenis Jenis Kaba

Kaba terdiri dari dua jenis yaitu kaba klasik dan kaba baru. Kedua jenis ini berkaitan dengan periode pada zamannya. Kaba klasik merupakan adaptasi dari hikayat sastra Melayu dan masih berbentuk lisan. Biasanya cerita di dalamnya berisi tentang perebutan kekuasaan antara orang dalam dan orang luar serta kisah yang terjadi pada masa lampau tentang anak raja yang memiliki kekuatan supranatural. Contohnya: Kaba Cindua Mato, Kaba si Untuang Sudah, Kaba Magek Manandin, Kaba Malin Deman dengan Puti Bungsu, Kaba Rambun Pamenan, dan Kaba si Umbuik Mudo.

Sedangkan kaba baru berisi cerita yang terjadi pada masa sekarang beserta dengan persoalan, penderitaan, dan tragedinya yang dialami seseorang. Kadang-kala kaba baru menjadi wadah sindiran bagi masyarakat Minangkabau agar berperilaku baik.

Contohnya dari kaba baru misalnya: Kaba si Rambun Jalua, Kaba Siti Fatimah, Kaba Rang Mudo Salendang Dunia, Kaba Karantau Madang di Hulu, dan Kaba Siti Jamilah dengan Tuanku Lareh Simawang.

Perkembangan Kaba

Photo by <a href="https://unsplash.com/@styvop?utm_content=creditCopyText&utm_medium=referral&utm_source=unsplash">styvo Putra Sid</a> on <a href="https://unsplash.com/photos/a-horse-drawn-carriage-on-a-city-street-YWru_9OOSu0?utm_content=creditCopyText&utm_medium=referral&utm_source=unsplash">Unsplash</a>
Photo by <a href="https://unsplash.com/@styvop?utm_content=creditCopyText&utm_medium=referral&utm_source=unsplash">styvo Putra Sid</a> on <a href="https://unsplash.com/photos/a-horse-drawn-carriage-on-a-city-street-YWru_9OOSu0?utm_content=creditCopyText&utm_medium=referral&utm_source=unsplash">Unsplash</a>

Perkembangan Kaba pada masa sekarang menjadi perubahan yang jauh lebih besar dari pada dahulunya. Pada abad ke-20, kaba diputarkan melalui VCD dan radio hingga piringan hitam. Semua orang dapat mendengarkan kaba lewat alat-alat tersebut.

Namun saat ini penyampaian Kaba sudah banyak dilakukan dengan cara lain seperti tarian, drama, rekaman, dan kesenian lainnya. Kaba yang dahulunya disampaikan melalui Tukang Kaba sekarang digantikan dengan kesenian.

Namun bukan berarti Tukang Kaba tidak ada pada saat ini, tetapi tukang kaba jarang dan sulit ditemui pada masa sekarang, jika ada kemungkinan terdapat pada acara-acara kebudayaan tertentu saja.

Peran dan Manfaat Kaba

Kaba memiliki peran utama dalam membentuk dan memelihara kekayaan budaya Minangkabau. Sebagai warisan lisan, kaba tidak hanya sekadar menyampaikan cerita, tetapi juga berperan sebagai wahana pendidikan nilai-nilai budaya. Cerita-cerita dalam kaba membawa pesan moral, etika, dan norma-norma sosial yang menjadi fondasi masyarakat Minangkabau.

Selain itu, kaba juga memberikan hiburan dan rekreasi melalui kombinasi cerita yang menarik dan penggunaan alat musik tradisional seperti saluang dan talempong. Melalui pengalaman seni yang unik ini, kaba menciptakan ikatan emosional dengan pendengarnya.

Kaba berkontribusi dalam memperkuat identitas budaya Minangkabau dengan menggambarkan kehidupan, nilai-nilai, dan tradisi masyarakat setempat. Selain sebagai perekat sosial, kaba juga berperan dalam pembentukan karakter dan kepribadian individu.

Dengan berbagai manfaat ini, kaba tetap menjadi salah satu aset budaya yang tak ternilai, menjaga kekayaan dan keberlanjutan warisan lisan masyarakat Minangkabau.

Cara melestarikan Kaba di era modern

Menghadapi arus teknologi modern, melestarikan kaba dapat dilakukan melalui berbagai media informasi yang menjangkau beragam lapisan masyarakat. Pendekatan yang efektif adalah dengan memanfaatkan teknologi daring, seperti pembuatan situs web khusus yang menyajikan kaba, sejarah, dan konteks budaya Minangkabau.

Selain itu, pemanfaatan podcast kaba memberikan dimensi audio yang memudahkan pendengar menikmati kaba di berbagai tempat. Melalui video kaba yang dibagikan melalui media sosial, seperti YouTube atau Instagram, dapat menarik perhatian generasi yang lebih muda, menciptakan keterlibatan yang lebih luas.

Selain itu, kolaborasi dengan seniman kontemporer dapat membawa kaba ke dalam wujud seni modern, menggabungkan tradisi dengan inovasi untuk memastikan keberlanjutan warisan budaya Minangkabau.

Contohnya, dalam rangka melestarikan kebudayaan Minangkabau, Balai Bahasa Provinsi Sumatera Barat menggelar lomba menulis cerita kaba. Salah satu upaya nyata dalam pelestarian tersebut adalah pencetakan beberapa buku terjemahan kaba Minangkabau ke dalam bahasa Indonesia.

Balai Bahasa tidak hanya menjadi penyelenggara lomba, tetapi juga menjadi penghubung antara tradisi lisan dan literatur tertulis. Keaktifan mereka dalam mengadakan kegiatan pelestarian budaya menunjukkan komitmen untuk menjaga kekayaan warisan budaya Minangkabau.

Melalui inisiatif ini, diharapkan kaba Minangkabau dapat menjadi sumber pengetahuan yang dapat diakses oleh semua orang, membuka jendela untuk memahami dan menghargai keberagaman budaya Indonesia.

https://kumparan.com/wirdhatul-saidina-armi/menapak-jejak-kaba-eksplorasi-kekayaan-budaya-dalam-sastra-minangkabau-21qjGepq2Dp

What's your reaction?

Comments

https://www.hitabatak.com/assets/images/user-avatar-s.jpg

0 comment

Write the first comment for this!

Facebook Conversations