Menolak Lupa Kolonisasi dan Merawat Warisan Budaya
Oleh Realino Nurza
Pasukan Belanda di Sumatra, Indonesia membangun jembatan darurat selama operasi melawan pejuang Republik pro-kemerdekaan pada 4 Januari 1949. Foto: Keystone/Getty Images
Pasukan Belanda di Sumatra, Indonesia membangun jembatan darurat selama operasi melawan pejuang Republik pro-kemerdekaan pada 4 Januari 1949. Foto: Keystone/Getty Images

Pada abad ke-17 hingga awal abad ke-20, Indonesia mengalami penjajahan oleh Belanda. Selama periode ini, banyak aspek budaya Indonesia mengalami pengaruh dari penjajahan Belanda. Warisan budaya Belanda ini mencakup bahasa, arsitektur, makanan, dan sejumlah praktik budaya lainnya.

Namun, penting untuk menyadari bahwa warisan Belanda ini bukan satu-satunya aspek budaya yang ada di Indonesia. Sebelum kedatangan Belanda, Indonesia memiliki beragam budaya, tradisi, dan leluhur yang telah hidup selama berabad-abad. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat Indonesia untuk merawat dan menghargai warisan budaya mereka yang ada sebelum Belanda datang.

Salah satu cara untuk merawat budaya warisan Belanda adalah dengan memahami pengaruh mereka pada budaya Indonesia. Bahasa Belanda adalah salah satu pengaruh yang paling mencolok. Banyak kata dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Belanda, seperti "kantor" dan "sekolah."

Ini adalah contoh bagaimana bahasa dapat menjadi warisan budaya yang ditinggalkan oleh penjajah. Namun, ini juga dapat dilihat sebagai bagian dari sejarah Indonesia yang mencerminkan periode kolonialnya.

Galangan VOC di Penjaringan, Jakarta Utara Foto: Shika Arimasen Michi/kumparan
Galangan VOC di Penjaringan, Jakarta Utara Foto: Shika Arimasen Michi/kumparan

Arsitektur adalah aspek budaya lainnya yang sangat dipengaruhi oleh Belanda. Banyak bangunan peninggalan Belanda masih berdiri di Indonesia, seperti gereja-gereja tua dan bangunan kolonial.

Merawat budaya warisan Belanda dalam konteks arsitektur dapat dilakukan dengan menjaga dan merestorasi bangunan-bangunan bersejarah ini, sehingga generasi mendatang dapat menghargai peninggalan arsitektural tersebut. Namun, ini juga harus diimbangi dengan upaya untuk merawat dan memperbaiki situs-situs bersejarah Indonesia sebelum kedatangan Belanda.

Selain itu, makanan adalah aspek budaya yang telah mendapat pengaruh dari Belanda. Sejumlah hidangan Indonesia seperti "rijsttafel" (hidangan nasi khas Indonesia dengan berbagai macam lauk) memiliki akar dalam tradisi kuliner Belanda.

Merawat budaya warisan Belanda dalam hal makanan bisa dilakukan dengan mempertahankan hidangan-hidangan ini dan mengenalkannya kepada generasi muda. Namun, penting juga untuk menjaga dan mempromosikan hidangan-hidangan tradisional Indonesia yang telah ada sebelum pengaruh Belanda datang.

Ilustrasi wayang kulit  Foto: Shutterstock
Ilustrasi wayang kulit Foto: Shutterstock

Namun, meskipun kita merawat budaya warisan Belanda, tidak boleh melupakan atau menolak budaya leluhur Indonesia yang ada sebelum kedatangan Belanda. Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya dan tradisi, seperti wayang kulit, tari-tarian tradisional, mitos-mitos lokal, dan banyak lagi. Menghargai dan merawat budaya ini adalah tanggung jawab kita sebagai warga Indonesia.

Salah satu cara untuk merawat budaya leluhur sebelum Belanda adalah dengan mendukung seni dan budaya tradisional. Ini bisa melibatkan dukungan finansial untuk pertunjukan wayang kulit atau tarian tradisional, serta upaya untuk melestarikan naskah-naskah kuno dan cerita rakyat Indonesia.

Pendidikan juga memainkan peran penting dalam merawat budaya leluhur. Program-program pendidikan yang memasukkan mata pelajaran tentang budaya Indonesia yang kaya dan beragam dapat membantu generasi muda lebih memahami dan menghargai warisan budaya mereka.

Terakhir, kita harus mengingat bahwa merawat budaya warisan Belanda dan budaya leluhur Indonesia tidak harus bersaing. Kedua aspek ini dapat hidup berdampingan dan saling melengkapi.

Yang penting adalah menjaga keseimbangan yang tepat sehingga tidak ada aspek budaya yang diabaikan atau dihapuskan. Dalam hal ini, pendekatan inklusif yang menghormati berbagai aspek budaya Indonesia adalah kunci untuk merawat warisan budaya kita dengan benar.

https://kumparan.com/realino-nurza/menolak-lupa-kolonisasi-dan-merawat-warisan-budaya-21ATyaaEWtR

What's your reaction?

Comments

https://www.hitabatak.com/assets/images/user-avatar-s.jpg

0 comment

Write the first comment for this!

Facebook Conversations