Oligarki dan Krisis Demokrasi, Mengapa Indonesia Perlu Berhati-hati?
Oleh Heru Wahyudi
Ilustrasi Demokrasi dan Voting (Foto : pexels.com)
Ilustrasi Demokrasi dan Voting (Foto : pexels.com)

Oligarki sebagai sistem politik yang melibatkan kelompok elite yang berkuasa, telah menjadi ancaman bagi kualitas demokrasi di Indonesia.

Meskipun Indonesia diklaim sebagai negara demokrasi yang mengutamakan kebebasan dan keadilan bagi seluruh rakyatnya, beberapa tahun terakhir telah menyaksikan penurunan yang mengkhawatirkan.

Dalam dunia politik Indonesia, partai politik menjadi wadah utama bagi para elite untuk mempertahankan kekuasaan dan mengendalikan arah pemerintahan.

Namun, dalam prosesnya, partai-partai politik sering kali terjerat oleh praktik oligarki yang memprihatinkan. Salah satu indikatornya adalah konsentrasi kekuasaan yang terpusat pada segelintir elite, sementara aspirasi dan kepentingan rakyat banyak yang terabaikan.

Oligarki di Indonesia

Ilustrasi Oligarki Politik dan Ekonomi (Foto : pexels.com)
Ilustrasi Oligarki Politik dan Ekonomi (Foto : pexels.com)

Oligarki, suatu sistem politik yang didominasi oleh sekelompok orang atau kelompok elite, telah membentuk pola perilaku dalam politik dan ekonomi Indonesia.

Fenomena ini tercermin dalam kecenderungan sentralisasi kekuasaan, dominasi elite partai, pragmatisme berlebihan, dan manipulasi politik. Dampaknya pun tak bisa diabaikan, karena menyebabkan penurunan kualitas demokrasi di negara ini, internasional.kompas.com (2021).

Beberapa studi kasus mengenai kelompok atau individu yang memiliki kekuatan oligarki di Indonesia dapat disorot, antara lain salah satu keluarga pada masa Orde Baru, serta kelompok bisnis pada masa Reformasi. Keberadaan kelompok-kelompok ini berperan penting dalam penguasaan pemerintahan dan sektor bisnis di tanah air.

Dalam era Orde Baru, salah satu keluarga dominan menguasai pemerintahan dan ekonomi Indonesia dengan kuat. Sentralisasi kekuasaan dalam tangan mereka membatasi partisipasi politik rakyat, dan elite partai mereka mendominasi panggung politik, menyisihkan pesaing-pesaingnya.

Hal ini berdampak pada perekonomian, di mana kelompok elite ini mendapatkan keuntungan yang tidak seimbang dan menyebabkan kesenjangan ekonomi semakin melebar.

Sementara itu, masa Reformasi menyaksikan kekuatan oligarki beralih ke kelompok bisnis. Mereka memiliki pengaruh politik, dan intervensi mereka dalam kebijakan-kebijakan negara sering kali berlandaskan pragmatisme yang berlebihan.

Manipulasi politik dan kolusi dengan penguasa saat itu menimbulkan ketidakpuasan dan merongrong proses demokratisasi yang sedang berlangsung.

Penurunan Demokrasi di Indonesia

Ilustrasi Bentuk aktivitas dari Demokrasi (Foto : pexels.com)
Ilustrasi Bentuk aktivitas dari Demokrasi (Foto : pexels.com)

Demokrasi di Indonesia telah mengalami penurunan kualitas yang mencemaskan dalam beberapa tahun terakhir. Indeks demokrasi Indonesia menunjukkan tren menurun, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor kompleks seperti korupsi, ketertutupan, lemahnya lembaga anti-korupsi, politik identitas, dan oligarki.

Dampak dari penurunan demokrasi ini sangat merugikan, terutama terlihat dalam ketidakadilan distribusi sumber daya ekonomi dan penurunan partisipasi politik masyarakat.

Sebagaimana dikutip dari Nasional Kompas, survei yang dilakukan oleh International IDEA menunjukkan penurunan berarti dalam indikator partisipasi politik di Indonesia, termasuk partisipasi dalam pemilu dan partisipasi dalam organisasi politik (2020).

Kebebasan pers juga terdampak, dengan adanya penurunan kebebasan media dan kebebasan berekspresi. Data ini mengindikasikan bahwa kualitas demokrasi Indonesia telah menurun.

Fenomena politik identitas juga memainkan peran penting dalam penurunan indeks demokrasi. Praktik politik identitas oleh partai politik dapat memecah belah masyarakat dan mengurangi partisipasi politik warga.

Selain itu, oligarki juga menjadi ancaman bagi demokrasi di Indonesia. Dengan dominasi kelompok elite, partisipasi politik masyarakat bisa dihambat, dan kualitas demokrasi terkikis.

Dampak dari penurunan demokrasi ini sangat nyata. Ketidakadilan dalam distribusi sumber daya ekonomi semakin meningkat, dan partisipasi politik masyarakat menurun. Hal ini dapat mengancam stabilitas politik dan menurunkan kualitas hidup seluruh rakyat Indonesia.

Indeks Demokrasi Indonesia

Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) adalah alat ukur kuantitatif yang digunakan untuk mengevaluasi sejauh mana perkembangan dan penerapan demokrasi di Indonesia.

IDI menggambarkan tingkat perkembangan demokrasi di Indonesia dengan menggunakan tiga aspek, sebelas variabel, dan dua puluh delapan indikator. Skala IDI berkisar antara 1 hingga 100, di mana 1 adalah kinerja terendah dan 100 adalah kinerja tertinggi, bps.go.id (2020).

Indikator-indikator dalam IDI menunjukkan penurunan demokrasi di Indonesia. Menurut survei yang dilakukan oleh International IDEA, terdapat penurunan penting dalam indikator partisipasi politik, kebebasan sipil, dan kebebasan pers.

Partisipasi politik yang meliputi partisipasi dalam pemilu dan partisipasi dalam organisasi politik mengalami penurunan. Kebebasan sipil yang mencakup kebebasan berekspresi dan kebebasan media juga mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan rendahnya kualitas demokrasi di Indonesia.

Analisis terhadap indikator-indikator dalam IDI menunjukkan rendahnya kualitas demokrasi di Indonesia. Dalam aspek keberfungsian pemerintah, skor Indonesia mengalami peningkatan dari 7,50 menjadi 7,86.

Namun, aspek kebebasan sipil dan partisipasi politik masih menunjukkan peningkatan yang rendah. Kebebasan sipil naik dari 5,59 menjadi 6,18, sedangkan partisipasi politik naik dari 6,11 menjadi 7,22, kompas.id (2022). Meskipun terjadi peningkatan, skor tersebut masih menunjukkan rendahnya kualitas demokrasi di Indonesia.

Penurunan kualitas demokrasi di Indonesia memiliki dampak terhadap masyarakat dan negara. Penurunan partisipasi politik masyarakat dapat mengurangi kualitas demokrasi dan mengancam stabilitas politik di Indonesia.

Selain itu, penurunan kebebasan sipil dan kebebasan pers dapat menghambat perkembangan demokrasi dan membatasi kebebasan individu. Dampak ini dapat berdampak negatif terhadap kesejahteraan rakyat dan pembangunan negara secara keseluruhan.

Dampak Oligarki terhadap Penurunan Demokrasi

Ilustrasi Oligarki Kekuasaan di segala bidang (Foto : pexels.com)
Ilustrasi Oligarki Kekuasaan di segala bidang (Foto : pexels.com)

Oligarki telah memiliki peran dalam penurunan kualitas demokrasi di Indonesia, dengan dampaknya yang merugikan dalam berbagai aspek.

Pertama, oligarki sering kali terkait dengan korupsi, ketidakadilan, dan ketimpangan sosial. Kelompok elite yang memiliki kekuasaan oligarki cenderung memanfaatkan posisi dan pengaruh mereka untuk keuntungan pribadi, sehingga korupsi menjadi merajalela, uinjkt.ac.id (2021). Akibatnya, distribusi sumber daya menjadi tidak adil, dan ketimpangan sosial semakin memperparah kondisi demokrasi di Indonesia.

Kedua, pengaruh oligarki dapat menghambat partisipasi politik masyarakat dan mereduksi kebebasan sipil. Kelompok elite yang memiliki kekuasaan oligarki sering kali memonopoli proses politik dan mempengaruhi jalannya pemilihan umum. Dampaknya adalah berkurangnya partisipasi politik masyarakat dan hambatan bagi perkembangan demokrasi.

Selain itu, oligarki juga dapat mempengaruhi kebebasan sipil, seperti kebebasan berekspresi dan kebebasan media, yang dapat membatasi ruang gerak masyarakat dalam menyampaikan aspirasi dan menghambat perkembangan demokrasi.

Berbicara Indonesia, hubungan erat antara oligarki politik dan ekonomi memperkuat dampak negatif terhadap demokrasi dan penegakan hukum. Oligarki politik dan ekonomi saling berhubungan, menyebabkan penegakan hukum yang lemah terhadap korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan.

Selain itu, pengaruh oligarki juga dapat merusak prinsip-prinsip demokrasi dengan mempengaruhi kebijakan publik dan mengabaikan kepentingan masyarakat luas.

Solusi dan Tantangan

Untuk mengatasi oligarki dan memperbaiki kualitas demokrasi di Indonesia, dibutuhkan upaya yang menyeluruh dan berkelanjutan. Beberapa solusi yang dapat dilakukan adalah menguatkan lembaga-lembaga demokrasi seperti parlemen dan lembaga yudikatif. Lembaga-lembaga ini dapat memperkuat partisipasi politik masyarakat dan meningkatkan pengawasan terhadap praktik oligarki.

Selain itu, reformasi politik dan ekonomi yang transparan dan akuntabel juga menjadi langkah utama dalam memperkuat demokrasi dan mencegah terjadinya oligarki.

Reformasi politik dapat menguatkan partisipasi politik masyarakat dan memperkuat lembaga-lembaga demokrasi, sementara reformasi ekonomi akan mengintensifkan aturan dan pengawasan terhadap sektor-sektor yang rawan terhadap pengaruh oligarki.

Namun, upaya tersebut juga dihadapkan pada beberapa tantangan. Keterbatasan sumber daya, seperti anggaran dan tenaga kerja, dapat menghambat pelaksanaan reformasi politik dan ekonomi yang diperlukan untuk memperkuat demokrasi.

Selain itu, ketergantungan pada oligarki dalam sektor ekonomi tertentu bisa membatasi upaya penguatan regulasi dan pengawasan, sehingga menghambat kemampuan pemerintah dalam menghadapi oligarki dan memperkuat demokrasi.

Sebagai studi kasus, gerakan anti-korupsi yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menjadi contoh sukses pada masanya dalam melawan korupsi yang melibatkan kelompok elite dan oligarki di Indonesia. KPK berhasil menangani beberapa kasus korupsi secara tegas dan membawa beberapa pejabat tinggi ke pengadilan.

Di samping itu, ada gerakan-gerakan masyarakat sipil yang berjuang untuk partisipasi politik dan kebebasan sipil. Gerakan-gerakan ini memiliki peran penting dalam memperkuat demokrasi dan menghadapi oligarki di Indonesia.

Tantangan Oligarki dalam Memperkuat Demokrasi di Indonesia

Ilustrasi Bentuk aktivitas Demokrasi (Foto : pexels.com)
Ilustrasi Bentuk aktivitas Demokrasi (Foto : pexels.com)

Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah menghadapi tantangan serius dalam menjaga kualitas demokrasi. Oligarki, sebagai sistem politik yang didominasi oleh kelompok elite, menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan penurunan tersebut.

Oligarki memiliki dampak negatif yang meresahkan terhadap demokrasi di Indonesia. Korupsi, ketidakadilan, dan ketimpangan sosial sering kali terkait erat dengan kekuasaan oligarki.

Kelompok elite yang mengendalikan oligarki cenderung mengejar keuntungan pribadi dan mengabaikan kepentingan masyarakat luas. Praktik ini berkontribusi pada korupsi yang merajalela dan ketimpangan sosial yang semakin melebar.

Lebih lanjut, oligarki juga menghambat partisipasi politik masyarakat dan membatasi kebebasan sipil. Pengaruh yang dominan dari kelompok elite ini memonopoli proses politik, menyebabkan partisipasi masyarakat terbatas, dan menyusutkan ruang gerak kebebasan berekspresi dan media.

Untuk mengatasi oligarki dan meningkatkan kualitas demokrasi di Indonesia, diperlukan upaya masif. Penguatan lembaga-lembaga demokrasi, seperti parlemen dan lembaga yudikatif, akan memperkuat sistem demokrasi dan partisipasi politik masyarakat.

Reformasi politik dan ekonomi yang transparan dan akuntabel perlu dijalankan untuk mencegah praktik oligarki dan menekan korupsi. Selain itu, gerakan-gerakan masyarakat sipil yang proaktif akan memainkan peran penting dalam memperjuangkan partisipasi politik yang lebih luas dan mengawasi kebijakan-kebijakan yang berpotensi terkait dengan oligarki.

Memahami dan mengatasi oligarki adalah hal yang tak dapat diabaikan jika Indonesia ingin memperkuat demokrasinya. Menghadapi tantangan oligarki memungkinkan negara ini untuk mencapai masyarakat yang lebih adil, demokratis, dan sejahtera.

Dengan langkah-langkah yang tepat, Indonesia dapat memperkuat fondasi demokrasi dan melangkah maju menuju masa depan yang lebih cerah. Hanya dengan kerja sama dan kesadaran bersama, negara ini akan dapat menghadapi tantangan oligarki dan membangun masyarakat yang berlandaskan pada nilai-nilai demokrasi yang kuat.

https://kumparan.com/s-heru/oligarki-dan-krisis-demokrasi-mengapa-indonesia-perlu-berhati-hati-20vQpwhGZxu

What's your reaction?

Comments

https://www.hitabatak.com/assets/images/user-avatar-s.jpg

0 comment

Write the first comment for this!

Facebook Conversations