Paris FC dan Penggratisan Tiket Stadion: Langkah yang Perlu Ditiru Klub Lain
Paris FC menjadi satu-satunya tim profesional Eropa yang menggratiskan tiket masuk ke stadion. Mengapa mereka mengambil kebijakan tersebut? Cari jawabannya di sini.

#bolanita #bola #bolasports #text
Tim wanita Paris FC. Foto: Instagram/@parisfc_feminines
Tim wanita Paris FC. Foto: Instagram/@parisfc_feminines

Sepak bola wanita seperti meledak! Gaungnya makin terasa. Secara kualitas, permainan di lapangan berkembang pesat dari, katakanlah, 20 tahun lalu. Dari luar lapangan, ia menjadi tontonan-hiburan yang tak kalah seru dari sepak bola kaum adam, lengkap dengan drama-folklore-anekdot yang membuat sepak bola tak habis-habis diperbincangkan.

Simak saja bagaimana Piala Dunia Wanita 2023 memecahkan segala jenis rekor yang ada. Dari jumlah hadiah, jumlah penonton, sampai keterlibatan dan kemunculan kekuatan-kekuatan baru yang menggeser kekuatan lama; sebuah penanda sahih bahwa olahraga tersebut mengalami perkembangan.

Meski begitu, secara umum, pamornya memang masih belum sepopuler sepak bola laki-laki. Masih jauh. Dan hal tersebut sebenarnya bisa dipahami. Sepak bola wanita kalah start ratusan tahun. Ada pula perkara male chauvinism dan patriarki. Banyak hal.

“Ngapain sih nonton bola cewek? Mainnya aja amburadul gitu.”

“Sepak bola cewek? Emang ada yang nonton? Gratis aja gue ogah!”

Kata-kata semacam masih kerap kita dengar. Tak cuma di Indonesia yang tak punya women’s football heritage yang kuat, tapi juga di Eropa yang katanya serba terbuka dan kiwari.

Karenanya, apa yang dilakukan Paris FC terasa menyegarkan. Tak hanya mengutuki, mereka juga merangkul. Tak hanya protes mengapa tak banyak fan yang datang ke stadion, mereka juga memberi jalan keluar dengan cara yang luar biasa: menggratiskan tiket masuk.

Klub sepak bola wanita Paris FC. Foto: Instagram/@parisfc_feminines
Klub sepak bola wanita Paris FC. Foto: Instagram/@parisfc_feminines

Meski boleh dibilang Paris FC ini adalah salah satu dari The Holy Trinity-nya Division 1 Feminine atau Liga Prancis Wanita, popularitas belum bisa disebut tinggi. Markas tempat mereka bermain, Stade Charlety, seringkali diejek oleh segelintir orang. Bahkan, ada yang menyebut jika Stade Charlety adalah tempat yang dingin. Stadionnya besar, tapi tidak ada orangnya!

Lalu, pada awal November kemarin, presiden dari tim berjuluk The Parisians, Pierre Ferraci, membuat sebuah kebijakan baru. Mereka menggratiskan seluruh tiket pertandingan sepak bola wanita dan pria yang dimainkan di markas mereka, Stade Charlety, Prancis.

Ferraci, melalui media berita Le Monde, menyebut jika penggratisan tiket bagi fan Paris FC ini punya dua tujuan. Yang pertama, untuk merebut kembali esensi kepopuleran sepak bola, terutama di sektor putri. Kedua, untuk meningkatkan jumlah penonton yang hadir di stadion.

Pemberlakuan tiket gratis ini sudah dimulai per 11 November 2023. Sampai akhir musim 2023/24 nanti, Paris FC menyediakan sebanyak 15-17 ribu kursi stadion (kecuali VIP, premium, dan penonton tandang) secara gratis. Mereka yang menempati kursi-kursi tersebut tak dimintai uang sepeser pun.

“Ini adalah yang pertama di Eropa, bahkan dunia, untuk klub profesional,” klaim Ferraci dalam konferensi persnya beberapa waktu lalu.

“Dan kami tak akan rugi. Keuangan tetap akan positif, dengan adanya sponsor baru yang masuk. Para pemegang saham pun senang dan visi kami,” ujarnya, mengakui bahwa langkah mereka ini pada akhirnya bisa menjadi “barang jualan” mereka ke investor/sponsor juga untuk meningkatkan angka kedatangan penonton dan eksposur brand mereka ke khalayak.

Pemain Paris FC saat melawan Wolfsburg di kualifikasi Liga Champions Wanita (Women's Champions Leauge) pada Rabu (18/10/2023).  Foto: parisfc.fr/
Pemain Paris FC saat melawan Wolfsburg di kualifikasi Liga Champions Wanita (Women's Champions Leauge) pada Rabu (18/10/2023). Foto: parisfc.fr/

Kampanye tiket gratis ini sebetulnya sudah lebih dulu diterapkan oleh klub divisi dua Liga Jerman, Fortuna Dusseldorf. Pada akhir musim 2022/23, mereka secara resmi meluncurkan Fortuna For All, yaitu proyek penawaran tiket masuk gratis untuk beberapa pertandingan sepak bola—baik putra maupun putri—yang dimainkan di markas mereka, Merkur Spiare, Jerman.

Tiket gratis itu diberlakukan tak cuma untuk penggemar Dusseldorf saja, melainkan fan tandang juga. Namun, bedanya dari Paris FC, Fortuna Dusseldorf ini baru menyediakan tiket gratis di tiga pertandingan saja, yakni saat tim mereka melawan Kaiserslautern pada Oktober lalu, serta St. Pauli & Eintracht Braunschweig pada 2024 mendatang. Klub menyebut bahwa langkah ini baru sebatas uji coba.

Tiga pertandingan yang tiketnya diberlakukan secara gratis itu dipilih dengan penuh pertimbangan. Setidaknya ada tiga hal harus diperhatikan oleh klub Fortuna Dusseldorf mengenai kampanye ini.

Pertama, lawan yang bertandang ke Merkur Spiare haruslah sepadan dengan Dusseldorf. Yang kedua, harus ada jarak waktu antara satu pertandingan dengan pertandingan lain agar bisa mengevaluasi hal-hal apa saja dirasa masih kurang dan perlu diperbaiki.

Terakhir, proyek tiket gratis ini diberlakukan untuk seluruh fase musim: awal, tengah, dan sepertiga terakhir kampanye.

“Dengan Fortuna For All, kami melakukan terobosan baru. Keputusan Fortuna ini tidak hanya menunjukkan banyak keberanian, tapi juga pemahaman tentang bagaimana beradaptasi dengan permainan modern,” ungkap Alexander Jobst, CEO Fortuna Dusseldorf, seperti dikutip dari laman resmi Bundesliga.

INAC Kobe, tim sepak bola wanita Jepang.  Foto: Instagram/@inac_kobe_official
INAC Kobe, tim sepak bola wanita Jepang. Foto: Instagram/@inac_kobe_official

Tak cuma Paris FC dan Fortuna Dusseldorf, upaya serupa tapi tak sama juga terjadi di Jepang. Salah satu tim sepak bola wanita terbesar di WE League, INAC Kobe, meluncurkan kampanye unik pada 10 September lalu. Proyek itu dinamakan “Shall We Pay”.

Dengan kebijakan tersebut, para penggemar INAC Kobe yang datang ke stadion cuma tak dipatok harga tertentu untuk membeli tiket. Mereka perlu bayar seikhlasnya, dengan angka minimal yakni 100 yen atau sekitar Rp10 ribu-an.

“Kami ingin mengetahui harga yang pantas untuk tiket pertandingan ini,” ujar Takahashi Yasumoto, presiden klub INAC Kobe, seperti dilansir dari Japan Times.

Lantas, apakah dengan digratiskannya tiket oleh beberapa klub di atas, benar-benar bisa meningkatkan jumlah penonton yang hadir di stadion–terutama di pertandingan sepak bola wanita?

Jawabannya adalah bisa. Sangat bisa.

Paris FC, misalnya. Jika di pertandingan biasanya mereka hanya mencatatkan angka penggemar yang datang ke stadion sebanyak empat ribuan orang saja, sekarang, setelah tiketnya digratiskan, melonjak hingga 100 persen.

Itu terjadi ketika tim putra Paris FC menjamu Bordeaux di Ligue 2 atau Liga 2 Prancis. Pertandingan tersebut menarik jumlah penonton sebanyak 13.472 orang—paling banyak sejak 2015 silam.

Di sisi lain, dampak dari pemberlakuan tiket gratis ini sebetulnya masih belum bisa dilihat di tim wanita Paris FC. Sebab, menurut peraturan UEFA, kompetisis Liga Champions Wanita dan Coupe de France dikecualikan dari skema tiket gratis ini.

Meski demikian, kabar baik sudah mulai terlihat. Popularitas tim wanita mereka terus meningkat, seirama dengan prestasi di lapangan yang terus membaik.

Dalam pertandingan pekan ketiga Liga Champions Wanita melawan Real Madrid, penonton yang hadir mencapai 10.693. Jumlah tersebut naik dua kali lipat dari rekor sebelumnya.

Kapten Paris FC, Gaetane Thiney, bahkan sampai memuji “energi luar biasa” yang diciptakan penonton saat mereka berhasil memecahkan rekor tersebut.

“Sangat menyenangkan bisa menunjukkan kepada klub besar seperti Real Madrid bahwa kami, Paris FC, mampu menarik hampir 11 ribu orang untuk sebuah pertandingan wanita,” ungkapnya dengan rasa bangga, seperti dikutip dari The Guardian.

Pelatih tim wanita Paris FC, Sandrine Soubeyrand, tak kalah bangganya. “Mereka (para pemain) tidak hanya ingin bermain sepak bola, mereka ingin berperan dalam pengembangan sepak bola wanita. Mereka berkomitmen. Menampung 10 ribu orang adalah kesuksesan bagi seluruh klub,” ucapnya, masih dari The Guardian.

Tim divisi dua Jerman, Fortuna Dusseldorf. Foto: Instagram/@f95
Tim divisi dua Jerman, Fortuna Dusseldorf. Foto: Instagram/@f95

Bagaimana dengan klub divisi dua Jerman, Fortuna Dusseldorf?

Saat tiket digratiskan dalam pertandingan Dusseldorf melawan FC Kaiserslautern, penonton yang hadir langsung ke Markur Spiel Arena langsung melonjak tajam. Dari yang sebelumnya hanya 29 ribu, kini menyentuh angka 52 ribu. Cuma kosong 2000an saja dari kapasitas maksimum mereka.

Sementara INAC Kobe, meski para fannya tidak betul-betul digratiskan seperti dua klub di atas, tetap mengalami peningkatan jumlah penonton yang tak bisa dibilang sedikit. Pun begitu dengan pemasukan klub.

Di pertandingan sepak bola wanita INAC Kobe kontra Chifure AS Elfen, misalnya. Jumlah penonton yang hadir tercatat ada sekitar 1.298 orang. Dari hasil penjualan tiket tersebut tersebut, terkumpul sebesar 887 ribu yen atau sekitar Rp94 juta. Itu berarti, rata-rata penonton yang hadir membayar 700-an yen atau tujuh kali lipat dari harga minimum yang dipatok.

Dari hasil penjualan tiket, ditambah merchandise, total pemasukannya mereka bisa mencapai 1,5 juta yen atau Rp158 juta! Jumlah tersebut naik 1,5 kali lipat dibanding hari-hari biasanya.

Tim wanita INAC Kobe. Foto: Instagram/@inac_kobe_official
Tim wanita INAC Kobe. Foto: Instagram/@inac_kobe_official

Mengapa inisiatif penggratisan, atau minimal penyesuaian, harga tiket menonton langsung di stadion ini merupakan langkah yang patut dicoba banyak tim?

Sebab, selain mendatangkan keuntungan dan mengembangkan pamor klub dalam jangka pendek maupun panjang, pemasukan klub dari tiket stadion sebenarnya juga tidak tinggi-tinggi amat.

Contohnya, Paris FC. Pemasukan musiman dari tiket yang mereka jual cuma menyumbang empat persen saja dari anggaran klub.

Dua tahun silam, tim raksasa Jerman, Bayern Muenchen, sudah lebih dulu bersuara mengenai hal ini. Presiden Muenchen saat itu, Uli Hoeness, menyindir bagaimana klub-klub Inggris mematok harga tiket yang tidak masuk akal bagi fan mereka. Katanya, “Fan bukan sapi perah.”

“Kami bisa saja memberikan biaya (tiket) lebih dari 104 euro (Rp1,7 juta). Katakanlah kami mematok harga 300 euro (Rp5 juta). Kami akan mendapat pemasukan 2 juta euro (Rp 34 miliar) lebih banyak. Tapi, apa artinya dua juta euro bagi kami? “kata Hoeness, dilansir dari Essentially Sports.

Hoeness kemudian menyebut, jumlah 2 juta euro hanyalah kacang rebus saat klub berlomba aktif di bursa transfer. Lalu kenapa mesti mati-matian menaikkan harga tiket stadion dengan risiko baku hantam dengan fan yang empot-empotan, sementara membuangnya saat menawar pemain di bursa transfer yang belum tentu performanya baik juga?

“Sepak bola harus untuk semua orang. Itulah perbedaan terbesar antara kami dan Inggris,” pungkasnya.

https://kumparan.com/kumparanbolanita/paris-fc-dan-penggratisan-tiket-stadion-langkah-yang-perlu-ditiru-klub-lain-21pbNZ9ukbE

What's your reaction?

Comments

https://www.hitabatak.com/assets/images/user-avatar-s.jpg

0 comment

Write the first comment for this!

Facebook Conversations