Pelindo Multi Terminal Kerja Sama dengan Bulog, Siap Bantu Bongkar Muat Beras

Subholding PT Pelabuhan Indonesia (Persero), PT Pelindo Multi Terminal (SPMT), siap membantu Perum Bulog terkait bongkar muat Cadangan Beras Pemerintah (CBP). Direktur Operasi SPMT, Arif Rusman Yulianto, mengatakan pihaknya telah menandatangani perjanjian kerja sama atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan Bulog terkait aktivitas tersebut.

Selain mengamankan bongkar muat sebanyak 2 juta kuota impor beras tahun ini, Arif mengungkapkan SPMT juga bertanggung jawab untuk bongkar muat pengapalan domestik dari penghasil sentra padi dari Makassar dan Pulau Jawa yang dikirim ke Aceh.

“Di Surabaya sudah mulai, kemarin sudah masuk di Jakarta, Semarang dan Makassar, di Kijing Pontianak juga ada yang sudah meng-handle. Seluruh kargo yang nantinya menjadi kargo Bulog, nanti SMPT yang akan melaksanakan kegiatan bongkar muatnya,” kata Arif dalam acara media sharing session SPMT di Surabaya (5/2).

Bongkar muat beras Bulog yang dilayani oleh SPMT ada di Pelabuhan Tanjung Emas, Tanjung Wangi, Balikpapan, Lhokseumawe, Malahayati, Makassar, Belawan, Dumai dan Jamrud.

Sementara, bongkar muat beras Bulog yang dilayani oleh PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP Nonpetikemas) meliputi bongkar muat di Pelabuhan Palembang dan Pontianak.

Arif menjelaskan untuk mengoptimalkan pelayanan dan sinergi dengan perusahaan pelat merah sektor pangan tersebut, pihaknya tengah membenahi beberapa hal, termasuk dalam koordinasi kapasitas terminal.

“Saat ini di Bulog kan proses untuk tender pengadaan kuota selanjutnya, di luar kuota yang sudah ada, jadi tim Bulog sebenarnya butuh atas kapasitas masing-masing terminal kami, karena mereka akan memastikan alokasi yang nantinya akan direncanakan masing-masing Pelabuhan sesuai dengan kapasitasnya,” jelas Arif.

“Jadi kami juga sudah bisa menjaminkan kaitan dengan performa listnya, kami jamin karena mereka kan biasanya time charter, mereka katakanlah bawa barang 20.000 ton, kalau dulu kan harus 10 hari, dengan transformasi tadi 30 persen, dia akan otomatis akan nurunin harganya sewanya (karena waktu sewanya turut berkurang),” tambahnya.

Arif mengungkapkan permasalahan lain yang masih perlu pembenahan adalah jam operasional gudang Bulog yang menjadi tujuan distribusi beras setelah dilakukan bongkar muat di terminal milik SPMT.

Menurutnya, gudang-gudang milik Perum Bulog sebelumnya mempunyai jam operasional yang terbatas. Sehingga mempengaruhi kinerja bongkar muat.

“Percuma juga kegiatan bongkar muat di Pelabuhan sudah 24/7, tapi kami tidak terhubung dengan tapi Bulog gudangnya tidak 24/7, makannya kemarin komit, pada saat ada bongkar muat, Bulog gudangnya akan mendukung jam kerja kami, sehingga sinkron,” jelas Arif.

Selain itu, Arif menuturkan pihaknya juga masih berhadapan dengan permasalahan ketersediaan truk sebagai akomodasi usai bongkar muat. “Karena untuk dari pengiriman dari pelabuhan ke gudang jauh, distribusinya jauh, kami di pelabuhan seringkali itu nunggu truk,” ujar Arif.

Arif memastikan beragam persoalan bongkar muat tersebut akan diselesaikan. Apalagi, bongkar muat yang dilakukan untuk beras pemerintah.

“Mungkin kalau kita lihat logistic cost, Pelindo kontribusinya kecil, dibandingkan total harga beras, bongkar muat beras per ton Rp 80.000, (dan) peti kemas 20 feet sekitar 800.000 TEUs (Twenty-foot Equivalent Unit),” tutur Arif.