Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Pesantren, Apa Istimewanya?

Pesantren adalah model institusi pendidikan di Indonesia yang berperan penting dalam melakukan pemberdayaan masyarakat. Tidak hanya sebatas tempat pendidikan agama, tetapi pesantren juga menjadi pusat pengembangan karakter dan pengetahuan serta keterampilan bagi para santri.

Sesuai dengan UU Nomor 18 Tahun 2019 Tentang Pesantren, menjelaskan bahwa pesantren memiliki peran istimewa dalam pemberdayaan masyarakat dengan metode atau kekhasan tersendiri. Berikut merupakan keistimewaan-keistimewaan pemberdayaan masyarakat berbasis pesantren.

Pesantren Sebagai Lembaga Pendidikan dan Pembentukan Karakter

Pertama, pesantren memiliki keunggulan dalam menyediakan pendidikan agama yang komprehensif atau menyeluruh. Melalui kurikulum berbasis agama, santri dapat mempelajari ajaran dan praktik agama Islam secara mendalam.

Hal ini memungkinkan mereka untuk mendalami nilai-nilai keagamaan, meningkatkan hafalan dan pemahaman terhadap Al-Qur'an, Al-Hadis, serta mempelajari kitab-kitab para ulama. Pesantren menjadi tempat yang ideal untuk melakukan pengembangan rohani dan spiritual.

Selain itu, pesantren memiliki peran penting dalam membentuk karakter santri. Dalam lingkungan pesantren yang terorganisir dengan baik, santri diajarkan nilai-nilai kejujuran, disiplin, tolong-menolong, dan kerja keras.

Praktik-praktik ini diintegrasikan dalam kehidupan sehari-hari di pondok pesantren, mulai dari rutinitas harian, pengaturan waktu, hingga tata tertib yang ketat. Dalam prosesnya, santri belajar untuk menjadi individu yang berkualitas dengan kepribadian yang kuat dan bertanggung jawab.

Kemudian pesantren juga memberikan perhatian khusus untuk pengembangan pengetahuan. Selain pendidikan agama, pesantren juga menyediakan berbagai macam disiplin ilmu seperti bahasa Arab, tafsir, sejarah, sains, matematika dan lain-lain.

Dengan demikian, pesantren dapat menghasilkan santri yang memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam. Diharapkan kepada para santri agar suatu saat nanti mampu memberikan kontribusi positif berarti secara menyeluruh dalam meningkatkan perubahan dan pembangunan masyarakat.

Selanjutnya, sistem pengembangan masyarakat berbasis pesantren menekankan pada pendampingan yang erat antara santri dengan para ulama, kiai atau ustaz. Para kiai dan ustaz berperan sebagai mentor yang memberikan bimbingan spiritual dan nasihat kepada santri dan masyarakat umum.

Model bimbingan 24 jam menekankan santri terhadap akuntabilitas dan membangun kepercayaan antara mentor dan peserta didik. Kemudian juga menjadi nilai tambah dalam mempromosikan lingkungan yang kondusif untuk eksplorasi intelektual.

Selain itu, menjunjung tinggi nilai-nilai kasih sayang, integritas, dan rasa hormat yang identik dengan ajaran Islam. Dalam hal ini, pesantren memiliki keistimewaan dalam membangun hubungan yang erat dan saling menguatkan antara individu dan komunitas.

Pesantren Sebagai Tempat Pemberdayaan Ekonomi dan Keterampilan

Keistimewaan lainnya dari pengembangan masyarakat berbasis pesantren adalah pemberdayaan ekonomi. Pesantren tidak hanya memusatkan kegiatan pada pendidikan, tetapi juga memberikan pelajaran mengenai produksi dan manajemen ekonomi yang berkelanjutan.

Pesantren turut mengajarkan pengelolaan aset dan potensi ekonomi sebagai bekal masa depan. Melalui program-program ekonomi seperti usaha mikro, koperasi, dan pemberdayaan ekonomi lainnya, pesantren mampu membantu meningkatkan edukasi dan kesejahteraan santri serta masyarakat sekitar.

Lalu, dalam mencapai tujuan kehidupan yang baik dan sejahtera, pesantren membekali santri dengan keterampilan praktis. Pada beberapa pesantren, para santri diberdayakan melalui program-program keterampilan seperti pertanian, peternakan, kerajinan tangan, kuliner, teknologi informasi, dan sebagainya.

Hal ini memungkinkan untuk mendorong mereka memiliki keterampilan yang berguna dalam dunia kerja. Kemudian juga dapat berpartisipasi dalam membantu masyarakat terkait dengan pembangunan lokal.

Pesantren Sebagai Wadah Ramah Gender, Difabel, dan Masyarakat Umum

Pengembangan masyarakat berbasis pesantren juga memberikan perhatian yang tinggi terhadap pemberdayaan perempuan dan difabel. Pesantren memberikan kesempatan yang sama bagi perempuan dan difabel untuk mendapatkan pendidikan dan pengembangan diri.

Pesantren menjadi wadah dalam mendorong kesetaraan gender dan mengurangi kesenjangan sosial. Hal ini menjadi solusi atas hambatan yang mengakar kemajuan perempuan dan difabel. Terwujudnya upaya tersebut diharapkan dapat menjadikan masyarakat yang adil, sejahtera dan berbudaya.

Terakhir, pesantren juga memberikan kemudahan berupa akses kepada masyarakat untuk mengikuti pengajian harian. Mereka mengaji dengan datang ke pesantren dan setelah selesai pulang ke rumah atau tinggal di luar pesantren. Dalam istilah pesantren, perilaku ini disebut sebagai "santri kalong".

Fleksibilitas opsional yang disajikan pesantren memberikan kenyamanan bagi banyak masyarakat. Fasilitas-fasilitas tersebut diharapkan dapat menumbuhkan minat untuk mendalami berbagai disiplin ilmu yang diajarkan pesantren.

Kesimpulannya, keistimewaan pesantren dalam melakukan pemberdayaan masyarakat terpancar dari keseluruhan kegiatan yang ada. Berawal dari kegiatan yang membimbing nilai-nilai spiritualitas, kemudian berkembang menjadi lembaga yang mengajarkan berbagai disiplin keilmuan. Kemudian menjunjung tinggi kesetaraan gender, menciptakan lingkungan ramah difabel serta masyarakat umum.

Adanya pesantren juga berpartisipasi mendukung program Sustainibility Development Goals (SDGs). Utamanya dalam proses untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan seperti tujuan pendidikan, pemberdayaan ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan.