Pengusaha Ritel Minta Relaksasi HET Bahan Pokok, Bapanas: Bukan Solusi
Bapanas menilai permintaan pengusaha ritel untuk menaikkan HET sejumlah bahan pokok bukan solusi. #bisnisupdate #update #bisnis #text
Pedagang menunggu pembeli di Pasar Tradisional Peunayung, Banda Aceh, Aceh. Foto: ANTARA FOTO/Ampelsa
Pedagang menunggu pembeli di Pasar Tradisional Peunayung, Banda Aceh, Aceh. Foto: ANTARA FOTO/Ampelsa

Badan Pangan Nasional (Bapanas) buka suara soal permohonan pengusaha ritel untuk menaikkan Harga Eceran Tertinggi (HET) sejumlah bahan pokok, termasuk beras.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menilai, langkah menaikkan HET bukanlah solusi yang tepat. Arief yang sempat didapuk menjadi Plt Menteri Pertanian tersebut menyebutkan solusi dari permasalahan ini adalah meningkatkan produksi beras dalam negeri.

Kendati demikian, Arief tidak dapat menjelaskan langkah apa yang harus dilakukan kementerian terkait dalam hal ini Kementerian Pertanian (Kementan) untuk menggenjot produksi beras dalam negeri. Sementara panen raya telah di depan mata.

"Menaikkan HET bukan solusinya. Solusinya adalah peningkatan produksi DN (dalam negeri). Tentunya kementerian teknis, Kementan take a lead ya, kita dukung bersama-sama,” kata Arief kepada kumparan pada Minggu (11/2).

Lebih lanjut Arief menjelaskan, pihaknya sebagai regulator tidak dapat semena-mena menaikkan HET sesuai permintaan pengusaha ritel, meskipun hal ini dapat menguntungkan petani.

Hal ini dikarenakan, kata Arief, pihaknya juga harus memperhatikan sisi hilir, yaitu masyarakat sebagai konsumen.

“Pemerintah harus menjaga harga petani tetap baik, juga di hilir menjaga konsumen,” kata Arief.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas)/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi menghadiri Gerakan Pangan Murah (GPM) di Surakarta, Kamis (13/4/2023). Foto: Bapanas
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas)/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi menghadiri Gerakan Pangan Murah (GPM) di Surakarta, Kamis (13/4/2023). Foto: Bapanas

Sebelumnya, pengusaha minta pemerintah untuk mempertimbangkan relaksasi Harga Eceran Tertinggi (HET) komoditi bahan pokok. Sebab, harga bahan pokok berpotensi naik pada Februari 2024.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Roy N Mandey, menuturkan selama masih dikaji dan belum adanya keputusan untuk merivisi HET dan Harga Acuan melalui Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas).

Adapun HET dan harga acuan ini diubah untuk mencegah kekosongan atau kelangkaan bahan pokok dan penting seperti beras, gula, minyak goreng dan beberapa komoditi lainnya pada gerai-gerai ritel modern di Indonesia,

“Bilamana kelangkaan terjadi maka akan bermuara kepada panic buying konsumen, yang akan berlomba membeli bahkan menyimpan bahan pokok & penting karena khawatir barang akan habis dan situasi harga yang tidak stabil, demikian penjelasan," tambah Roy.

Relaksasi HET dan aturan main, lanjut Roy ini dimaksud agar peritel dapat membeli bahan pokok dan penting tersebut dari para produsen yang sudah menaikkan harga beli di atas HET selama sepekan terakhir ini sebesar 20 sampai 35 persen dari harga sebelumnya.

https://kumparan.com/kumparanbisnis/pengusaha-ritel-minta-relaksasi-het-bahan-pokok-bapanas-bukan-solusi-228zaxfuCu1

What's your reaction?

Comments

https://www.hitabatak.com/assets/images/user-avatar-s.jpg

0 comment

Write the first comment for this!

Facebook Conversations