Perjuangan 2 Kreator Perempuan di Papua Berikan Edukasi Kesehatan via TikTok
Keduanya merupakan dokter kandungan dan bidan yang bertugas di wilayah Papua dengan minimnya fasilitas kesehatan. #womensupdate #update #woman #text
Kisah dua kreator perempuan yang memberikan edukasi kesehatan lewat platform TikTok. Foto: kumparan/Hutri Dirga
Kisah dua kreator perempuan yang memberikan edukasi kesehatan lewat platform TikTok. Foto: kumparan/Hutri Dirga

Berkembangnya teknologi digital di era modern ini membuat masyarakat semakin dimudahkan untuk mendapatkan informasi. TikTok sebagai salah satu platform penyebar informasi juga menjadi pilihan bagi banyak kreator untuk memberikan edukasi ke masyarakat luas.

Dua perempuan Indonesia, yakni dr. Amira, SpOG dan Wike Afrilia Patungka, dikenal sebagai kreator TikTok yang kerap memberikan informasi edukasi terkait kesehatan perempuan. Keduanya memanfaatkan profesinya sebagai tenaga kesehatan untuk meningkatkan literasi masyarakat terhadap isu-isu kesehatan yang perlu kita pahami bersama.

Lewat acara bintang virtual bersama TikTok pada Jumat (19/4), dr. Amira dan Wike berbagi pengalaman mereka tentang suka duka memberikan pelayanan kesehatan di pelosok Indonesia, sekaligus harus memberikan edukasi masyarakat lewat konten-konten inspiratif mereka.

Sosok Amira, dokter kandungan di Papua Barat

Sosok dr. Amira yang bertugas sebagai dokter kandungan di Fakfak. Papua Barat. Foto: TikTok
Sosok dr. Amira yang bertugas sebagai dokter kandungan di Fakfak. Papua Barat. Foto: TikTok

dr. Amira bekerja sebagai dokter spesialis kandungan dan kebidanan di Fakfak, Papua Barat. Selama masa tugasnya di pelosok Indonesia itu, dr. Amira kerap bertemu dengan banyak perempuan –yang merupakan pasiennya– dengan berbagai masalah pada kehamilan yang cukup berisiko. Di sisi lain, wilayah pelosok itu memiliki keterbatasan soal fasilitas kesehatan dan tenaga medis yang membuat masyarakatnya sulit untuk mendapatkan pelayanan. Bahkan hingga saat ini, dr. Amira tercatat sebagai satu-satunya dokter spesialis kandungan yang ada di Fakfak.

Selain bekerja sebagai dokter, Amira juga aktif membuat konten edukasi di akun TikTok pribadinya –@dramiraobgyn– yang berfokus pada kesehatan seksual, reproduksi, dan kehamilan. Ia mengawali perjalanannya sebagai konten kreator pada awal tahun 2023 lalu. Kala itu, dr. Amira berbagi pengalamannya saat harus menjemput pasien dengan keadaan darurat menggunakan transportasi laut dan darat menempuh perjalanan selama 5 jam dari Fakfak. Menariknya lagi, pasiennya saat itu merupakan seorang perempuan muda berusia 23 tahun yang sedang menjalani kehamilan ketujuh.

Begitu mirisnya kondisi di wilayah itu yang kemudian menggerakkan hati nurani dr. Amira untuk memberikan edukasi lebih dalam soal kesehatan perempuan lewat platform TikTok. Tanpa lelah, Amira terus mencoba mengemas konten edukasinya semenarik mungkin agar lebih terhubung dengan audiens. Kini, Amira tercatat memiliki lebih dari 1,7 juta pengikut di TikTok yang terus memberikan respons positif terhadap ragam kontennya.

Sebagai dokter, Amira mengaku punya tanggung jawab moral untuk terus memberikan edukasi baik secara langsung mau pun tidak langsung, seperti yang dilakukannya lewat TikTok.

“TikTok memberikan kesempatan besar untuk menjadi wadah bagi tugas-tugas dokter, yakni preventif dan promotif. Jadi para dokter kini bisa mengamalkan ilmunya lewat TikTok. Terbukti banyak pasien di daerah yang mungkin akses internetnya kurang baik, tapi hal pertama yang mereka coba lakukan untuk mendapatkan informasi adalah dengan mengakses TikTok,” ujar Amira.

Perjuangan panjang dr. Amira sebagai konten kreator pun kini berbuah manis lho, Ladies. Berkat konten edukasinya, kini masyarakat –terutama di daerah tugasnya, Fakfak– telah terdorong untuk rutin datang ke layanan kesehatan demi mendapatkan pemeriksaan.

Sosok Wike, bidan di Papua

Sosok Wike Afrilia Patungka, bidan yang bertugas di Papua. Foto: TikTok
Sosok Wike Afrilia Patungka, bidan yang bertugas di Papua. Foto: TikTok

Selain dr. Amira, TikTok juga menyoroti konten kreator yang memberikan literasi soal kesehatan perempuan lainnya, yakni Wike Afrilia Patungka yang berprofesi sebagai bidan di Papua sejak tahun 2017 lalu. Lewat platform TikTok, Wike kerap membagikan kesehariannya sebagai bidan dan ragam cerita kehidupan masyarakat di Papua.

Wike merambah dunia digital TikTok dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat luas soal keterbatasan fasilitas kesehatan di Papua. Bidan asal Sulawesi itu berbagi pengalamannya saat ia harus merasakan keterbatasan akses transportasi, sehingga hanya bisa memanfaatkan perahu untuk mengunjungi fasilitas kesehatan di sana. Bahkan, suatu kali, Wike harus merujuk pasiennya yang sedang hamil menggunakan perahu pada jam 1 malam menempuh perjalanan selama empat jam.

Bagi Wike, kesejahteraan kesehatan perempuan menjadi tantangan terbesar bagi masyarakat Papua. Ini terbukti dari kenyataan bahwa di puskesmas tempat ia bertugas tidak memiliki satu pun dokter. Hal ini membuat pasien harus menempuh perjalanan berjam-jam untuk mendapatkan penanganan medis.

“Lewat TikTok saya berhasil membangkitkan kesadaran dan empati di antara pengguna TikTok lainnya terkait edukasi kesehatan. Kemudian banyak pihak juga yang akhirnya tergerak untuk memberikan bantuan demi menunjang infrastruktur kesehatan agar lebih mudah diakses oleh masyarakat sekitar saya,” tutur Wike.

Kini Wike memiliki lebih dari 2,3 juta pengikut di TikTok berkat konsistensinya memberikan konten edukasi bagi masyarakat. Ia berharap dari inisiatifnya selama ini dapat memberikan dampak lebih baik dalam segi kesejahteraan kesehatan masyarakat Papua. Lewat kiprahnya di TikTok, Wike juga pernah mendapatkan penghargaan dalam kategori "Changemakers of the Year" dari TikTok Awards Indonesia 2023.

https://kumparan.com/kumparanwoman/perjuangan-2-kreator-perempuan-di-papua-berikan-edukasi-kesehatan-via-tiktok-22bZ3oOIgLB

What's your reaction?

Comments

https://www.hitabatak.com/assets/images/user-avatar-s.jpg

0 comment

Write the first comment for this!

Facebook Conversations