Pesan dari Perempuan dengan HIV: Jangan Bedakan Kami
Suksma Ratri dan Ayu Oktariani tak ingin mereka beserta orang-orang lain yang juga positif HIV dianggap dan diperlakukan berbeda. #focus #hariaidssedunia #woman #text
Ratri Suksma dan Ayu Oktariani, dua perempuan yang membuktikan bahwa HIV tak menghalangi mereka untuk tetap positif menjalani hidup serta sukses melakoni karier. Foto: kumparan
Ratri Suksma dan Ayu Oktariani, dua perempuan yang membuktikan bahwa HIV tak menghalangi mereka untuk tetap positif menjalani hidup serta sukses melakoni karier. Foto: kumparan

Ladies, apa yang ada di benakmu ketika mendengar HIV (human immunodeficiency virus) maupun AIDS (acquired immunodeficiency syndrome)? Atau apa yang kamu pikirkan kala mengetahui seseorang adalah ODHIV (orang dengan HIV) atau ODHA (orang dengan HIV/AIDS)?

Hingga kini, masih ada yang menganggap HIV/AIDS sebagai momok; menyeramkan. ODHIV maupun ODHA pun tak lepas dari kemungkinan untuk menerima stigma, diskriminasi, ketimpangan, penolakan, hingga pengasingan. Kurangnya pemahaman dan pengetahuan menyebabkan terjadinya hal-hal tersebut.

Memang, meski sudah ada pengobatan untuk memperlambat bertambah parahnya penyakit serta mencegah infeksi sekunder dan komplikasi, belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan secara totoal HIV/AIDS. Inilah yang membuat sebagian orang menganggapnya sebagai momok.

Ilustrasi HIV AIDS. Foto: fizkes/Shutterstock
Ilustrasi HIV AIDS. Foto: fizkes/Shutterstock

Padahal, HIV/AIDS tak mudah menular. HIV hanya dapat ditularkan melalui cairan tubuh, yakni cairan sperma, cairan vagina, cairan anus, darah, dan ASI.

Ini menjadi salah satu hal yang ditekankan Suksma Ratri, perempuan dengan HIV, saat berbincang dalam Ladies Talk bersama kumparanWOMAN.

“Yang harus dipahami adalah bahwa virus yang ada di dalam tubuh kami ini tidak menular semudah virus yang lain, lho. Wah, caranya susah banget, ada prinsip-prinsip yang harus dipenuhi, pokoknya ribet. Jadi, lebih ngeri flu burung virusnya,” ujar Ratri.

Berbincang dengan Ratri Suksma dan Ayu Oktariani, dua perempuan yang membuktikan bahwa HIV tak menghalangi mereka untuk tetap positif menjalani hidup serta sukses melakoni karier. Foto: kumparan
Berbincang dengan Ratri Suksma dan Ayu Oktariani, dua perempuan yang membuktikan bahwa HIV tak menghalangi mereka untuk tetap positif menjalani hidup serta sukses melakoni karier. Foto: kumparan

Curahan Hati Perempuan dengan HIV

Dalam Ladies Talk yang tayang di YouTube kumparan sejak Jumat (1/12)—bertepatan dengan Hari AIDS Sedunia, Ratri Suksma membagikan curahan hatinya. Ia tak ingin dirinya dan orang-orang lain yang positif HIV dianggap berbeda.

“Kita itu sama aja, kok. Bedanya cuma kami punya virus, yang lain enggak tahu, ya. Kan, belum tes. Jadi, sebenarnya kami justru enggak pengin dibedain. Kalau ditanya sikap seperti apa yang diharapkan, ya, sikap yang biasa aja,” ucap anggota organisasi IPPI (Ikatan Perempuan Positif Indonesia) tersebut.

Selain Ratri, Ayu Oktariani—dalam kesempatan yang sama—turut menyampaikan curahan hati dan pandangannya sebagai perempuan dengan HIV. Senada dengan yang Ratri katakan, menurutnya, orang dengan HIV tak perlu diberi perlakuan khusus. Sebab, itu justru membuat diskriminasi semakin terasa.

“Enggak ada perilaku khusus. Treat people the way you want to be treated. Kamu mendapat perlakuan yang baik, kamu harus memperlakukan orang secara baik, dan itu relevan orang dengan HIV, enggak ada yang khusus. Justru jangan dikhususin, itu bahaya, itu makin menguatkan eksklusivitas orang HIV,” tutur Ayu.

Ratri Suksma dan Ayu Oktariani, dua perempuan yang membuktikan bahwa HIV tak menghalangi mereka untuk tetap positif menjalani hidup serta sukses melakoni karier. Foto: kumparan
Ratri Suksma dan Ayu Oktariani, dua perempuan yang membuktikan bahwa HIV tak menghalangi mereka untuk tetap positif menjalani hidup serta sukses melakoni karier. Foto: kumparan

Bicara soal diskriminasi, Ayu pernah mengalaminya. Salah satunya kala ia bekerja sebagai admin di sekolah musik dan diminta mengundurkan diri karena kondisinya.

“Pada saat itu, saya bilang sama mereka bahwa, ‘Ini sebenarnya cuma persoalan kalian enggak tahu apa itu HIV. Kalau kalian mau bersabar dan mau mendengar, saya pikir ini proses yang sangat baik supaya kita bisa belajar,’” ungkap Ayu.

Selepas mengundurkan diri, Ayu pada akhirnya mampu membuktikan bahwa dirinya mampu untuk tetap sukses berkarier. Selain aktif sebagai Koordinator Nasional IPPI, ia juga mengelola kedai kopi.

Pesan dari Ratri & Ayu untuk Masyarakat Luas

Suksma Ratri dan Ayu Oktariani menutup perbincangan dengan menyampaikan pesan bagi masyarakat luas. Dalam pesannya, ditegaskan Ratri, ODHIV maupun ODHA tak perlu dibedakan.

“Jangan bedakan kami. Enggak ada bedanya kami dengan masyarakat umum lain, kecuali harus minum obat setiap hari dan punya virus. Perlakukan saja semua teman yang HIV positif ini sebagaimana selayaknya manusia itu harus diperlakukan,” ujar Ratri.

Sementara itu, Ayu menambahkan agar masyarakat tak melanggengkan stereotip tentang ODHIV maupun ODHA.

“Teman-teman jangan menyimpulkan bahwa semua orang yang hidup dengan HIV itu kurus kering, sakit-sakitan. Atau kalau punya teman laki-laki feminin dikit, nyimpulin dia gay dan dia pasti positif [HIV]. Jadi, jangan nyimpulin jangan stereotip,” tuturnya.

“Kemudian, jangan merasa lebih baik dari teman-teman yang ada di circle HIV. Itu sudah sering banget, makanya ada istilah marjinal,” pungkas Ayu.

https://kumparan.com/kumparanwoman/pesan-dari-perempuan-dengan-hiv-jangan-bedakan-kami-21h0JPboAph

What's your reaction?

Comments

https://www.hitabatak.com/assets/images/user-avatar-s.jpg

0 comment

Write the first comment for this!

Facebook Conversations