Populer: Luhut Dirawat di RS Sejak Pekan Lalu; Rupiah Loyo Imbas Hamas-Israel

Kabar kondisi Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, yang dirawat di rumah sakit menjadi salah satu berita populer di kumparanBisnis sepanjang Senin (9/10).

Selain itu, berita mengenai konflik Hamas-Israel berimbas ke nilai tukar rupiah yang melemah terhadap dolar AS. Berikut rangkumannya.

Luhut Dirawat di RS Sejak Pekan Lalu

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, mengungkapkan Luhut dirawat di rumah sakit di Indonesia. Ia menyebut Luhut jatuh sakit karena kelelahan dengan agendanya yang padat, mulai dari persiapan AIS Forum, kunjungan ke Afrika, sampai menghadiri acara peringatan ulang tahunnya yang ke-76.

"Sampai kemarin masih di rumah sakit tapi persiapan akan pemulihan," kata Sandiaga saat ditemui wartawan di Istana Negara, Jakarta, Senin (9/10).

"Itu beliau sangat happy dan bahagia dan besoknya di hari Minggu ketemu juga, dan dia sangat belum menunjukkan kelelahan dan tetapi pada Senin sampai Selasa itu mulai sampai harus dirawat," jelas Sandiaga.

Luhut terakhir muncul di publik saat mendampingi Presiden Jokowi meresmikan Kereta Cepat Jakarta-Bandung pada Senin (2/10). Sandiaga memastikan kondisi Luhut sudah membaik.

"Tetapi saya baru dapat informasi beliau berangsur pulih dan mohon didoakan oleh teman-teman," tambahnya.

Rupiah Loyo Imbas Hamas-Israel

Berdasarkan data Bloomberg pada Senin (9/10), pukul 14.10 WIB, kurs rupiah sentuh Rp 15.703 per dolar AS, melemah 90,50 poin atau 0,58 persen.

Namun demikian, pelemahan kurs tersebut tak hanya terjadi pada rupiah, namun juga berbagai mata uang lainnya. Seperti yen Jepang, baht Thailand, hingga peso Filipina.

"Sentimen risiko global menjadi rapuh setelah pasukan Israel bentrok dengan orang-orang bersenjata dari kelompok Palestina Hamas pada akhir pekan, beberapa jam setelah militan melancarkan serangan mendadak terhadap Israel pada hari kekerasan paling mematikan di negara itu selama 50 tahun," tulis ekonom Wells Fargo seperti dilansir Reuters, Senin (9/10).

Selain faktor konflik Hamas-Israel, kenaikan dolar AS juga didukung oleh data ekonomi Negeri Paman Sam tersebut, seperti kenaikan lapangan kerja di tengah proyeksi peningkatan inflasi.