Resmi, UNESCO Tetapkan Sumbu Filosofi Yogya sebagai Warisan Budaya Dunia
Oleh Pandangan Jogja
Plengkung Nirbaya (Plengkung Gading) diambil dari sisi selatan. Foto: Tepas Tandha Yekti Karaton Ngayogyakarta
Plengkung Nirbaya (Plengkung Gading) diambil dari sisi selatan. Foto: Tepas Tandha Yekti Karaton Ngayogyakarta

Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO), menetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai world heritage atau warisan dunia.

Penetapan itu dilakukan pada Sidang ke-45 Komite Warisan Dunia (World Heritage Committee) UNESCO di Riyadh, Arab Saudi, pada Selasa (18/9) pukul 21.07 WIB atau 17.07 waktu setempat.

Ketua Komite Warisan Dunia UNESCO, Abdulelah Al-Tokhais, dalam sidang tersebut mengesahkan Sumbu Filosofi Yogya sebagai warisan dunia setelah tidak ada negara yang memberikan sanggahan.

“Selamat untuk Indonesia atas nama seluruh komite,” kata Abdulelah Al-Tokhais, setelah mengesahkan Sumbu Filosofi sebagai warisan dunia, Senin (18/9).

Sidang penetapan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai warisan dunia oleh UNESCO, di Riyadh, Arab Saudi, Senin (18/9). Foto: UNESCO
Sidang penetapan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai warisan dunia oleh UNESCO, di Riyadh, Arab Saudi, Senin (18/9). Foto: UNESCO

Sumbu Filosofi Yogyakarta yang dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO bertajuk lengkap The Cosmological Axis of Yogyakarta and Its Historic Landmarks, diakui sebagai warisan dunia karena dinilai memiliki arti penting secara universal.

Menanggapi hal tersebut, Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Arab Saudi, Abdul Aziz Ahmad, menyampaikan terima kasihnya kepada Komite Warisan Dunia UNESCO atas ditetapkannya Sumbu Filosofi Yogyakarta ke dalam Daftar Warisan Dunia.

“Kami merasa terhormat untuk menyumbangkan permata ke dalam daftar warisan dunia,” kata Abdul Aziz.

Sementara itu, Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X, yang hadir mewakili Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, menjelaskan bahwa Sumbu Filosofi Yogyakarta merupakan bukti bahwa peradaban Jawa serta tradisi budayanya masih hidup dan terus dilestarikan sejak Abad ke-18.

“Kesultanan Yogyakarta Hadiningrat telah menjadi pusat peradaban Jawa yang berkembang melalui beragam tradisi budaya dan praktik pemerintahan, hukum adat, seni, sastra, festival, dan ritual upacara,” kata KGPAA Paku Alam X.

Bird-eye-view Sumbu Filosofi Yogyakarta. Foto: Tyas A. Putra | Copyright: © Management Unit for the Cosmological Axis of YogyakartaSource: Nomination dossier
Bird-eye-view Sumbu Filosofi Yogyakarta. Foto: Tyas A. Putra | Copyright: © Management Unit for the Cosmological Axis of YogyakartaSource: Nomination dossier

Pemerintah DIY menurut dia juga akan berkomitmen untuk terus melestarikan Sumbu Filosofi Yogyakarta yang kini telah berstatus sebagai warisan dunia.

“Kami berkomitmen untuk melestarikan Sumbu Filosofi seperti yang telah kami lakukan selama berabad-abad,” ujarnya.

Dia menjamin, bahwa Pemda DIY juga akan mempertahankan nilai universal yang luar biasa dari Sumbu Filosofi Yogyakarta untuk generasi mendatang.

“Kami sangat menghargai dukungan Anda dan dengan hormat mengundang seluruh delegasi untuk mengunjungi Sumbu Filosofi Yogyakarta. Terima kasih, matur nuwun,” ujar KGPAA Paku Alam X.

https://kumparan.com/pandangan-jogja/resmi-unesco-tetapkan-sumbu-filosofi-yogya-sebagai-warisan-budaya-dunia-21DLwKZEJML

What's your reaction?

Comments

https://www.hitabatak.com/assets/images/user-avatar-s.jpg

0 comment

Write the first comment for this!

Facebook Conversations