RI Kekurangan Stok Beras, Bapanas: Harus Impor Meski Pahit
Bapanas akan segera merealisasikan impor beras akibat stok yang kian menipis. #bisnisupdate #update #bisnis #text
Kepala Perum Bulog Sub Drive Meulaboh Hafizhsyah melihat proses pengemasan beras untuk Rakyat Sejahtera (Rastra). Foto: Antara/Syifa Yulinnas
Kepala Perum Bulog Sub Drive Meulaboh Hafizhsyah melihat proses pengemasan beras untuk Rakyat Sejahtera (Rastra). Foto: Antara/Syifa Yulinnas

Badan Pangan Nasional atau Bapanas buka suara terkait peritel yang mengaku kesulitan mendapatkan pasokan beras premium, hingga sebabkan pembatasan pembelian beras di ritel modern.

Menurut Arief, dengan kondisi RI saat ini yang kekurangan cadangan beras, pihaknya mau tidak mau harus merealisasikan kuota impor secepat mungkin, demi memenuhi kebutuhan beras masyarakat Indonesia.

Bahkan Arief yang saat ini juga duduk di kursi Dewan Pengawas Perum Bulog menyebutkan, importasi beras ini memang perlu dijalankan meskipun pahit.

"Walaupun sangat pahit, Importasi saat ini harus dijalankan. Mungkin tidak populer saya sampaikan, tetapi harus dikerjakan untuk pemenuhan kebutuhan saat ini," tutur Arief kepada kumparan pada Minggu (11/2).

Adapun saat ini, Arief bilang, pihaknya telah merealisasikan 500.000 ton pertama impor beras dari total kuota impor penugasan 2024 sebanyak 2 juta ton dan akan masuk pada Maret mendatang.

Menurutnya, importasi ini dilakukan untuk mencegah kelangkaan sehingga dapat menjaga stabilitas harga beras di petani dan juga konsumen.

“Mulai direalisasikan 500.000 ton pertama, Masuk 2024. Importasi terukur dilakukan, jadi harga petani juga harus diperhatikan,” tambahnya.

Selain mulai merealisasikan kuota impor penugasan 2024, lebih lanjut Arief menjelaskan pihaknya tengah berupaya untuk mempercepat bongkar muat kapal kargo berisi beras kuota impor 2023 yang direalisasikan pada tahun ini, sebanyak 500.000 ton.

"Aksi yang dikerjakan saat ini (di antaranya) bongkar kapal beras luar negeri di beberapa Port, bongkar muat ex 2023," imbuh Arief.

Di sisi lain, Arief menuturkan pihaknya terus berlomba dengan konsumsi masyarakat untuk memasok ke ritel-ritel maupun pasar tradisional, sementara saat ini telah didistribusikan sebanyak 200.000 ton, setelah menyuplai jumlah yang sama ke penggilingan pada akhir tahun lalu.

“Supply ke peritel dari Bulog sudah berjalan, adu cepat dengan pembelian, masyarakat, saat ini sampai dengan Maret 2024 juga dialokasikan 200.000 ton, 50.000 ton-nya kita berikan ke Food Station atas permintaan Gubernur DKI Jakarta dengan BUMD (sektor) pangannya,” jelas Arief.

“Nyambung terus dari tahun lalu, karena kita tahu ada keterbatasan tanam akibat kurang air atau el nino, 2 kali 200.000 ton beras komersial ke penggiling padi. 1.2 juta Ton SPHP (stabilisasi pasokan dan harga pangan) ke outlets,” tambahnya.

Sementara, terkait kelangkaan ini, Arief menyebutkan telah bersiap sejak tahun lalu. "Dari tahun lalu sudah mulai disiapkan. Sehingga Bantuan Pangan Beras Pemerintah, SPHP dan GPM (Gerakan Pangan Murah) berjalan terus. Khusus untuk 22 juta KPM (Keluarga Penerima Manfaat), masyarakat kita yang paling memerlukan bantuan pangan beras, pemerintah akan dimulai kembali tanggal 15 Feb 2024 setelah pencoblosan. Pemerintah sangat menghormati proses Pemilu dan tidak ada politisasi," pungkas Arief.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas)/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi menghadiri Gerakan Pangan Murah (GPM) di Surakarta, Kamis (13/4/2023). Foto: Bapanas
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas)/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi menghadiri Gerakan Pangan Murah (GPM) di Surakarta, Kamis (13/4/2023). Foto: Bapanas

Dalam catatan kumparan, General Manager Unit Bisnis Bulog Sentra Niaga, Topan Ruspayandi, mengatakan pihaknya menargetkan sampai Maret nanti akan tiba beras impor di Indonesia sebanyak 600 ribu ton.

"Kita itu sudah berkontrak 500 ribu ton. Target akhir Maret masuk semua. Jadi carry out yang 100 ribu ton sisa (kontrak 2023), dan 500 ribu ton baru kontrak (2024)," kata Topan di agenda Panen News FGD di Hotel Kaisar Jakarta Selatan, Jumat (9/2).

Jumlah itu terdiri dari 500 ribu ton beras impor dari kontrak tahun 2024, dan 100 ribu ton realisasi beras impor yang sudah terkontrak 2023 lalu.

Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Roy N Mandey, saat ini peritel mulai kesulitan mendapatkan suplai beras tipe premium lokal dengan kemasan 5 kg.

Keterbatasan suplai beras tersebut disebabkan masa panen yang diperkirakan akan terjadi pada pertengahan bulan Maret 2024, serta bersamaan pula dengan belum masuk nya beras tipe medium (SPHP) yang diimpor Pemerintah.

Berdasarkan pantauan kumparan di toko ritel modern Alfamidi, Jalan Poltangan, Jakarta Selatan, pembelian beras premium dibatasi dua kemasan per orang.

Pembatasan ini berlaku untuk pembelian beras premium kemasan 5 kg dan 10 kg. Menurut pengakuan pramuniaga di toko tersebut, pembatasan telah berlaku sejak dua bulan yang lalu.

Tidak hanya Alfamidi, toko ritel modern besar Super Indo juga menerapkan pembatasan serupa. Berdasarkan pantauan kumparan di Super Indo Pasar Rebo, toko ritel modern besar di bawah perusahaan patungan Delhaize Group dan Salim Group ini, membatasi pembelian beras premium dan medium dua kemasan per orang.

https://kumparan.com/kumparanbisnis/ri-kekurangan-stok-beras-bapanas-harus-impor-meski-pahit-228zHDROeZD

What's your reaction?

Comments

https://www.hitabatak.com/assets/images/user-avatar-s.jpg

0 comment

Write the first comment for this!

Facebook Conversations