Riset: Gen Z Rela Turun Gaji di Tempat Baru Ketimbang Menetap di Kantor Toxic
Gen Z cenderung memilih turun gaji demi mendapatkan lingkungan kerja yang ideal dan yang mereka inginkan. #kumparanTECH
Ilustrasi rekan kerja toxic  Foto: Shutterstock
Ilustrasi rekan kerja toxic Foto: Shutterstock

HP merilis riset terbaru dengan nama HP Work Relationship Index. Produsen laptop hingga printer itu, menemukan fakta bahwa para pekerja intelektual (knowledge worker) di beberapa negara, termasuk Indonesia, rela turun gaji demi mendapat hubungan baik di tempat kerja lain.

Indonesia berada di urutan ketiga (91 persen) setelah India (96 persen) dan Brasil (92 persen). Di bawah Indonesia ada Meksiko dengan persentase 90 persen.

Angka 91 persen itu terdiri dari responden generasi milenial dan gen Z, mereka mayoritas bersuara sama. 93 persen pekerja gen Z dan 89 persen pekerja milenial bersedia menerima turun gaji demi hubungan yang lebih baik dengan pekerjaan baru mereka.

"Produktivitas, moral kerja, dan keterlibatan pekerja, akan menurun ketika hubungan dengan pekerjaan tidak sehat," kata Managing Director HP Indonesia, Choon Teck Lim.

"Perusahaan yang paling sukses, dibangun di atas budaya yang mendukung pekerja untuk berprestasi dalam kariernya dan juga berkembang di luar pekerjaan."

Choon Teck, yang akrab disapa CT, membeberkan beberapa tips, untuk meningkatkan kebahagiaan seorang karyawan, dalam konteks menyeimbangkan pekerjaan dengan kehidupan pribadi. Setidaknya cara ini telah lama dilakukan di HP dan telah membudaya di kalangan karyawan.

Kombinasi WFO-WFH

Ilustrasi Work From Home. Foto: Shutter Stock
Ilustrasi Work From Home. Foto: Shutter Stock

"HP mendorong karyawan untuk menyeimbangkan antara keluarga dan minat pribadi. HP memercayai bahwa sistem kerja hybrid adalah kunci terciptanya keseimbangan antara budaya dan tempat kerja yang suportif." kata dia.

"HP menerapkan minimum 2 hari kerja dari kantor (WFO) untuk memastikan keterhubungan antarkaryawan dan kolaborasi atau pemecahan masalah yang efektif. HP juga mengukur pencapaian dari hasil dan juga proses untuk mencapai hasil tersebut."

Choon Teck mengatakan bahwa para leader sebaiknya memberikan keleluasaan dalam menciptakan lingkungan kerja kolaboratif. Misalnya, skenario percakapan dua arah antara karyawan dengan para leader berbagi tentang ide termasuk soal apa yang perlu dilakukan untuk kesuksesan perusahaan.

Reward untuk karyawan

Choon Teck mengatakan bahwa karyawan perlu mendapat apresiasi dan pengakuan saat kinerjanya sukses. Apreasiasi atas pencapaian tim atau individu (saat memenangkan kesepakatan atau penghargaan dari pihak eksternal), dan penghargaan internal bagi karyawan berkinerja terbaik perlu diberikan untuk menginspirasi dan memotivasi karyawan lainnya.

"HP juga merayakan acara pribadi karyawan untuk membuat mereka merasa dihargai sebagai anggota keluarga HP."

Perusahaan tempat ia bekerja pun menerapkan momen meluangkan waktu untuk bermain olahraga bersama. Misalnya seperti bulu tangkis, lari, dan yoga. HP juga memiliki Giving Me Day, yang merupakan inisiatif dari global, untuk memberikan waktu bagi karyawan untuk beristirahat atau melakukan urusan pribadi mereka tanpa mengurangi jatah cuti tahunan.

https://kumparan.com/kumparantech/riset-gen-z-rela-turun-gaji-di-tempat-baru-ketimbang-menetap-di-kantor-toxic-21oOnvnWzfw

What's your reaction?

Comments

https://www.hitabatak.com/assets/images/user-avatar-s.jpg

0 comment

Write the first comment for this!

Facebook Conversations