Sudah Ada 167 Gempa di Bawean, BMKG Imbau Masyarakat Jangan Takut

Gempa susulan masih terus terjadi di wilayah Bawean dan sekitarnya. Hingga Sabtu (23/3) siang sudah terjadi 167 kali gempa.

"Hasil monitoring Gempa Bawean oleh BMKG hingga Sabtu siang pukul 12.00 WIB tercatat sebanyak 167 kali gempa, dengan frekuensi kejadian yang semakin jarang," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono.

"Jika kemarin dalam satu jam mencapai 19 kali gempa, data terkini tunjukkan 1 jam hanya 3 gempa. Semoga kondisi segera stabil dan aman kembali," imbuhnya.

Daryono kemudian menjelaskan mengapa gempa susulan terus terjadi usai gempa terkuat 6,5 magnitudo pada Jumat (22/3) sore. Katanya, gempa ini berkarakteristik gempa dangkal.

"Mengapa Gempa Bawean banyak gempa susulan? Gempa Bawean banyak susulannya karena karakter gempa kerak dangkal Bawean terjadi di batuan kerak permukaan yang batuannya heterogen," katanya.

"Sehingga rapuh mudah patah, berbeda dengan gempa kerak samudera yang batuan homogen-elastik miskin gempa susulan," imbuhnya.

Lantas ada juga yang mempertanyakan, mengapa gempa masih terjadi padahal gempa kuat sudah terjadi?

Terkait ini, Daryono punya jawaban. Menurutnya, hal tersebut fenomena yang lazim terjadi.

"Gempa susulan sesuatu yang lazim terjadi pascagempa kuat, bukan untuk ditakuti. Banyaknya gempa susulan hanya sekadar gambaran kondisi batuan yang rapuh mudah deformasi," kata dia.

"Gempa susulan yang banyak justru dapat memberi informasi peluruhan sehingga kita jadi tahu aktivitas gempa akan segera berakhir," tutupnya.